Memaksa Honey untuk mengaku bukanlah jalan yang tepat. Dia harus bertindak sesuai dengan caranya sendiri. Hanya ada dua pilihan, mengaku atau dipecat.
"Kalau kamu masih tidak mau mengaku siapa temanmu itu, aku akan meminta Mama untuk memecatmu. Bukankah kamu bilang berulang kali kalau yang berhak memecatmu adalah Mama. Mari kita menghadap padanya," ajak Zack.
Oh ya ampun, jangan sampai Nyonya Beatrix memecatku.
Sepertinya riwayat Honey akan tamat hari ini juga. Menghadap Nyonya Beatrix adalah ancaman terbesar untuknya.
"Tunggu, Tuan. Aku memang bersungguh-sungguh tidak mengenal orang yang Anda maksud. Kenyataannya, saya memang yang mengantar makanan itu pada Anda," ucapnya.
Pelayan ini bodoh atau bagaimana, sih? Nyatanya yang mengantarkan makanan itu adalah gadis yang sangat cantik. Tidak mungkin Honey tidak tahu. Dia pasti mengenal gadis itu.
Mata Zack membulat sempurna. Sayang, Honey tidak berani untuk memandangnya. Dia takut kalau pria itu menyadari kebohongan dari sorot matanya.
"Ck, terkadang antara orang waras dan tidak waras itu beda tipis, yah? Kamu bilang aku berhalusinasi bertemu gadis itu, kenyataannya kamu malah bermimpi di siang bolong. Kamu merasa mengantarkan makanan itu? Cih, kebohongan apalagi yang sedang kamu mainkan? Gadis itu mengaku sebagai temanmu, tetapi kamu tidak mengenalnya. Aku tanya padamu. Siapa yang lebih gila di sini?" Zack sudah berada dalam mode marah level akut.
"Anda, Tuan," gerutu Honey.
Zack melempar salah satu barangnya dan langsung pecah. Dia sengaja menakuti Honey.
"Jangan mengataiku seperti itu! Kamu yang gila," bentak Zack.
Mendengar keributan di kamar putranya, Nyonya Beatrix segera datang. Dia takut Zack akan berbuat nekat pada pelayan itu.
Tok tok tok.
"Siapa?" teriak Zack dari kamarnya.
"Ini Mama, Zack. Boleh Mama masuk?" tanya wanita paruh baya itu.
Zack membiarkan Mamanya untuk menunggu beberapa saat. Dia sengaja mengintimidasi Honey supaya pelayan itu ketakutan.
"Dengar, Mama sudah datang. Saatnya aku akan memecatmu melalui tangannya," ancam Zack.
Honey harus berakting sebagus mungkin untuk menghindari pemecatan. Dia juga sudah memikirkan rencana untuk merayu Nyonya Beatrix. Wanita itu pasti mau menerimanya kembali.
"Tolong, Tuan. Ampuni aku ... aku benar-benar minta maaf padamu. Aku tidak bermaksud mengataimu seperti itu," rayunya. Honey berusaha untuk tidak keluar dari rumah itu dalam waktu singkat.
"Zack ... boleh Mama masuk?" teriak Mamanya dari luar.
Nyonya Beatrix sudah tidak sabar ingin melihat keadaan putra dan pelayannya itu. Wanita itu tidak menginginkan kekerasan terjadi di rumahnya.
"Iya, Ma ...."
Ceklek!
Nyonya Beatrix melihat salah satu barang pecah di kamar itu.
"Ada apa ini, Zack? Apa yang Honey lakukan padamu sehingga kamu marah seperti itu?" tanya Mamanya. Jelas saja itu kelakuan Zack, mana mungkin pelayan sekelas Honey berani melempar benda milik majikan.
Honey tertunduk. Ini kesempatan emas untuk Zack melempar Honey keluar dari rumahnya saat ini juga. Dia sudah mengupayakan berbagai cara, tetapi hasilnya nihil. Kali ini usahanya tidak boleh gagal.
"Pelayan yang Mama pilih sudah mulai berani berbohong. Dia tidak bekerja dengan baik hari ini. Mama tahu apa kesalahan yang dilakukannya?" jelas Zack.
Nyonya Beatrix melihat ke arah Honey yang sedang tertunduk itu.
"Honey, apa yang diucapkan Zack benar adanya?" tanya Nyonya Beatrix.
Honey terdiam. Dia mengumpulkan keberanian untuk membuat alibi baru agar semua kesalahan bertumpu pada Zack seorang.
Honey tidak ingin keluar dengan cepat dari rumah ini karena dia sudah terlanjur keluar dari rumah keluarganya. Dia tidak ingin misi balas dendamnya ini sia-sia hanya karena sebuah kesalahan kecil. Menjawab dengan asal akan melemparkannya keluar dari rumah ini sekarang juga.
"Katakan semua kebohonganmu! Jangan diam saja! Sudah sepantasnya kamu dipecat dengan tidak hormat karena berani berbohong kepada majikan," bentak Zack.
Honey masih terdiam. Sebentar lagi dia akan menjawabnya.
"Ehm, maafkan saya, Nyonya. Ini semua hanyalah salah paham. Tuan Zack menuduh saya telah melakukan kebohongan karena tidak mengantar makanannya ke kantor, tetapi Nyonya juga tahu sendiri kan, jika saya pergi untuk mengantarkan makanan itu," papar Honey.
Nyonya Beatrix mengangguk. Memang benar kalau Honey pergi ke kantor putranya karena dia yang menyuruhnya.
"Bohong, Ma! Dia menyuruh orang lain yang mengantarkan makanan itu, tetapi dia mengaku yang mengerjakannya. Pecat saja dia, Ma. Pelayan pembohong. Kerja tidak becus!" geram Zack.
Nyonya Beatrix berada di tengah mereka. Zack dan Honey saling perang ucapan melalui dirinya. Zack ingin memecat Honey, tetapi pelayan itu ingin bertahan.
"Nyonya, tolong jangan pecat saya," rayu Honey. "Saya akan melakukan apapun untuk tetap menjadi pelayan Tuan Zack. Tolong Nyonya, pertimbangkan lagi keputusan Anda. Selama ini saya sudah berusaha bekerja dengan baik, tetapi hanya masalah sepele ini saja, Anda hendak memecat saya. Itu sangat tidak adil, Nyonya. Lagi pula, makanan yang dikirim kepada Tuan Zack juga sudah sampai dengan baik di tangannya. Saya harus bagaimana lagi, Nyonya?" Honey menambahkan. Pada dasarnya apa. yang dilakukannya itu sudah benar. Kalaupun Zack marah karena tidak mendapatkan informasi mengenai gadis itu, bukan lagi menjadi urusannya. Biarkan saja Zack tenggelam dalam kegalauan yang luar biasa itu.
Nyonya Beatrix nampak sedang berpikir. Dia tidak ingin memutuskan masalah ini sepihak hanya dari sudut pandang Zack. Putranya itu memang seringkali memecat pelayan sesuka hatinya. Itu yang membuat Nyonya Beatrix tidak suka.
Aku tidak bisa memecat Honey secara langsung. Pekerjaannya lumayan bagus. Kegigihannya untuk bertahan membuatku tidak tega untuk memberhentikannya walaupun Zack memaksaku.
"Zack, maafkan Mama. Honey akan tetap bekerja di sini sebagai pelayanmu. Ini keputusan Mama merujuk pada surat perjanjian yang sudah disepakati antara Mama dan juga Honey. Tolong jaga sikapmu untuk tidak marah seperti ini. Berubahlah!" pungkas Mamanya.
"Mama selalu saja membelanya," sesal Zack.
Sekali lagi Zack menunjukkan kemarahannya. Dia tidak terima karena pelayan itu masih bertahan di rumahnya. Zack merasa tidak nyaman karena adanya pelayan itu. Makanya dia getol sekali untuk mendepaknya dengan cara apapun asalkan berhasil. Nyatanya semua usahanya gagal.
Nyonya Beatrix setelah mengambil keputusan seperti itu langsung keluar dari kamar putranya. Dia merasa itu adalah solusi terbaik.
"Pergilah dari kamarku! Jangan mendekat padaku!" bentaknya.
Honey sebenarnya sudah merasa menang, tetapi ada tugas yang harus dikerjakannya yaitu membersihkan kamar itu dari kemarahan Zack Leoline.
"Rupanya kamu masih tuli juga, ya. Aku bilang keluar!" teriak Zack.
Honey tidak peduli. Dia terus saja mengerjakan pekerjaannya.
"Ck, rupanya caramu untuk merayu Mama sama kampungannya dengan dirimu. Aku tidak suka dengan caramu!" Zack terus saja mengomel. Dia tidak suka keberadaan Honey menjadi pelayan di rumahnya. Dia merasa kebebasannya terganggu.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mayya_zha
lanjut honey ........
2022-02-25
1
Ayu Ningrum
lnjut thooorrr❤❤❤❤
2022-02-24
0
Mbak Rin
lanjut honey
2022-02-24
0