Saat ini Zila sedang berada di depan para anaknya berada. Zila sengaja menunjukkan wajah garangnya agar ditakuti oleh mereka.
Sedangkan mereka bertiga hanya bisa terduduk patuh seperti tersangka sebuah kasus kejahatan.
" Kalian pasti sudah tau bukan, mengapa kalian mommy kumpulkan seperti ini." Zila memulai pembicaraan.
" Ayo jujur sama mommy. Kalian melakukan apa saja di belakang mommy. Jujur sekarang atau mommy akan mengetahui nanti, dan perbuatan kalian nanti akan lebih melukai mommy." jujur Zila dengan perasaan sedihnya. Mengapa mereka tidak pernah mau jujur padanya.
" Apakah kalian kecewa yang hanya memiliki seorang ibu yang hanya mempunyai dua Cafe tidak seperti ayah teman-teman kalian yang mendirikan sebuah perusahaan besar ?" ucap Zila dengan tersendu, ia merasa gagal menjadi seorang ibu.
Para jagoannya yang telah ia perjuangkan dengan jatuh bangun ternyata memiliki banyak bakat tanpa di ketahui nya bahkan ada yang pintar mengancam. Ia merasa menjadi ibu yang gagal untuk mereka.
" Mommy, jangan berkata seperti itu mom. Ini semua salahku mom. Aku kesulitan mengontrol emosi ku kalau ada yang menindas orang lain mom. Aku ngga suka. Aku minta maaf mommy, Leo janji ngga ngancam mbak pengasuh lagi. Please mommy kami senang menjadi anak mommy kami bahagia mommy. Mommy maafkan Leo." Leo menangis dipelukan Zila.
Ia merasa bersalah karna menyembunyikan hal sebesar ini.
" Mommy kami akan menggunakan bakat kami hanya untuk kebaikan saja, maaf ya mommy karna kami mommy jadi menangis, maaf mommy kami minta maaf." seru Leona sambil ikutan memeluk ibunya.
Leon hanya terdiam dengan rasa bersalahnya, ia sebenarnya takut akan memberi tau ibunya atau tidak tentang kekacauan yang ia perbuat untuk pelajaran bagi ayah nya.
Semoga saja ibu nya tidak tau dan ia akan menyimpan semua Rahasianya dengan rapi.
" Baiklah akan mommy maafkan, tapi kalian harus berjanji sama mommy, untuk selalu melakukan kebaikan. Kalian memiliki kelebihan masing-masing, terutama kamu Leon, gunakan kejeniusan mu sebaik mungkin, jangan sampai kepintaran mu merugikan orang lain, okay." ucap Zila sambil menunjukkan senyum menenangkan jiwa.
Hati Leon berdenyut mendengar penuturan ibunya, ia merasa sangat bersalah karna telah membuat ayahnya rugi besar.
" Mommy, Leon lapar." Leon mengalihkan pembicaraan agar ibu mereka tidak lagi berkata yang tidak-tidak.
" Astaga sayang, ibu sampai lupa dan membuat kalian kelaparan, maafkan ibu ya. Ya sudah ayo kita makan." seru Zila yang kemudian menggiring pasukannya ke meja makan.
Zila memperhatikan para anaknya dengan seksama hatinya tersentuh ketika mereka menikmati hidangan buatannya.
" Mom. Mommy. Melihat wajah kami tidak akan membuat mommy kenyang." tegur Leo sampai menyadarkan Zila dari lamunannya.
" Sayang, Mommy sangat bahagia karna ditengah keterpurukan hidup yang mommy alami kalian mau hadir dalam kehidupan mommy, dan memberi warna dalam mommy menjalani hari. Terima kasih ya sudah menjadi anak Mommy yang hebat." ucap Zila tulus sambil berkaca-kaca hatinya merasa sangatlah tercubit.
Dulu ia selalu mengeluh karna nasibnya yang tidak begitu baik, namun sekarang ia sangatlah bersyukur atas hadirnya para jagoannya.
" Mommy, kami sayang mommy." seru Leona sambil menangis di pelukan ibunya.
" Mommy makasih udah mengizinkan kami hadir dari dalam perut mommy, kami merasa beruntung karna menjadi bagian dari ibu yang hebat seperti mommy." ujar Leo sambil menangis juga.
Sedangkan Leon mengarahkan kepalanya keatas menahan rasa sedihnya, ia tidak mau menangis. Leon merasa, seorang pria menangis itu sangat memalukan.
Leon mengusap punggung ibunya yang bergetar. Zila hanya bisa menangis bahagia, ia merasa sangat dibutuhkan oleh mereka.
-to be continued-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
cerita yang lembab. Dan bosan Thor
2022-04-30
0
Wirda Lubis
anak kecil sudah dewasa belum waktu nya
2022-04-14
2
Eni Purwanti
anak kecil yang sudah dewasa🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-03-29
4