" Pagi tuan muda ..."
BRAKK !!!
Nico terjatuh di sofa kamarnya dengan celana panjang yang masih memasuki satu kakinya ,sementara kaki satunya masih menampakkan boxer warna hitam .
" Sayang ...apa tidak bisa ketuk pintu dulu sebelum masuk ." Dengan kesal ia mempercepat memasukkan satu lagi kakinya ke lubang celana sambil duduk di sofa .
Rena terbahak , lalu berjalan masuk dan mendekat , melemparkan map warna merah ke sampingnya .
" Apa ?" Tanyanya bingung .
" Dokumen dari PT Perwira Nusantara ."
Nico membetulkan posisi duduknya , meski belum memakai celana dengan benar , lalu membuka map di sampingnya .
Kerjasama dengan PT Perwira Nusantara akan menjadi sangat krusial bagi kemajuan perusahaannya .
Ia tersenyum senang .
Selangkah lagi dan mimpinya akan tercapai , perusahaan nya akan semakin berada di puncak .
" Memang PT Perwira Nusantara siapa pemiliknya ...?" Tanya Rena , lalu duduk menyanding .
Nico hanya menatapnya heran .
" Apa aku pernah bertemu ?"
Kali ini Nico menggeleng ." Namanya Arya Perwira ..."
Rena diam sebentar , mengingat sesuatu ." Aku sering mendengar namanya , tapi tak pernah tahu seperti apa wajahnya ..."
Nico berdiri , menarik celananya ke atas .
" Sudah tua ?" Tanya Rena lagi .
" No ...belum juga 30 tahun , paling 25 tahunan ."
" Wow..." Rena nampak antusias ." Seusia kamu ?"
" Maybe ..."
Rena berdiri , menata dasi yang melingkar di leher nya ." Perfect ."
" Kamu mau menemuinya sekarang ...?"
Nico menggeleng ." Arya itu jarang mau bertemu tanpa janji terlebih dulu ..."
" Hmmm ...sepetinya cukup sulit ." Ucap Rena pelan ." Apa perlu aku turun tangan .." Tawarnya .
Nico memicingkan matanya ." Maksudnya ?"
" Siapa tahu kalau aku yang maju , yang namanya Arya itu lebih mudah untuk di taklukkan ." Rena mengedipkan sebelah mata .
" Jangan macam-macam , dia sudah beristri ."
" Oh ya ..."
Nico mengangguk .
" Its oke ...nanti aku pikirkan cara lain , yang penting perusahaan akan tetap menjalin kerja sama dengan PT Perwira ..." Rena mendekat dan menggandeng tangannya keluar ." Sekarang kita sarapan ,aku sudah lapar ."
*****
Di tempat lain .
Aska sedang bersiap di kamarnya , setelah menyemprotkan parfume ke tubuh , ia merapikan lagi kemeja dan jas nya , melihat sekali lagi di depan kaca .
Selesai .
Ia membalikkan badan dan berjalan keluar .
" Pagi Pak ." Sumi menyapanya sembari menyiapkan dua piring di meja makan .
" Pagi ."
Aska mengambil gelas berisi air putih dan meminumnya hingga tersisa setengahnya .
" Pak Aji mana ?" Tanya nya , sambil mengambil selembar roti ...lalu mengoleskan selai coklat di atasnya .
" Masih di dalam ."
Tak lama Suster Ayu mendorong kursi roda menuju meja makan .
" Itu mereka ." Lanjut Sumi .
" Kamu pagi-pagi sudah mau ke kantor ?" Tanya Aji , laki-laki tua yang sedang duduk dikursi roda ...bicaranya sedikit cadel , karena sebagian tubuhnya mengalami stroke .
Aska mengangguk ." Ada meeting penting pagi ini ."
Suster Ayu membantu menyiapkan sarapan bubur untuknya .
" Semoga semua lancar ." Ucapnya terbata .
Aska hanya menanggapinya dengan senyuman , sambil mengunyah roti di mulutnya .
*****
" Siang ini aku mau bertemu dengan Jessi ..." Ucap Rena .
" Mau apa ?" Tanya Nico , lalu menghabiskan kopi di cangkirnya .
" Biasalah dia butuh teman curhat ..."
" Hey ...sayang , disini tugas kamu merawat aku , bukannya Jessi ."
Nico menatapnya manja .
" Oh ya ...tapi siang ada waktu istirahat bukan ..." Rena mendekatkan wajahnya ,dengan jarak yang sangat dekat , membuat Nico sedikit salah tingkah .
" Terserahlah ..." Ucap Nico akhirnya .
" Jealous ?"
Nico melotot , lalu berdiri dan berjalan keluar .
" Hey tunggu , map kamu tertinggal ."
Rena berlari mengejarnya .
Sebelum masuk mobil , diambilnya map di tangan Rena , lalu pergi begitu saja tanpa bicara .
Setelah Nico berangkat , ia kembali masuk ke rumah , membereskan meja makan .
Sementara di dapur Bik Tatik mungkin sedang memasak atau sekedar membersihkan dapur , entahlah .
Setelah merapikan meja makan , ia bergegas masuk ke kamar Nico yang juga pasti sangat berantakan . Seperti inilah kebiasaan nya sehari-hari yang tak pernah berubah , setelah setahunan ia berada disini .
Merapikan sprei , melipat selimut , selesai .
Ia duduk di pinggiran ranjang , menatap sekeliling kamar .
Kegiatannya setiap pagi yang selalu dilakukan setelah Nico berangkat ke kantor .
" Rena ..." Terdengar teriakan memanggil namanya .
" Iya Bik ."
Ia berlari keluar dan menemui Bik Tatik yang sedang sarapan .
" Cobain browniesnya ."
Rena mengambil piring kecil dan garpu , lalu mengambil sepotong brownies di piring saji .
" Enak ...resep baru ya ?" Tanyanya , setelah mencoba sesuap .
Bik Tatik mengangguk ." Bibik buat banyak , sama mau dikirim ke kampung ..." Ucapnya lagi .
" Buat anak-anak , sebagai obat kangen , sudah lama kan nggak pulang kampung ."
Rena mengangguk .
Bik Tatik menatapnya serius . " Memangnya kamu tidak kangen sama keluarga ?"
Rena hanya menatap dengan pandangan kosong , sambil memainkan garpu di piring .
" Mau kangen bagaimana , aku bahkan tidak tahu punya keluarga atau tidak ." Ucapnya sendu .
Bik Tatik meraih tangannya . " Sabar ya , suatu saat pasti kamu bertemu dengan keluarga yang sebenarnya ."
Rena tersenyum hambar , lalu menyuapkan brownies ke mulutnya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
nyiur melambai
si rena istrinya aska ya ..dia hilang ingatan karna tertabrak mobilnya nico
duh kasian
2022-07-04
0
YuRà ~Tamà💕
Setahun berlalu dgn Alia yg kehilangan ingatannya~~~
2022-03-07
1
Cha Chrystle
oh rena ini alia... terus pak aji ini pa pi anya rena #mungkin kena stroke pas rena kabur tahun lalu kyknya...
2022-02-10
0