Gue Bukan Tukang Kebon, Ya!

"Jal, kamu sudah cek pesanan saya?" Pria dengan tinggi badan 178 cm berjalan mendahului pria berseragam hitam yang tak lain adalah sopir pribadinya.

"Pesanan apa, Mas?" Kening sopir itu mengkerut.

Kebingungan sopirnya itu membuat dirinya menghentikan langkah kakinya yang di mana hendak masuk ke dalam mobil, kemudian dia menatap sang sopirnya itu.

"Kado untuk salah satu anak panti. Kamu lupa?"

Pria berseragam hitam itu pun seketika menepuk keningnya dan segera dia pamit ke dalam kamarnya untuk mencari ponselnya yang tertinggal.

"Ya, sudah sana. Buruan, ya," kata majikannya yang langsung diiyakan olehnya.

Kini ia sudah berada di dalam mobil dan tengah sibuk mengecek tablet lebar tersebut. Alih-alih ingin fokus membaca berita news hari ini, malah ada saja suara kegaduhan yang tidak jauh dari tempatnya berada. Kedua matanya menyipit ke arah suara itu berasal tak lama, kemudian kap mobilnya dinaiki seorang gadis seraya berteriak-teriak meminta tolong.

Tak ingin mobil miliknya tambah rusak oleh gadis itu, ia pun turun lalu menghampiri anjing dan mengusirnya untuk kembali ke kandang. Setelah kepergian hewan tersebut ia pun fokus menatap gadis di hadapannya saat ini yang malah tenang-tenang saja serasa tidak punya dosa sudah menaiki kap milik orang lain, terlebih yang punyanya sudah ada di hadapannya sendiri.

Ditatapnya penuh tajam membuat gadis di hadapannya yang di mana semakin berani melancarkan aksi tidak sopan santunnya itu.

Astaga, bar-bar sekali gadis ini. Dari manakah manusia satu ini berasal, batinnya yang sudah sangat jengah menyaksikan kelakuan bar-bar gadis tersebut.

Dengan cepat ia menggendong tubuh gadis di sampirkan di bahu layaknya sedang menggendong sekarung beras, tanpa mendengarkan ocehan gadis tersebut akibat kesal main gendong-gendong saja dan terakhir ia menidurkannya di tanah yang beralasan rumput-rumput halus.

"Sialan!" umpat gadis di hadapannya.

"Kamu tukang kebun yang dicari sama mama saya, kan? Ya, sudah laksanakan tugas kamu hari ini." Setelah mengatakan demikian pria dengan setelan jasnya itu pergi meninggalkan gadis yang terus saja mengumpat dirinya.

"Gue bukan tukang kebon, ya! Enak aja kalo ngomong!" teriak gadis tersebut. Ia pun tidak mau kalah begitu saja, selepas membersihkan pakaiannya yang kotor sedikit, ia menyusul langkah kaki pria yang sudah seenaknya saja merendahkan harga dirinya.

"Mas Ezra, dari mana?" tanya sang sopir yang sudah kembali dengan membawa ponselnya.

"Abis menjinakkan sesuatu yang sangat buas."

Jawaban dari majikannya itu membuat arah pikirannya menjadi traveling dan membuat dirinya mendadak terdiam ditempat tidak berkutik sama sekali. Pria di sampingnya itu menatap sopirnya bingung karena mendadak diam, ia pun menyentuh bahu sopirnya itu.

"Jalu! Kamu kenapa? Hei!"

Jalu tersentak dari diamnya saat merasakan perutnya ada yang mencolek dan ia pun tersenyum kikuk ke arah majikannya. Saat keduanya sedang menatap satu sama lain mereka dikejutkan dengan benda yang sengaja dibanting di hadapan keduanya. Mereka berdua melihat ke arah benda tersebut, kemudian beralih melihat ke arah si pelaku yang membanting benda berbentuk kotak kardus tersebut dan pelakunya adalah seorang gadis dengan rambut yang tergerai serta pakaiannya yang terlihat seperti berandalan, menurut pengelihatan kedua pria dewasa itu.

"Dia siapa, Mas?" tanya Jalu berbisik kepada majikannya. Kedua

"Yang tadi saya jinakkan," jawab berbisik majikannya.

Jalu menatap gadis di hadapannya dari atas sampai bawah dan berhenti tepat di bibir gadis itu.

Jadi, maksudnya cewek ini yang, Mas Ezra jinakkan? Pikiran saya udah melayang ke mana-mana aja tadi, batin Jalu, seraya mengalihkan tatapannya ke tempat lain.

"Mba, sebenarnya ada keperluan apa datang ke sini?" tanya Jalu kepada gadis di hadapannya.

Sebelum menjawab pertanyaan pria yang sedikit ganteng menurut gadis tersebut, ia pun menatap tajam sekilas ke arah pria di samping pria berseragam hitam tersebut, kemudian beralih menatap pria yang bertanya kepadanya.

"Tadinya saya mau antar paket itu!" tunjuk gadis tersebut pada kardus berbentuk kotak

"Lalu?" tanya Jalu penasaran dengan kelanjutan omongan pada gadis di hadapannya.

"Terus tiba-tiba ada anjing yang dateng jelas aja saya kaget plus takut, refleks lah saya naik ke kap mobil yang entah punya siapa …."

"Abis itu datanglah manusia dengan tidak tau dirinya main gendong-gendong saya kayak karung beras dan manusia itu menidurkan saya di rumput-rumput dan di situlah saya di ania—"

"Jangan ngarang kamu!" tukas pria yang saat ini tengah menatap gadis di hadapannya dengan tajam.

Gadis tersebut membulatkan kedua matanya.

"Ngarang apanya sih? Jelas-jelas, Om tadi aniayanya—"

Pria itu maju untuk mendekatkan diri ke arah gadis yang hanya sebatas bahunya saja itu.

"Saya cuman menidurkan kamu, bukan menganiaya kamu."

Jalu yang mendengar ucapan majikannya itu, mencerna sedikit demi sedikit setiap kata yang diucapkannya. Hingga di mana dirinya langsung dibuat tidak percaya oleh perlakuan yang dilakukan oleh majikannya terhadap gadis di hadapannya saat ini. Dia pun melangkah mendekati majikannya tersebut.

"Ma … maksud, Mas Ezra 'menidurkan' yang …." Tatapan tajam yang menembus kedua bola matanya sukses menghentikan ucapan Jalu. Majikannya itu masih menatap dirinya dengan tatapan tajam dan membuat Jalu tidak berhenti memperlihatkan deretan gigi rapihnya itu.

"Maaf, Mas saya cuma—"

"Sudah kita berangkat sekarang bisa-bisa sudah nggak ada orang nanti." Majikannya itu menunjuk kardus berbentuk kotak.

"Kamu ambil itu, Jal. Jangan ladenin lagi wanita nggak jelas ini." Setelah berkata demikian ia ingin masuk ke dalam mobil bagian kursi penumpang tidak keburu, karena jas bagian belakangnya ditarik begitu saja.

"Apakah, Om lagi menyindir saya?" Pria itu pun kembali menghadap gadis dihadapannya.

"Memangnya di sini wanita ada lagi, selain kamu?" Pria itu sepertinya menyukai sebuah tantangan, bahkan ia pun dapat merasakan remasan pada jas bagian belakangnya yang disebabkan oleh gadis tersebut.

Dasar bajingan! Sumpah, ya. Gue nggak mau ketemu lagi sama orang satu ini. Jangankan ketemu ngobrol pun rasanya cuman bikin darah gue mendidih, batin gadis tersebut, seraya menarik tangannya dan menjauhkan jas milik pria di hadapannya.

"Maaf, Mba. Kalo udah nggak ada keperluan lagi, bisa ke pinggir? Mobilnya mau lewat," ucap Jalu. Sengaja mengubah topik pembicaraan sebelum pertikaian antara dua orang di hadapannya di mulai.

"Entar dulu, urusannya masih ada yang belum selesai." Dua orang pria itu memperhatikan gadis tersebut yang tengah duduk di kursi yang menghalangi pintu gerbang.

"Ganti rugi! Ongkos dari rumah saya ke sini itu mehong, ya!" ucap gadis tersebut seraya satu tangannya menengadah ke arah dua orang pria tersebut.

"Berapa memangnya, Mba?" tanya Jalu yang hendak mengeluarkan dompet. Namun, tidak jadi karena tangannya dihentikan oleh majikannya.

"250 ribu."

Gadis itu tampak sedikit tercengang setelah uang yang dia minta langsung berada di atas telapak tangannya.

"Selesai, kan? Kamu bisa pergi dari sini atau dari bumi ini juga nggak apa-apa."

Ingin rasanya memaki-maki, tetapi nyatanya ia masih punya sopan santun. Akhirnya gadis itu pun pergi dari sana tanpa mengucapkan terima kasih kepada yang sudah memberinya uang 250 ribu.

"Untung istri saya tidak mempunyai sifat seperti itu, ya, Jal."

Jalu tersenyum manis. "Bisa-bisa ubanan, ya, Mas kalau seperti gadis tadi."

"Bukan ubanan lagi, Jal. Mungkin saya sudah tinggal nama."

...Ω...

Terpopuler

Comments

Dehan

Dehan

favorit, like, dan komen sudah mendarat ya kak..

salam dari penjahit cantik
mampir lagi ya kak bila berkenan

2022-07-14

0

@ries 07

@ries 07

aku suka ceritanya kak...
bunga lagi otw ya siap d kirim...

2022-03-25

0

Fb: Ponn Ponn

Fb: Ponn Ponn

untuk part lainnya nyusul ya🤗

2022-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!