Meminta maaf pada Zack ketika ada sepupunya itu menjadi sangat mudah. Namun, amarahnya terus saja bergejolak. Sebenarnya Honey mulai lelah menghadapi keduanya. Demi bertahan lebih lama di rumah ini, dia harus memikirkan cara mujarab untuk melawannya.
"Jangan terus saja minta maaf, tetapi lakukan yang kuperintahkan. Jangan melawan. Kalau kamu mau lepas dari kelakuan si bunglon itu, lebih baik hindari dia. Aku saja alergi dekat dengannya," ucap Zack.
Sesaat, Honey rasanya ingin menertawakan majikannya. Dia bahkan bisa alergi kepada seseorang. Ini lucu, bukan? Biasanya dia selalu bersikap kasar dan selalu marah-marah.
"Baik, Tuan. Kalau begitu, boleh aku kembali ke kamar?" tanya Honey.
"Silakan saja, tetapi ingat, hanya panggilanku yang bisa kamu respon. Selebihnya abaikan saja. Apalagi si manusia bunglon itu. Aku tidak suka!" jelasnya.
"Baik, Tuan," jawabnya.
"Satu lagi! Catat di otakmu atau kalau perlu kamu lingkari dan garis bawahi dengan spidol yang paling tebal agar memorimu tetap baik. Jangan pernah layani dia!"
Seenggaknya Zack masih bersikap baik padanya. Tak masalah baginya harus menuruti duda gila yang mulai sedikit waras itu.
Sepertinya harus dihadirkan lawan yang seimbang supaya dia tidak terus marah-marah. Kebetulan Ernest sangat cocok menghadapi Zack. Aku harus memainkan permainan yang lebih cantik dari ini, tetapi aku harus lebih waspada pada Ernest.
Honey meninggalkan pria itu sendirian. Dia langsung masuk ke kamarnya. Ini adalah tempat teraman dan ternyaman di sini untuk saat ini.
Honey merasa lebih nyaman berada di kamarnya. Dia bisa beristirahat dengan santai.
"Rasanya sangat nyaman sekali," ucapnya. Dia merebahkan badannya di atas ranjang yang ukurannya tidak terlalu besar, tetapi sangat nyaman digunakan.
Honey melepaskan wig dan kacamatanya. Dia rasanya ingin bersantai ria dan sejenak melupakan masalahnya.
Beberapa lama berada di rumah ini, untuk pertama kalinya Aquarabella melepas atribut penyamarannya.
"Rasanya aku ingin cepat pulang kalau sudah seperti ini. Zack sudah mulai waras, tetapi Ernest ... ah, rasanya aku harus mempunyai kekuatan lebih untuk menghadapi keduanya."
Baru saja tenggelam dengan rencananya, sebuah teriakan yang memekakkan gendang telinganya.
"HONEY!" suara Zack yang menggema di seluruh rumah itu.
Honey hampir melupakan jika atributnya terlepas. Dia bergegas membuka pintu dan hendak menuju ke kamar Tuan Zack, tetapi pria itu sudah berada di tangga dan hampir turun.
"Oh ya ampun, aku harus kembali. Aku hampir melupakannya," gerutu Honey. Dia bergegas kembali lagi ke kamarnya untuk mengambil wig dan perlengkapan lainnya.
Brak!
Honey menutup pintunya lagi dengan keras. Dia hampir saja ketahuan oleh Tuan Zack. Bisa saja tamat riwayatnya dengan sangat cepat.
Dor dor dor.
Pria gila itu tidak sabaran menunggu munculnya Honey. Untung saja gadis itu sigap dan mengunci pintunya dengan cepat.
"Hei, kenapa malah masuk lagi?" teriak Zack.
Deg!
Honey malah semakin ketakutan. Rupanya pria itu menyadari kalau dirinya sempat keluar lalu masuk lagi.
"Tu-tuan melihatku?" tanya Honey dari dalam.
"Iya, aku melihatmu. Keluarlah! Aku membutuhkanmu!" teriak Zack dari balik pintunya.
Mampus aku. Zack sudah melihatku dengan wujud aslinya. Apakah aku akan dipecat kali ini? Oh ya ampun, aku sangat ceroboh sekali.
"Iya, Tuan. Sebentar, ya!" balasnya dari dalam.
"Cepatlah! Kamu pikir aku harus menunggumu terus, hah?" bentak Zack.
Pria itu sudah tidak sabar karena membutuhkan Honey untuk membereskan beberapa barang yang ingin dipindahkannya. Pria itu sampai tidak fokus kalau ternyata pelayan itu sempat menunjukkan wujud aslinya.
Ceklek!
Honey akhirnya membuka pintu setelah berperang melawan dirinya sendiri. Antara yakin dan tidak bahwa Zack telah mengetahui identitas aslinya.
"Tu-tuan, maafkan aku. Apakah Anda akan memecatku sekarang juga?" tanya Honey.
Honey sangat yakin, ini akhir kisahnya di rumah keluarga Leoline. Bisa saja pria itu akan memenjarakannya karena semua kebohongan yang dibuat.
Pelayan ini sudah tidak waras atau apa? Hari ini aku belum terlalu marah-marah padanya, tetapi dia sudah membahas kata pemecatan. Apakah dia sudah mulai phobia denganku atau kata pecat itu? Kenapa sikapnya juga aneh seperti itu? Dia biasanya melawan malah menundukkan kepalanya. Aku rasa ada yang salah dengan otaknya.
"Apakah kamu barusan salah minum obat?" tanya Zack dengan suara terhalus yang pernah di dengar Honey.
Eh, pria itu berbicara dengan bahasa manusia?
"Maksud Tuan?" tanya Honey.
Zack tidak langsung menjawab. Dia masih mengamati tingkah pelayannya yang hari ini sangat aneh itu.
"Aku ke sini memanggilmu. Ada urusan lain yang harus kamu kerjakan di kamarku, tetapi rupanya kamu sudah salah paham padaku. Apakah kamu menginginkan aku memecatmu sekarang, hah?" bentak Zack. Awal ucapannya memang sangat lembut. Perlahan mulai naik satu oktaf dan seterusnya. Sampai akhirnya suara yang memekakkan telinga yang diakhiri pengucapan HAH dan penuh tanda tanya itu.
"Eng, maksudku apakah Tuan sudah melihatku barusan?" selidik Honey.
"Iya, aku memang melihatmu barusan," ucapnya.
Deg!
Jantung Honey rasanya ingin melompat lebih cepat meninggalkan pemiliknya. Darahnya seakan berhenti mendadak dan nadinya seakan tiba-tiba terputus.
"Be-benarkah, Tuan?" tanya Honey.
Pandangan Zack tak lepas dari pelayan jeleknya itu. Sikapnya yang aneh membuat Zack memandang dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
"Kamu baik-baik saja, kan? Tidak ada yang salah dengan dirimu, kan? Rasanya aku seperti menghadapi orang lain. Aku memang melihatmu sekarang, tetapi kenapa kamu seolah seperti ketahuan habis mencuri? Lebih tepatnya seperti seorang pencuri yang tertangkap," jelas Zack.
Aku masih tidak yakin. Aku harus menanyakannya lagi.
"Apa Tuan yakin tidak melihatku?" selidiknya lagi.
"Honey, please! Jangan buat amarahku memuncak lebih tinggi lagi. Aku jelas saja melihatmu. Kalau aku tidak melihatmu, sepertinya kamu masuk jenis makhluk yang tak kasat mata. Bukan begitu?" Sepertinya Zack tidak paham arah pembicaraan pelayannya itu.
Honey akhirnya bisa tersenyum lega. Rupanya Zack tidak melihatnya secara langsung.
"Ah, terima kasih, Tuan. Rasanya aku lega sekali," ucapnya.
"Tunggu, kenapa kamu tadi berlarian masuk ke kamarmu lagi dan menguncinya? Kamu tahu kan, aku butuh kamu secepatnya. Kenapa kamu malah seperti anak kecil yang sedang bermain-main denganku. Apa kamu suka kalau aku marah padamu, hah?"
Deg!
Honey bingung sekali. Itu artinya pria itu benar-benar telah melihatnya. Namun, dari lantai atas kalau tidak fokus, dia hanya akan melihat sekelebat orang yang baru saja keluar kemudian masuk lagi.
"Sudahlah, lupakan. Aku tidak peduli dengan teka-teki tidak jelasmu itu. Lebih baik sekarang kamu ikuti aku. Ada yang harus diselesaikan," ajaknya.
Honey bisa bernafas lega. Rasanya hidupnya hampir berakhir, tetapi kenyataannya pria itu tidak melihatnya secara langsung. Dia beruntung kali ini. Kedepannya dia harus lebih berhati-hati lagi.
...🍓🍓🍓...
Hai Kakak Readers di manapun berada. Jangan lupa like, komentar, dan votenya.
Oh ya, Emak mau rekomendasikan karya keren yang baru netas. Yuk kepoin, masih anget nih... Jangan lupa mampir. Berikan bintang, favoritkan, like dan jangan lupa tinggalkan jejak komentar.
Aku Diantara Mereka by Author Asyfa
Terima kasih. Lup yu All 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Syalalala~
coba ketahuan, gimana itu reaksinya zack
2022-04-02
1
Riena El Fairuz
Up terus thor
2022-03-07
0
Mbak Rin
bikin deg" an az kak
2022-03-06
0