"Honey, setelah kamu menandatanganinya, satu lembar akan kusimpan dan satunya lagi kamu yang akan menyimpannya. Setelah ini, aku akan mengantarmu ke kamar putraku. Aku mau, kamu menghafal seluruh benda yang ada disana. Aku berharap, kamu bisa melayani putraku dengan baik."
Permintaan Nyonya Beatrix sebenarnya sangat mudah, tetapi untuk pertama kali menginjakkan kaki di kamar duda iblis itu, rasanya ingin sekali memasang jaring kematian untuknya.
Honey bukan tanpa alasan. Kebencian pada pria itu sudah mendarah daging karena perlakuannya yang tidak manusiawi. Dia ingin agar Zack merasakan apa yang pernah dialaminya beberapa waktu lalu. Masih beruntung jika Honey dalam penyamarannya. Andai saja waktu itu dia menunjukkan kecantikannya, mungkin Zack tidak akan berlaku kasar padanya.
"Baik, Nyonya," balas Honey.
Gadis itu mengikuti Nyonya Beatrix menuju kamar putranya. Kamar di lantai atas dengan pintu warna coklat yang sangat elegan. Wanita paruh baya itu langsung membukanya.
Ceklek!
"Masuklah! Putraku memang tidak pernah mengunci pintunya jika pergi kemana pun. Aku yang melarangnya supaya bisa segera dibersihkan oleh pelayan. Oh ya, jangan lupa hafalkan seluruh barangnya. Aku yakin, kamu akan memerlukannya. Maaf, putraku sangat kaku dan arogan."
Honey tidak menanggapi ucapan Nyonya rumah itu. Dia terus saja melihat benda apapun yang ada di sana. Tidak ada walk in closet seperti di kamarnya. Hanya ada beberapa lemari besar di kamar itu. Mungkin Zack tidak ingin ribet menemukan beberapa barangnya di tempat terpisah.
"Honey, lanjutkan pekerjaan pertamamu. Ingat, hafalkan semuanya dan jangan pernah untuk memindahkannya sedikitpun. Putraku bisa sangat marah karena hal itu," ucap Beatrix kemudian wanita itu meninggalkan Honey sendirian.
Honey mulai berkeliling mengamati satu per satu barang yang dimiliki pria itu. Mulai dari lemari pakaian, Honey juga membukanya.
Hemm, lumayan juga untuk ukuran pria jahat sepertinya. Seleranya juga sangat tinggi. Sebenarnya aku sedikit heran, bagaimana bisa Mamanya sebaik itu, tetapi putranya sangat jahat? Jangan-jangan dia anak pungut. Mungkin juga anak adopsi. Atau yang lebih parahnya lagi, dia memang salah minum obat. Bisa saja hal itu terjadi dan membuat saraf pusatnya putus.
Honey memeriksa lemari pakaian yang dibedakan ke beberapa bagian. Khusus baju kerjanya dan beberapa lagi khusus penempatan baju casual. Sisanya lagi, ada rak kecil yang berisi pakaian dalam pria itu.
"Dia juga manusia ternyata, tetapi kenapa sangat jahat sekali. Apa dia tidak sadar telah menyakiti seseorang waktu itu? Rasanya tidak. Dia bahkan terlihat biasa saja," gerutu Honey.
Gadis itu melanjutkannya untuk memeriksa rak sepatu dan beberapa perlengkapan lainnya. Terutama dasi yang sangat banyak macamnya. Seperti toko yang menjual berbagai macam motif dasi dan warnanya.
"Untung aku masih berbaik hati, jika tidak, semua dasi itu dengan perlahan akan mencekik lehernya. Dasar pria jahat!" Honey mengomel sendiri. Masih banyak yang perlu dihafalkan sebelum duda iblis itu datang. Honey tidak tahu kapan pria itu akan datang dan masuk ke kamarnya. Yang pasti, untuk saat ini dia harus mengerjakan perintah Nyonya Beatrix.
Puas menghafalkan barang-barang milik Zack, Honey kembali mengecek beberapa baju pria itu. Sangat rapi untuk ukuran pria sepertinya dan lemarinya pun tidak ada barang yang tidak pada tempatnya. Semuanya tersusun rapi sesuai pengelompokan masing-masing.
Ceklek!
Honey tidak menyadari jika seseorang telah membuka pintu dan masuk ke ruangan itu. Pria itu langsung melepaskan jasnya dan melemparkan sekenanya. Pria itu terkejut mendapati orang lain berada di kamarnya.
"Siapa kamu?" teriaknya membuat Honey terperanjat.
Gadis itu langsung berdiri dan berbalik arah.
"Sa-saya pelayan baru, Tuan," ucapnya terbata-bata.
"Bohong! Tidak mungkin ada pelayan yang langsung masuk ke kamar majikannya. Kamu mau mencuri, ya?" bentaknya.
Honey rasanya ingin mendekati pria itu kemudian mencekiknya. Kesabarannya bisa saja habis kala itu, tetapi dia berusaha untuk tetap menjaga batasannya supaya bisa bertahan lebih lama di rumah ini.
"Bukan, Tuan. Saya pelayan baru," ucapnya lagi. Honey sudah bisa menguasai dirinya.
"KELUAR KAMU!" teriakan Zack jauh lebih lantang daripada sebelumnya. Dia tidak suka pelayan baru itu berada di kamarnya. Apalagi bentukannya yang sangat tidak menarik itu.
"Maafkan saya, Tuan. Saya baru bekerja dan Nyonya meminta saya untuk menghafal semua barang-barang Tuan," ucap Honey. Gadis itu tidak takut sedikitpun, tetapi sengaja berlama-lama untuk membuat Zack semakin kesal.
"Ternyata selain jelek, kampungan, kamu tuli juga, ya? Saya bilang, KELUAR!" bentaknya dan teriakan yang sangat lantang. Entah, seperti semua tembok maupun pintu jebol mendengar suaranya yang seperti halilintar itu. Pantas saja banyak pelayan yang langsung pergi.
Di luar, Beatrix sepertinya mendengar keributan yang berasal dari kamar putranya.
"Oh, ya ampun. Aku lupa mengatakan pada Zack bahwa di kamarnya ada pelayan baru." Wanita paruh baya itu bergegas masuk untuk meterai keributan tersebut.
Ceklek!
Beatrix membuka pintu kamar putranya.
"Zack, ada apa ini?" tanya wanita itu.
"Suruh pelayan kampungan yang tuli ini keluar dari kamarku, Ma!" Suara Zack terdengar jelas jika dia sedang emosi. Kemarahannya yang selalu berlebihan membuat Beatrix hanya bisa mengelus dada.
"Tidak, Zack. Mama yang memintanya untuk menghafal semua barang-barangmu dan mengatakan untuk tidak pernah memindahkannya sama sekali. Mulai hari ini, Honey bekerja sebagai pelayan yang akan mengurus semua keperluanmu!"
"What? Apa Mama tidak salah? Siapa tadi namanya?" tanya Zack. Dia sepertinya sangat jijik mendengar nama itu.
"Honey, Tuan," sahut Honey.
"Ganti namamu! Aku tidak suka nama itu. Sangat tidak sesuai dengan penampilanmu yang kampungan dan sangat jelek itu." Zack sangat berapi-api. Ingatan tentang nama itu membuatnya kembali pada masa silam tentang istrinya yang berusaha merayunya memakai panggilan itu.
"Zack!" bentak Mamanya.
"Biarkan saja, Ma. Aku tidak suka nama itu! Kalau kamu tidak mau mengganti nama itu, keluar dari rumahku! Aku memecatmu!" ucap Zack dengan sangat lantang. Jika Honey adalah seorang pria, mungkin saja dia langsung meninju mulutnya yang suka seenaknya mengatakan kata-kata yang sangat buruk.
"Maaf, Tuan. Namaku memang seperti itu dan tidak bisa diganti lagi," ucapnya. Honey akan mempertahankan nama itu walaupun dia harus bertengkar dengan Zack setiap hari. Itu tidak akan menjadi masalah untuknya.
"Semua orang yang masuk ke dalam rumahku harus mengikuti semua aturanku. Tidak terkecuali siapapun. Harus mengganti nama atau__" Zack tidak meneruskan ucapannya. Dia rasanya kesal dan ingin melempar beberapa barang yang ada di kamarnya itu, tetapi sebisa mungkin dia mengendalikan dirinya.
Zack benar-benar kesal hari ini. Tidak menyangka harus berurusan dengan pelayan baru rumahnya dan yang paling membuatnya kesal lagi mengenai nama pelayan itu. Sangat tidak cocok dengan apa yang dilihat Zack. Zack merasa jijik dan muak mendengar namanya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Nur Cahya
semoga kau lekas bucin zack.....
kasihan aqua kalo kelamaan thor...
2022-06-11
2
Mbak Rin
wkwkwk.., tak bisa aq bayangkan...😍 semangat aqua💪
2022-02-21
0
Bhebz
aku mampir lagi
2022-02-20
1