Pagi itu dikala Zila sengaja mengunjungi Cafe miliknya sekaligus janjian dengan mantan majikannya, bu Susi.
Entah kenapa tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba bu Susi minta ketemuan seperti biasanya di Cafe ini.
Zila menunggu dibangku paling pojok agar ngga ada yang mengganggu pembicaraan mereka nanti.
Tak lama setelah Zila menyesap kopinya, Bu Susi datang dengan raut bahagia nya.
" Zilaaa..." sapa bu Susi menunjukkan senyum Pepsodent nya.
" Iyaa bu. Ibu kelihatan bahagia sekali hari ini." balas Zila seperti biasanya, ia selalu tenang.
" Tentu saja bahagia dong, sayang. Oh ya mulai hari ini panggil mama saja, ya biar kekinian jangan ibu lagi." pinta bu Susi.
" Tapi, bu."
" Mama kurang suka di panggil ibu, enakan mama, ya. Panggil mama saja kan bentar lagi jadi mantu mama." jelas bu Susi.
" Hah, maksudnya ma ?" beo Zila.
" Kamu kan yang dipilih putra saya, kamu mau menikah dengannya kan katanya ? ya sudah ayo ikut mama ke butik langganan mama." ajak Susi, tangan nya menarik Zila agar mengikutinya.
" Ngapain ma ?" tanya Zila menghentikan tangan majikannya yang menggenggam tangan nya terlalu kuat hingga membuatnya kesakitan.
" Ayo ikut saja mama, ya." ucap Susi dengan antusias nya.
Zila hanya pasrah, dalam hati ia menggerutu karena jujur saja bagaimana bisa bu Susi menganggap kalau ia adalah calon menantunya.
Ternyata tanpa Zila ketahui Rafa sudah menceritakan kepada mamanya siapa yang akan ia nikahi dan saat melihat foto Zila mamanya Rafa itu sangat senang sekali bahkan langsung menetapkan tanggal pernikahan keesokan harinya.
Rafa tidak memberi tau kalau wanita yang ia nikahi udah punya anak, begitu pun Zila yang memang tidak berniat memberi tau mantan majikannya itu kalau ia punya anak karna yang ia takutkan adalah sebuah pertanyaan keramat yang sangat melukai hatinya, yaitu : dimana ayahnya ?
Itulah mengapa Zila tidak memberi tau siapapun termasuk kedua orang tuanya.
Zila dibawa di salah satu butik yang paling terkenal di kota ini.
" Tunggu sebentar, bu. Kenapa membawaku kemari ?" tanya Zila.
" Kau bilang kau mau menikahi anak saya yang sudah perjaka tua itu." jawab bu Susi.
Zila berfikir sejenak, perasaan Zila tidak menerima lamaran siapapun kecuali..
" Mama, punya anak laki-laki ? oh tunggu.... mama kenal Mark ?" tanya Zila.
" Mark adalah sekertaris anak mama. Ayo sayang kamu dirias dulu." bu Susi memanggil MUA kesayangannya.
" Oh, nyonya cantik anda datang lagi. Sungguh kehormatan bagi saya didatangi sama orang berpengaruh seperti anda." puji MUA itu.
" Sudahlah, jangan menjilat. aku punya tugas penting buat kamu oke. Rias calon menantu ku sebaik mungkin, ya. Pokoknya harus yang paling bagus dan saya tidak suka kegagalan." kata bu Susi.
" Oh itu mah masalah gampil nyonya, astaga ya Tuhan, cantik sekali kamu nona, pertama kali melihat mu saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama." ungkap MUA itu dengan girang.
" Anda terlalu berlebihan." Zila sungkan.
" Benar nona.." MUA yang ternyata laki laki gemulai itu berniat memegang tangan Zila. tapi,
Plakkk
Bu Susi mengehentikan niatnya.
" Kamu jangan macam-macam dengan milik anak saya kalau mau masih ingin hidup di keesokan harinya." ucap bu Susi menjaga Zila seperti pawangnya saja.
" Aduh, baiklah nyonya." MUA itu pun mulai merias Zila dengan tangan lentik nya melebihi artis padahal ia cowok.
🌷🌷🌷🌷
-to be continued-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Thasiroh Dita
mampir thor,,
2022-10-13
0
⚔️👑21N
lanjuuut
2022-04-19
2
Kaspo Kaspo
Kurang detail,
2022-04-01
0