Sophia terus melangkah sedikit demi sedikit. Mengulurkan tangannya. Keringatnya menetes di dahi ke pipinya. Tak bisa dipungkiri sebagai manusia biasa dia takut dengan gerakan bus yang terus merosot sedikit demi sedikit.
"Ya Allah tolonglah hamba, agar bisa menyelamatkan anak kecil itu," batin Sophia memanjatkan doa. Tak ada keraguan untuk menyelamatkan nyawa anak kecil itu meski bertaruh nyawa sekalipun.
"Hik hik hik hik." Anak kecil itu semakin kencang suara tangisnya karena rasa takut dan panik karena bus itu semakin bergoyang.
"Tenang ... jangan bergerak ... namamu siapa?" tanya Sophia mengajak anak kecil itu bicara agar tangisannya dan gerakannya terhenti sehingga tak menambah goyangan bus itu.
"Sulaiman Tante," sahut anak itu.
"Tante jadi ingat kisah Nabi Sulaiman yang bisa bicara dengan binatang," ucap Sophia.
"Nabi Sulaiman sangat kaya kata Bu guru," tambah anak kecil itu.
Sophia terus berjalan mendekat, perlahan tapi pasti sambil mengajak Sulaiman bicara. Meskipun dia sendiri juga panik namun Sophia berusaha bersikap sebagai penyelamat yang tenang dan menyakinkan anak kecil itu.
Karya Andropist|Casanova Dipinang Sholeha|NT
Tak lama Sophia mendekati Sulaiman, meraih tangannya. Spontan Sulaiman memeluk Sophia karena rasa senangnya ada yang menolong.
"Sekarang kita harus ke luar, Sulaiman pemberani!" ucap Sophia menyemangati anak kecil itu.
Sulaiman mengangguk.
Sophia segera menyuruh Sulaiman berjalan perlahan-lahan ke depan sedangkan Sophia bertahan di tempat untuk menjaga keseimbangan bus.
"Ayo Sulaiman kau pasti bisa!" ucap Sophia menyemangatinya lagi.
Sulaiman terus berjalan. Rasa takutnya menghilang semenjak berbicara dengan Sophia. Dia yakin bisa ke luar dari bus.
"Semangat! Allah bersamamu!" ucap Sophia.
"Sulaiman pemberani ... Sulaiman pemberani ...," ucap Sulaiman. Dia berjalan hingga ke pintu depan.
"Tante ayo ke luar," ucap Sulaiman berhenti menoleh ke arah Sophia.
"Sulaiman duluan, Tante menyusul," sahut Sophia sambil tersenyum menyakinkan anak itu.
Sulaiman mengangguk. Dia ke luar dari dalam bus. Suara ricuh terdengar riang melihat Sulaiman ke luar dari bus, namun bus justru terjatuh ke sungai usai Sulaiman ke luar.
Bruuug ....
"Sophiaaaa ..." Alex berlari mengejar bus yang terjatuh ke sungai. Dia berdiri di pembatas jembatan menceburkan dirinya ke sungai.
Byuuur ....
Di dalam sungai Sophia berusaha ke luar dari dalam bus tapi gaunnya tersangkut besi patahan dari pintu bus. Sophia mulai kesulitan bernafas, lama-kelamaan tak mampu bernafas dan tak sadarkan diri.
"Aku ikhlas Ya Allah jika ini memang waktuku."
"Ayah, Ibu, aku rindu."
Sophia berada di suatu tempat yang luas. Penuh bunga-bunga. Dia berjalan menuju suara yang memanggilnya. Suara itu berasal dari suara kedua orangtuanya.
"Sophia."
"Sophia."
Sophia tersenyum. Ayah dan ibunya ada di ujung taman itu menantinya. Dia berjalan menghampiri kedua orangtuanya. Langsung memegang tangan keduanya dan tersenyum. Dia ikut berjalan bersama kedua orang tuanya menuju cahaya di depannya. Namun sebuah suara memanggilnya kencang.
"Sophiaaa." Suara itu familiar untuknya. Membuat Sophia menengok ke belakang.
"Alex," ucap Sophia.
"Sophiaaa," panggil Alex.
Tiba-tiba kesadarannya pulih. Matanya mulai terbuka. Wajah Alex tepat berada di depannya. Dia memeluk Sophia erat. Tersenyum padanya. Senyuman yang berbeda, penuh rasa sayang yang tersorot dari matanya.
"Alex," ucap Sophia.
Alex langsung memeluk Sophia begitu erat. Sampai Sophia terbatuk.
"Alex aku sulit bernafas," ujar Sophia.
"Aku harus menghukummu, kau mau membuatku rugi Sophia," ucap Alex.
Sophia hanya tersenyum lemah. Dia pikir semua sudah berakhir tapi nyatanya dia masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya sebagai manusia.
"Alhamdulillah," batin Sophia mengucapkan rasa bersyukurnya.
"Alex dingin," ucap Sophia.
Alex melepas pelukannya. Membopong Sophia berjalan menuju jalan. Keadaan di atas jembatan ramai, pemadam kebakaran, polisi dan ambulan datang ke lokasi. Namun Alex mengajak Sophia ke mobilnya. Mereka pergi meninggalkan tempat itu tanpa sebuah klarifikasi. Meskipun beberapa orang sempat mengabadikan kejadiaan itu.
Karya Andropist|Casanova Dipinang Sholeha|NT
***
Alex membawa Sophia pulang ke apartemennya. Dia tidak jadi membawa Sophia ke hotel. Di dalam apartemen Alex membuatkan Sophia teh hangat sementara Sophia mandi dan berganti pakaian. Alex melakukan video call dengan Kenan asistennya hanya untuk mengajarinya cara membuat teh hangat.
"Bos jangan salah antara garam dan gula, garam asin, gula manis," ucap Kenan.
"Kau pikir aku bego, gula pasti lebih putih dari garam," sahut Alex dengan percaya diri.
"Bos gula teksturnya lebih kasar dan butirannya lebih besar dari garam," ucap Kenan.
"Kau atau aku yang bodoh, aku Bosmu tentu lebih pintar," ujar Alex.
"Bos," jawab Kenan cari aman. Dari pada kena potong gaji atau bonus dicabut lebih baik manut.
"Kira-kira sepuluh sendok cukup untuk satu gelas teh?" tanya Alex. Dia menuang sesuatu yang dianggapnya gula ke dalam gelas.
"Diabetes Sophia Bos kalau sepuluh sendok," sahut Kenan.
"Biasanya berapa sendok kalau bikin teh?" tanya Alex berhenti memasukkan sesuatu yang dianggap gula. Melihat ke layar untuk menunggu jawaban Kenan.
"Dua sendok cukup Bos tapi kalau yang suka diet lebih baik gula jagung," saran Kenan.
"Aku lebih suka Sophia montok dari pada ceking," jawab Alex.
"Kalau begitu, gula saja tapi cukup dua sendok, nanti Sophia gemuk," saran Kenan.
"Ternyata susah juga bikin teh, semua ini demi Sophia," ujar Alex.
"Baru bikin teh doang Bos, belum nungguin istri nyalon, belanja, bantu kerjaan istri di rumah sampai nemenin dia ngobrol tiap malam, capek deh Bos," curhat Kenan.
"Kenapa kau curhat? aku tak menggajimu untuk itu," ujar Alex.
"Sorry Bos, pengalaman pribadi kali aja Bos mau tahu," ucap Kenan.
Alex fokus kembali ke teh di depannya. Meletakkan teh celup di dalam gelas, mengaduk tehnya. Aroma teh itu wangi membuat Alex yakin teh hangat buatannya akan disukai Sophia.
"Bos cicipi saja, kalau asin berarti garam," kata Kenan.
"Untuk apa kau ragukan Bosmu? Semua hal aku jago," ucap Alex menyombongkan diri. Namun Alex penasaran dengan perkataan Kenan. Dia meneguk teh hangat untuk Sophia.
Bruuut ...
Alex langsung menyemburkan teh yang diteguknya tadi.
"Asin," ucap Alex.
"Aku bilang apa Bos, gula yang teksturnya kasar dan butirannya besar," ucap Kenan.
"Harusnya kau bilang dari tadi," ujar Alex kesal.
"Tadi aku sudah bilang, Bos gak percaya," jawab Kenan.
"Membuat teh lebih sulit dari yang aku bayangkan," ucap Alex.
"Makanya Bos, jangan mabok mulu, kali-kali masak di dapur biar ngerti gula dan garam," ucap Kenan.
"Kau masih mau kerja Kenan?" tanya Alex kesal Kenan menasehatinya.
"Masih Bos, sorry," jawab Kenan.
Alex langsung menutup video call-nya. Dia kembali membuat teh hangat yang baru. Baru mau membawa teh hangat itu, dia terkejut saat melihat sesosok wanita mengenakan gaun merah seksi. Rambutnya semampai. Bibirnya merah, kulitnya putih bersih, mulus dan body-nya bak gitar spanyol yang tak ada duanya.
Karya Andropist|Casanova Dipinang Sholeha|NT
Alex tercengang melihat Sophia berdiri di depan dapur. Teh hangat di tangan tumpah ke kakinya.
"Panaaas ...." Alex berteriak ketika baru sadar teh hangat itu jatuh di kakinya.
Sophia langsung berlari menghampirinya. Dia memegang kaki Alex yang ketumpahan air teh. Mengelap dan meniupi kakinya.
"Apa masih panas?" tanya Sophia.
"Yang panas bukan cuma itu Sophia," jawab Alex.
"Mas sakit? Demam ya?" tanya Sophia.
"Bodoh, dia tidak tahu apa?" batin Alex.
Alex menarik tangan Sophia hingga dia berdiri di depannya, kemudian meraba pipi Sophia.
"Secantik ini, kau mau menggodaku?" tanya Alex.
"Bukannya Mas minta aku menepati janjiku," jawab Sophia.
Alex mengernyitkan alisnya. Dia tersenyum melihat Sophia dari atas hingga bawah. Pemandangan yang indah dipandang mata. Di luar ekspektasinya, Alex merasa untung banyak.
"Kau pintar, aku memang sudah tak sabar dari tadi," ucap Alex. Dia mendekati wajah Sophia.
"Itu tadi teh untuk siapa?" tanya Sophia.
Seketika Alex berhenti tak jadi mencium Sophia.
Dia teringat teh yang akan diberikan padanya.
"Untukmu sayang," jawab Alex.
"Untukku?" tanya Sophia kembali.
"Aku tak pernah mengotori tanganku untuk pekerjaan seperti itu, kau sudah menghipnotisku, membuatku melakukan hal bodoh itu," ujar Alex.
"Terimakasih Mas," ucap Sophia.
"Jangan berpikir ini gratis, kau tahu bayarannya apa?" tanya Alex.
Sophia mengangguk. Dia tahu seperti apa Alex.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Giarti Ibue Inok Yaya
belum wakru nya alex kau harus tobat dulu
2022-07-16
0
MUKAYAH SUGINO
buat alex bucin thor 🤣🤣🤣
2022-06-29
0
Mbah Edhok
belum waktunya ...
2022-06-18
0