BAB 2

" Pagi tuan muda ..."

BRAKK !!!

Nico terjatuh di sofa kamarnya dengan celana panjang yang masih memasuki satu kakinya ,sementara kaki satunya masih menampakkan boxer warna hitam .

" Sayang ...apa tidak bisa ketuk pintu dulu sebelum masuk ." Dengan kesal ia mempercepat memasukkan satu lagi kakinya ke lubang celana sambil duduk di sofa .

Rena terbahak , lalu berjalan masuk dan mendekat , melemparkan map warna merah ke sampingnya .

" Apa ?" Tanyanya bingung .

" Dokumen dari PT Perwira Nusantara ."

Nico membetulkan posisi duduknya , meski belum memakai celana dengan benar , lalu membuka map di sampingnya .

Kerjasama dengan PT Perwira Nusantara akan menjadi sangat krusial bagi kemajuan perusahaannya .

Ia tersenyum senang .

Selangkah lagi dan mimpinya akan tercapai , perusahaan nya akan semakin berada di puncak .

" Memang PT Perwira Nusantara siapa pemiliknya ...?" Tanya Rena , lalu duduk menyanding .

Nico hanya menatapnya heran .

" Apa aku pernah bertemu ?"

Kali ini Nico menggeleng ." Namanya Arya Perwira ..."

Rena diam sebentar , mengingat sesuatu ." Aku sering mendengar namanya , tapi tak pernah tahu seperti apa wajahnya ..."

Nico berdiri , menarik celananya ke atas .

" Sudah tua ?" Tanya Rena lagi .

" No ...belum juga 30 tahun , paling 25 tahunan ."

" Wow..." Rena nampak antusias ." Seusia kamu ?"

" Maybe ..."

Rena berdiri , menata dasi yang melingkar di leher nya ." Perfect ."

" Kamu mau menemuinya sekarang ...?"

Nico menggeleng ." Arya itu jarang mau bertemu tanpa janji terlebih dulu ..."

" Hmmm ...sepetinya cukup sulit ." Ucap Rena pelan ." Apa perlu aku turun tangan .." Tawarnya .

Nico memicingkan matanya ." Maksudnya ?"

" Siapa tahu kalau aku yang maju , yang namanya Arya itu lebih mudah untuk di taklukkan ." Rena mengedipkan sebelah mata .

" Jangan macam-macam , dia sudah beristri ."

" Oh ya ..."

Nico mengangguk .

" Its oke ...nanti aku pikirkan cara lain , yang penting perusahaan akan tetap menjalin kerja sama dengan PT Perwira ..." Rena mendekat dan menggandeng tangannya keluar ." Sekarang kita sarapan ,aku sudah lapar ."

*****

Di tempat lain .

Aska sedang bersiap di kamarnya , setelah menyemprotkan parfume ke tubuh , ia merapikan lagi kemeja dan jas nya , melihat sekali lagi di depan kaca .

Selesai .

Ia membalikkan badan dan berjalan keluar .

" Pagi Pak ." Sumi menyapanya sembari menyiapkan dua piring di meja makan .

" Pagi ."

Aska mengambil gelas berisi air putih dan meminumnya hingga tersisa setengahnya .

" Pak Aji mana ?" Tanya nya , sambil mengambil selembar roti ...lalu mengoleskan selai coklat di atasnya .

" Masih di dalam ."

Tak lama Suster Ayu mendorong kursi roda menuju meja makan .

" Itu mereka ." Lanjut Sumi .

" Kamu pagi-pagi sudah mau ke kantor ?" Tanya Aji , laki-laki tua yang sedang duduk dikursi roda ...bicaranya sedikit cadel , karena sebagian tubuhnya mengalami stroke .

Aska mengangguk ." Ada meeting penting pagi ini ."

Suster Ayu membantu menyiapkan sarapan bubur untuknya .

" Semoga semua lancar ." Ucapnya terbata .

Aska hanya menanggapinya dengan senyuman , sambil mengunyah roti di mulutnya .

*****

" Siang ini aku mau bertemu dengan Jessi ..." Ucap Rena .

" Mau apa ?" Tanya Nico , lalu menghabiskan kopi di cangkirnya .

" Biasalah dia butuh teman curhat ..."

" Hey ...sayang , disini tugas kamu merawat aku , bukannya Jessi ."

Nico menatapnya manja .

" Oh ya ...tapi siang ada waktu istirahat bukan ..." Rena mendekatkan wajahnya ,dengan jarak yang sangat dekat , membuat Nico sedikit salah tingkah .

" Terserahlah ..." Ucap Nico akhirnya .

" Jealous ?"

Nico melotot , lalu berdiri dan berjalan keluar .

" Hey tunggu , map kamu tertinggal ."

Rena berlari mengejarnya .

Sebelum masuk mobil , diambilnya map di tangan Rena , lalu pergi begitu saja tanpa bicara .

Setelah Nico berangkat , ia kembali masuk ke rumah , membereskan meja makan .

Sementara di dapur Bik Tatik mungkin sedang memasak atau sekedar membersihkan dapur , entahlah .

Setelah merapikan meja makan , ia bergegas masuk ke kamar Nico yang juga pasti sangat berantakan . Seperti inilah kebiasaan nya sehari-hari yang tak pernah berubah , setelah setahunan ia berada disini .

Merapikan sprei , melipat selimut , selesai .

Ia duduk di pinggiran ranjang , menatap sekeliling kamar .

Kegiatannya setiap pagi yang selalu dilakukan setelah Nico berangkat ke kantor .

" Rena ..." Terdengar teriakan memanggil namanya .

" Iya Bik ."

Ia berlari keluar dan menemui Bik Tatik yang sedang sarapan .

" Cobain browniesnya ."

Rena mengambil piring kecil dan garpu , lalu mengambil sepotong brownies di piring saji .

" Enak ...resep baru ya ?" Tanyanya , setelah mencoba sesuap .

Bik Tatik mengangguk ." Bibik buat banyak , sama mau dikirim ke kampung ..." Ucapnya lagi .

" Buat anak-anak , sebagai obat kangen , sudah lama kan nggak pulang kampung ."

Rena mengangguk .

Bik Tatik menatapnya serius . " Memangnya kamu tidak kangen sama keluarga ?"

Rena hanya menatap dengan pandangan kosong , sambil memainkan garpu di piring .

" Mau kangen bagaimana , aku bahkan tidak tahu punya keluarga atau tidak ." Ucapnya sendu .

Bik Tatik meraih tangannya . " Sabar ya , suatu saat pasti kamu bertemu dengan keluarga yang sebenarnya ."

Rena tersenyum hambar , lalu menyuapkan brownies ke mulutnya .

Terpopuler

Comments

nyiur melambai

nyiur melambai

si rena istrinya aska ya ..dia hilang ingatan karna tertabrak mobilnya nico
duh kasian

2022-07-04

0

YuRà ~Tamà💕

YuRà ~Tamà💕

Setahun berlalu dgn Alia yg kehilangan ingatannya~~~

2022-03-07

1

Cha Chrystle

Cha Chrystle

oh rena ini alia... terus pak aji ini pa pi anya rena #mungkin kena stroke pas rena kabur tahun lalu kyknya...

2022-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!