Mantan Lagi

Mereka menunggu operasinya selesai Dan berharap kesembuhan untuk Dimas,

" Kamu temannya Dimas??" tanya Ibu Dimas

" Iya Bu, saya Sandi ini teman saya Rifaya" jawab sandi ramah lalu bersalaman dengan kedua orang tua Dimas di ikut Aya

"Ohh,.. ini yang namanya Rifaya" kata Ibu Dimas seraya melihat wajah Aya

" Iya bu, Saya Rifaya " jawab Aya mengangguk

" Dimas Tadi dari rumah kamu kan??

" Iya, Baru pamitan dari rumah gak lama dapet kabar buruk dari sandi"

"Harusnya aku cegah dia supaya Gak kesana" celoteh ibu dimas

"Maaf bu, Saya juga gak tau akan seperti ini" jawab Aya lirih

"Mamah.. kenapa kaya gitu ngomongnya...??" Potong Ayah dimas

"Maaf ya nak ," seru Aya Dimas

lagi-lagi Aya hanya mengangguk Sandi pun hanya terdiam tak bisa bergumam karena takut membuat situasi menjadi tak nyaman

" Mah , kamu gak boleh bicara seperti itu dengan mereka" kata Ayah Dimas

" Mamah cuma gak terima semua ini "

" Tapi mamah gak bisa salahin mereka juga, ini semua sudah takdir mah,. "

ibu Dimas hanya diam memikirkan ucapannya tadi yang mungkin memang tak pantas menyalahkan kedua teman Dimas

"Mereka udah peduli dengan dimas, buktinya mereka tetap disini menunggu dimas. coba mamah fikiran lagi, jangan menuduh dan bersikap buruk kepada mereka" tuah Ayah dimas

" iya yah, aku ngerti , sikap aku udah salah "

Setelah operasinya selesai Dimas di rawat di ruang VIP.Dokter memberitahukan Untuk sementara pasien tidak boleh di ganggu hanya keluarga yang dapat menemani, Aya dan sandi pun pulang hanya ibu dan ayahnya yang menjaga

" Makasih ya, maaf tadi saya bicara gak baik kepada kalian" ucap Ibu dimas

"Iya Bu gak apa-apa kita faham kok dengan situasinya , kami pulang dulu semoga Dimas cepat sadar dan sembuh " kata Sandi

Aya hanya tersenyum paksa menahan perasaan sedih nya itu

Semua sudah takdir ilahi kisah cinta yang baru ingin di mulai sudah mendapat ujian yang begitu besar. Dirinya hanya pasrah dan ingin melalukan yang terbaik untuk Dimas saat ini

Sore harinya setelah pulang dari dinas Aya ingin menemani Dimas yang berharap ia kembali seperti sedia kala ia bertekad menjadi kekasih yang selalu Dimas inginkan walaupun belum ada benih cinta yang tumbuh di hati Aya untuk Dimas meski begitu aya ingin berada disampingnya menemani melewati masa-masa sulit ini

Aya begegas ke RS dibelinya setangkai bunga mawar merah lagi-lagi berharap Dimas sadar kedatangannya kali ini.

Dengan semangat Aya berjalan melangkah cepat menyusuri koridor RS sesekali ia mencium bunga yang di genggam, Aya hampir sampai tepat didepan kamar dimana Dimas dirawat, Aya merapihkan rambut serta mengusap-usap poni yang tak lagi sejajar terbawa angin saat ia berjalan tadi

Aya pun membuka pintu masuk dengan perlahan, Namun ia menahan langkahnya dan berhenti, Aya melihat seorang wanita sedang duduk dan memegang tangan Dimas penuh harapan matanya berbinar sesekali mengusap keningnya dengan lembut,

Aya tampak Asing dengan wajah yang baru ditemuinya itu,

"Siapa dia???Mungkinkah Kakak perempuan Dimas? Atau mungkin Tania?? Mantan dimas???Aya yang bertanya-tanya dalam hati hanya bisa mematung melihatnya

" Dimas, Aku disini ada buat kamu, aku Tania kamu yang selalu kamu godain kalau aku marah,Kamu sadar ya sayang.. aku masih sayang sama kamu , Aku gak bisa lupain kamu, Aku sadar aku yang salah tapi kita bisa perbaiki semua dan kembali seperti dulu, " ucap lirih dengan air mata

Aya yang mendengar semua itu dadanya mulai sesak ia mengambil langkah seribu untuk pergi dari sana, Saat keluar tak sengaja ia berpapasan Sandi dan kekasihnya yang hendak masuk.

"Rifaya...?? Sapa Sandi

Namun Aya tak menyapa mereka hanya mentap tajam dua insan itu lalu pergi.

" Kenapa cewek itu?? Kata Luna kekasih sandi

"Itu Rifaya, gak tau aku juga !! "

"Yaudah yu masuk sayang"

Tania masih duduk disana yang enggan pergi meski ia Sadar kehadirannya sama sekali tak di inginkan Dimas tapi ia selalu memaksakan kehendak demi hubungannya yang masih ia perjuangkan

" Tania??

" Hay san,.. !!" Sapa Tania ramah dan memberi senyuman kepada Luna

Luna membalas tersenyum seraya menganggukan kepala

"Jadi ini alasan Rifaya buru-buru cabut dari sini?? Ada Tania yang jagain Dimas, Tapi emang mereka Udah kenal? Jangan-jangan berantem ini cewek-cewek tapi kayanya gak mungkin dah," Gumam sandi dalam hati yang masih binggung dengan sikap rifaya barusan

" Tania kok lu bisa tau Dimas di RS?? Tanya sandi

"Tadi pagi kebetulan gw ketemu nyokap Dimas di Supermarket gw tanya kabar Dimas dia malah nangis, gw coba tenangin dia dan akhirnya dia cerita kalo Dimas lagi Koma Di RS, gw izin ke nyokapnya buat nemenin Dimas sore ini. " Jawab Tania yang sedari tadi memegang tangan Dimas

" Lu gak sadar Dimas udah gak ada hubungan lagi sama lu" Tanya sandi yang mungkin juga mewakili pertanyaan Aya

"Gw sadar... Sadar banget malah, Tapi gw mau memperbaiki hubungan gw lagi, kita bahkan hampir nikah "

"Itu salah lu, kenapa lu selingkuh ?? Tapi yaudahlah gw gak mau bahas ini, gw kesini cuma mau jenguk Dimas" jawab sandi yang sedikit geram dengan Tania

"Sayang mending kita keluar yu, suasana nya udah gak enak" Titah Sandi sambil meraih tangan kekasihnya keluar ruangan

Disisi lain Aya yang merasa keberadaannya di situasi yang salah duduk ditaman pinggir kolam RS.

"Perasaan apa ini? Sakit ?? Cemburu? Apa pantas? Gw belum punya perasaan sayang atau cinta ke Dimas tapi kenapa hati gw perih liat Cewek lain sedekat itu terlebih itu mantannya, harus kah gw yang mundur membiarkan mereka bersatu kembali, Kalo Dimas sadar apa mungkin dia memilih gw? cewek itu lebih layak jadi pacar Dimas dari pada gw Dia punya cinta dan kasih sayang buat Dimas gw bisa baca dari matanya tadi sedangkan gw udah mati rasa tentang itu,gw takut malah nyakitin Dimas ... kenapa serumit ini , hati ini kenapa ...???

"Tuhan berikan yang terbaik untuk hidup Dimas dan hidupku"

Gumam Aya dalam hatinya yang pasrah

Kebingungan Aya akan perasaannya itu membuat dia dilema,

Satu sisi Aya ingin menjadi Pacar yang baik dan mencoba melupakan kisah perih dari masa lalu bersama Dimas, Di sisi lain tekadnya lemah karena ada wanita yang lebih mencintai Dimas dari pada dia.

Aya pun tak kuasa menahan air mata yang lolos dari pelupuknya yang sendu, ia pun memutuskan untuk pulang menenangkan diri dan beristirahat karena ia tampak lelah terlebih hatinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!