Hari ini menjadi hari yang baru untuk Zee, dia terlihat lebih semangat dan tentu sangat antusias. Padahal saat awal awal bekerja di rumah iblis tampan itu Zee seperti bunga yang layu, bahkan kaki nya melangkah seperti tanpa tulang. Namun pagi ini berbeda, apa lagi ketika ia mengingat Kenzo lah yang memberikan motivasi pada nya untuk mengambil sebuah langkah yang bahkan tak pernah terbersit dalam benak Zee sedikitpun. Entah Ken sengaja atau tidak dalam memberikan motivasi itu, namun ini sangat berpengaruh dalam hidup Zee.
"Terkadang, kesempatan dalam hidup itu tidak bisa di tunggu, tapi harus di ciptakan"
"Dia mencintai diri nya sendiri, mencintai hidup nya, keluarga nya. Jadi dia harus bisa merubah cerita hidup nya, hal negatif yang orang lontarkan pada nya ia rubah menjadi hal positif sehingga orang berhenti memandang nya sebelah mata"
Zee akan terus mengingat apa yang di katakan Ken pada nya, dan memang harus Zee akui, sebelum nya ia memang kurang mencintai diri nya sendiri dan selalu menjadi gadis naif yang berfikir bahwa penampilan itu tak begitu penting, yang penting ia belajar dan menjadi orang baik. Namun untuk hidup di dunia yang keras ini, Zee butuh lebih dari kebaikan dan ke pintaran. Zee butuh tekad dan kekuatan dalam segala hal.
"Apa kamu sudah betah bekerja di sana, Zee?" tanya Sang Ibu yang melihat pagi ini Zee tampak bersemangat, Zee hanya tersenyum dan menganggukan kepala nya.
"Aku pergi dulu, Ma" kata Zee kemudian ia mencium pipi Mama nya itu.
Zee pun melajukan motor nya sambil bersenandung ria, rasa nya Zee tak sabar ingin sampai ke rumah majikan nya itu.
Sesampainya di sana, Zee langsung turun dari motor nya dan ia langsung masuk begitu saja karena rumah nya memang tidak di kunci. Nyonya Celine sendiri yang memberi tahu Zee supaya langsung masuk saja.
Saat masuk, Zee melihat Ken yang sedang duduk di sofa sembari membaca koran.
"Selamat pagi, Tuan Kenzo" sapa Zee dan tak lupa ia melemparkan senyum termanis nya, sementara Ken hanya melirik Zee dengan sinis dari ekor mata nya.
"Mau saya buat kan kopi, Tuan Kenzo?" tanya Zee lagi yang seperti nya sudah tak lagi sakit hati dengan sikap Ken yang sedingin es batu itu.
"Tidak usah" jawab Ken ketus.
"Emm kalau begitu apa mau teh?" tawar Zee masih mempertahankan senyum nya.
"Tidak" jawab Ken yang juga masih dengan ketus nya
"Hem mau saya ambilkan air putih?" Zee masih ngeyel yang akhir nya ia mendapatkan tatapan tajam dari Ken namun bibir Ken yang tipis itu tetap tertutup rapat.
"Biasa nya orang baca koran itu di temani kopi dan biskuit, Tuan Kenzo" kata Zee yang sudah tak terpengaruh dengan tatapan tajam Ken.
"Kamu di gaji untuk bekerja bukan untuk mengurusi urusan orang lain" tukas Ken yang membuat Zee langsung mencebikan bibir nya.
"Bukan maksud saya mengurus...." ucapan Zee terhenti saat tiba-tiba Ken berdiri dan ia langsung berjalan melewati Zee tanpa memperdulikan Zee sedikitpun.
"Ck, itu wajah setampan pangeran tapi dingin seperti kulkas" gerutu Zee dan kemudian ia pun bergegas melakukan pekerjaan nya. Pertama yang ia lakukan adalah memasak, kemudian mencuci baju. Meskipun di rumah ini hanya ada dua orang, namun baju kotor nya cukup banyak terutama baju nya Ken dan setelah itu baru lah setelah itu ia membersihkan rumah.
"Apa dia ganti baju setiap jam?" gumam Zee karena setiap hari banyak sekali baju kotor Ken.
Di tengah fokus nya ia mencuci, Zee mendengar teriakan Ken yang memanggil nya, yang arti nya Ken sudah akan berangkat.
"Memang nya tidak bisa ya dia itu kalau tidak berteriak? Jelek jelek begini pendengaran ku masih baik" gerutu Zee sembari mencuci tangan nya dan kemudian segera berlari menghampiri Tuan muda nya itu.
"Kamu itu lambat sekali jadi orang" tukas Ken kesal dan lagi lagi Zee hanya bisa merengut namun ia tak lagi sakit hati seperti dulu.
"Cepat, bawakan tas ku dan buka pintu nya" titah no a dan dengan cepat Zee naik ke kamar Ken untuk mengambil tas yang pasti sengaja di tinggal oleh Ken. Kemudian ia berlari turun untuk membuka pintu rumah hingga pintu mobil.
"Hati hati di jalan, Tuan Kenzo" kata Zee sambil tersenyum pada Ken.
"Kenapa dia bersikap manis sekali? Aneh!" Ken membatin heran.
Setelah itu Zee kembali ke dalam dan ia melihat Nyonya Celine yang baru turun dari kamar nya, Nyonya Celine masih dalam balutan piyama nya namun ia tetap terlihat cantik di mata Zee.
"Hai, Zee. Ken sudah pergi?" tanya Nyonya Celine.
"Sudah, Nyonya. Baru saja" jawab Zee.
"Bagaiamana? Kamu sudah mempersiapkan diri untuk fashion show bulan depan?"
"Hehe, itu, Nyonya. Saya tidak bisa berjalan kalau pakai sepatu hak tinggi" ucap Zee malu malu yang membuat Nyonya Celine terkekeh.
"Tidak apa apa, setelah pekerjaan mu selesai aku akan mengajari mu berjalan memakai sepatu hak tinggi. Kebetulan hari ini aku akan di rumah saja, aku malas pergi bekerja" kata Nyonya Celine yang tentu saja membuat Zee senang.
"Oh ya, aku mau pesan makanan juga. Kamu bisa makan seafood?"
"Bisa, Nyonya" jawab Zee antusias.
.........
Setelah menyelesaikan semua pekerjaan nya, Zee menikmati makanan yang di pesankan Nyonya Celine dan setelah itu Zee pun bersiap latihan berjalan memakai sepatu hak tinggi.
"Ini, kamu bisa pakai sepatu ini. Kalau kamu suka kamu boleh mengambil nya" kata Nyonya Celine memberikan sepatu hak tinggi yang memiliki tali di pergalangan kaki nya.
"Wah, bagus sekali, Nyonya" kata Zee sembari mengambil sepatu itu dan kemudian ia pun memakai nya.
"Aku jarang memakai nya" kata Nyonya Celine "Sekarang kamu berdiri tegak, dan angkat wajah mu begini..." Nyonya Celine membuat wajah Zee mendongak "Bagus, sekarang melangkah..." titah nya.
Zee mulai melangkah namun baru tiga langkah ia sudah terjatuh dan meringis sakit.
"Tidak apa apa, Zee. Nanti juga kamu akan terbiasa" Nyonya Celine menyemangati nya dan Zee pun kembali berdiri.
"Oh ya, Zee. Aku itu ingin mendesain baju yang sesuai dengan karakter kamu. Kalau bisa, coba kamu ceritakan tentang diri mu, keseharian mu, dan sebagai nya"
"Sejak kecil, orang orang berfikir aku tipe orang yang pendiam, padahal sebenarnya tidak. Aku pendiam karena teman teman ku itu terkadang suka membully ku. Apa lagi saat sudah SMA sampai kuliah, hampir tidak ada yang mau berteman dengan ku yang kata nya dari desa, kolot, kampungan, tidak cantik dan bla bla bla. Jadi aku menjauhkan diri dari mereka, tapi ada juga yang mau berteman dengan ku apa ada nya, dan mereka bilang aku bukan gadis pendiam seperti yang orang orang katakan. Aku juga suka belajar, apa lagi Mama ku sering sakit, Papa cuma buruh pabrik. Aku sekolah supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang baik, tapi ternyata nilai yang bagus tidak menjadi jaminan mendapatkan pekerjaan seperti yang kita mau. Dulu aku juga sangat percaya diri, tapi setelah apa yang aku alami, rasa percaya diri ku seperti perlahan menguap. Aku juga punya banyak sekali mimpi, aku ingin menjadi orang yang orang yang sukses dan membanggakan orang tua ku. tapi orang orang seperti ku punya kendala yang tak kalah banyak nya"
"Lalu sekarang?"
"Akan aku bangun rasa percaya diri ku lagi, Nyonya. Karena seseorang pernah bilang, terkadang kesempatan tak bisa di tunggu tapi harus di ciptakan dan aku akan memperjuangkan mimpi ku lagi untuk menjadi orang sukses"
"Oh, jadi kamu mau merubah hidup mu karena orang itu? Laki laki atau perempuan? Atau jangan jangan kekasih mu ya?" Zee tertawa kecil mendengar pertanyaan Nyonya Celine.
"Pujaan hati, Nyonya" jawab nya malu malu yang membuat Nyonya Celine tertawa.
"Haha, ya sudah. Ayo latihan lagi!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Evi Mulyaningsih
wah nyonya Celine baik'banget
2022-07-26
2
Tio Rina
ijin promo kak mampir yuk ka di novel ku
2022-07-06
2
Shellia Vya
Belum apa2 udh bilang pujaan hati 😄
2022-06-06
1