Aska tengah bersiap di kamarnya , ketika terdengar ketukan di pintu .
" Ya ." Jawabnya .
Tak lama pintu terbuka .
Ayu nampak sedang mendorong kursi roda Aji masuk ke dalam kamarnya .
" Ada apa Pak ?" Tanya Aska ,lalu memberi kode kepada Ayu untuk meninggalkan mereka berdua disana .
" Kamu hari ini nggak ke kantor ?"
Aska menggeleng ." Aku udah bilang kan , hari ini ada acara ulang tahun kantor ...jadi tidak ada kegiatan di kantor ."
Aji hanya mengangguk .
" Atau Pak Aji mau ikut hadir di acara itu ?" Tawarnya .
" Nggak deh ." Aji diam sebentar , menundukkan kepalanya , lalu menatap Aska yang tengah memakai jasnya ." Semalam Bapak mimpi bertemu Alia ." Ucapnya datar .
Mendengar itu , Aska menghentikan sebentar kegiatannya , menatap ke Aji yang terlihat gamang .
" Dalam mimpi Bapak , Alia terlihat sangat bahagia ..."
Aska hanya menarik nafas panjang , tak berkomentar .
" Semoga memang seperti itu kenyataannya ." Lanjutnya , menatap lekat ke Aska ." Sekali lagi Bapak minta maaf atas semua yang terjadi ..."
" Sudahlah Pak ,nggak usah bahas itu lagi ya ."
" Mungkin sekarang saatnya kamu mengakhiri semua sandiwara ini ."
" Maksudnya ?" Tanya Aska kaget .
" Akuilah yang sebenarnya terjadi kepada semua orang ...setelah ini kamu bisa memulai hidup baru ."
Aska menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Aji .
" Pak ,kita sudah membahasnya kemarin kan soal ini ..."
Aji mengangguk ." Tetapi sikap kamu yang seperti ini , membuat saya semakin merasa bersalah ."
" Kenapa bilang begitu ?"
" Kamu masih menganggap saya ini mertua kan ?" Tanya nya lagi , dari nada suaranya ada ketegasan disana dan memang kondisi Aji yang sekarang sudah mengalami banyak kemajuan .
Aska menatapnya , diam .
Dengan sedikit bersusah payah dan bergetar , Aji meraih tangan kanan Aska .
" Ada apa ?" Tanya Aska bingung .
Tanpa menjawab , Aji meraih jari tangannya yang langsung tertuju ke jari manisnya , menarik sebuah cincin yang tersemat sampai terlepas .
Aska menatapnya bingung ,tapi tetap bungkam .
Aji menatap ke kiri , posisinya sekarang tidak begitu jauh dari balkon . Dengan sekuat tenaga yang dimilikinya sekarang , ia melemparkan cincin ke balkon ...menggelinding di lantai dan akhirnya jatuh keluar melewati pagar teralis balkon .
" kenapa Bapak lakukan ini ?" Tanya Aska sedikit terlihat tegas , namun tak ada emosi disana .
" Sudah saatnya semua ini berakhir ."
Aska membelalakkan matanya .
" Dan karena kondisi Bapak sudah cukup membaik sekarang , Bapak juga mau pindah dari sini ..."
" Pindah ?"
Aji mengangguk .
" Untuk kali ini aku nggak setuju ." Tegasnya .
" Kalau Bapak disini ,itu akan terus mengingatkan kamu dengan masa lalu tentang Alia ."
Aska meraih kursi roda Aji dan mendekatkan padanya ,lalu kedua tangan nya memegang lengan sosok yang kini duduk didepannya , seorang yang mungkin dianggap orang tuanya sendiri , meski ada sesuatu yang menyakitkan diantara keduanya .
" Pak , aku mau Bapak tetap disini apapun yang terjadi , kalaupun memang Alia tidak akan pernah kembali ."
Sorot mata itu menatapnya penuh rasa bersalah , tak berselang lama ...sudut matanya yang mulai keriput nampak basah .
" Dengan melihat kamu setiap hari begini ...akan semakin membuat rasa bersalah itu semakin besar ." Ucapnya terbata .
Aska mengusap bahunya ." Ini bukan salah Bapak ,jadi nggak perlu merasa begitu ."
Aji menatapnya , kali ini air matanya benar-benar terjatuh di pipi .
" Bapak sudah seperti orangtua sendiri buat aku ,jadi nggak perlu seperti ini ...suatu saat kalau memang Alia kembali dan Bapak ingin bersamanya , aku nggak masalah , tetapi sekarang ...aku mau Bapak tetap disini , jangan pernah berpikir untuk keluar dari rumah ini ..." Ucapnya lagi .
" Kalau memang kamu menganggap Bapak ini orang tua sendiri , boleh Bapak minta sesuatu ?"
Aska mengangguk .
" Ceraikan Alia dan mulai menata hidup baru ."
*****
Rena bersiap di kamarnya , mengenakan dress pendek yang cukup sexy berwarna peach , rambutnya digelung rapi ke atas .
Sekali lagi ia menatap ke cermin , lalu duduk di kursi , membuat riasannya terlihat sempurna .
Hari ini ia akan menghadiri ulang tahun Permana Group , yang dia tahu itu milik Aska Permana .
Nama itu ...yang dilihatnya tertulis di foto yang ada di album milik Nico waktu dilihatnya di kantor kemarin .
Nama dan foto yang seperti tidak asing baginya , walaupun ia merasa belum pernah bertemu ataupun mengenalnya sama sekali .
" Sayaaaang ,udah siap ?"
Nico sudah berdiri di depan pintu kamarnya . Tak ada yang spesial dari penampilannya kali ini ,sama seperti setiap hari saat ke kantor .
Rena mengangguk dan hanya menatapnya dari balik kaca .
Nico mendekat , lalu memegangi kedua bahunya . Menatap dari balik kaca .
" Perfect ..." Puji Nico , lalu melihat jam ditangannya ." Oh ya , nanti kamu kesana bareng sama Roy ."
Rena membalikkan badan dan berdiri ." Roy ?!" Tanyanya kaget .
Ia mengenal Roy sebagai sahabat dekat Nico yang juga rekan bisnisnya .
Nico mengangguk .
" Tapi kamu kan juga datang ?" Tanya Rena lagi curiga .
" Iya , aku juga kesana tapi sendirian ..."
Rena menatapnya heran .
" Dan ingat satu hal ,saat disana nanti ...kita harus seperti tak saling mengenal ."
" Kenapa begitu ?!"
" Sayaang , ayolah nggak usah banyak tanya ."
" Tapi aku mau tahu kenapa ?" Tuntutnya .
Nico mendesah pelan ." Suatu hari nanti aku cerita semua , yang pasti hubungan aku sama Aska saat ini tidak terlalu baik , jadi aku tidak mau kamu terlibat dalam hal ini untuk sekarang ...ok "
Mau tidak mau Rena mengangguk .
Nico tersenyum melihatnya .
Setelah dipastikannya kalau nanti Rena akan bertemu dengan Aska . Sudah direncanakan juga sesuatu untuk Rena setelah ini .
Dengan menggandeng tangan Rena keluar kamar , ia semakin tak sabar menunggu saat itu tiba .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Tiwik Firdaus
semoga rena cepat sadar dari ingatannya kasian azka
2022-03-16
0
Sarah Yulianty
kasihan Rena di buat alat pembalasan dendam Nocolas terhadap Aska. licik...
2022-03-08
0
Fawas Aficieanna
next thor semangat up
2022-02-26
0