07. Si Pembuat Masalah

Hari ini adalah hari minggu jadi Leon berencana mengintai apa saja yang dilakukan perusahaan itu.

Leon tertawa dalam hati ternyata walau sudah hampir siang mereka sama sekali belum bisa menyalakan komputer mereka.

Karna kesal ternyata pegawainya tidak terlalu ahli akhirnya Leon menambah virus lagi agar komputer nya itu langsung rusak dan benar saja.

Seluruh komputer disana mati total dan tidak bisa digunakan lagi oleh mereka. Leon juga mengambil data kerja sama dengan salah satu perusahaan luar negri dan menyimpannya di Laptopnya.

Leon tertawa bahagia melihat kekacauanya berhasil. Dan sudah dipastikan Sarfaraz akan rugi besar karna kejadian ini.

Pintu kamar terbuka dan muncullah kedua saudara kembarnya.

" Kak, apa yang kakak lakukan." tanya Leona sambil melihat kakaknya yang terlihat bahagia.

" Tentu saja melakukan hal yang menyenangkan. kenapa, kalian ingin bermain." tanya Leon.

" Iya kak, aku bosan dirumah jadi aku ingin mengajak ibu jalan jalan." ucap Leona mengutarakan niatnya.

" Kita mau naik wahana yang membuat jantung kita semua berdebar." tambah Leo bersemangat.

Tanpa menjawab Leon langsung mengikuti langkah kedua adiknya setelah mematikan komputernya.

🌷🌷🌷🌷

" Tuan, data penting tentang kerjasama dengan perusahaan diJepang dicuri dan otomatis terhapus." ucap salah satu tim IT perusahaan.

" Jadi kamu bilang data ku dicuri dan hilang entah kemana. iya. Kalian sebenarnya bisa jaga keamanan tidak sih, memalukan kerjaan kalian semua. Aku menggaji kalian tinggi bukan untuk menghidupi kalian saja tapi juga kalian harus membantu kinerja perusahaan. huh. menyebalkan sekali."

Rafa hanya bisa marah melampiaskan kekesalannya pada karyawannya. Ia menyuruh Mark mengganti semua komputer dengan yang baru dan membuat sistem keamanan yang lebih Rahasia lagi agar tidak bisa di bobol.

Rafa melakukan hal itu seharian sampai kawanan Zila sudah sudah sampai dirumah dan Leon sudah bersiap didepan komputer.

" Baiklah. mari kita bermain lagi." ucap Leon senang sambil menerobos masuk pertahanan Rafa.

Namun kali ini perbuatan Leon terdeteksi oleh Rafa tidak seperti sebelumnya yang lancar jaya tidak ada yang tau.

" Aha, kali ini kau benar-benar waspada. Okay tak apa." Leon langsung menerobos masuk lebih dalam lagi namun berhasil dihalangi oleh Rafa.

Rafa sedikit membiarkan orang itu mengacak datanya sebentar karna Rafa ingin meretas balik dan menemukan siapa yang mengacaukan perusahaan nya.

Namun usaha Rafa tidak berhasil. Sepertinya lawannya ini cukup pintar menyembunyikan identitas aslinya.

" Mau apa kau." sebuah pesan singkat yang berhasil Rafa kirimkan.

" A****ku bosan jadi aku ingin bermain main dengan mu. Mau kan kau menemaniku main." jawab Leon dengan pesan teks juga.

" B****eraninya kau bermain dengan ku. Katakan siapa dirimu."

" A****ku tidak siapa siapa. Yang pasti aku bukan tandinganmu."

Karna kesal ditanya terus akhirnya Leon mengirim virus di komputer yang digunakan Rafa dan membuat komputer itu perlahan mengeluarkan asap kemudian meledak seketika.

" Sial." teriak Rafa geram karna ulah orang iseng ini. Ia harus pastikan bisa cepat menemukan orang ini dan ia akan mencincangnya.

drrt drrt..

drrttt... ddrrtt...

drrt...

" Apa sih ma." Rafa menjawab telvon mamanya dengan kesal.

" Rafa, mengapa kamu jadi galak sama mama." ibu Susi tidak terima.

" Maaf ma. Perusahaan rugi triliunan gara-gara orang iseng yang hanya ingin main-main makanya aku sangat kesal." jujur Rafa.

" Bagaimana bisa sayang, bukankah keamanan perusahaan mu sudah bagus bahkan lebih aman data yang ada di perusahaan mu dari pada yang ada di bank." ucap ibunya tidak percaya.

" Iya, ma. Tapi tetap saja masih ada yang bisa meretasnya pasti orang ini bukan orang biasa."

" Hati-hati ya nak. Semoga masalah mu cepat selesai. Oh ya, jangan lupa cepet dapatkan pacar sebelum mama jodohin sama teman mama."

" Ma, teman mama kan tante-tante semua." protes Rafa tidak percaya dengan ide gila mamanya.

" Jangan salah. Teman mama para daun muda, makanya mama ikutan kelihatan muda padahal udah punya anak seperti kamu yang hampir kepala tiga.." ucap Susi.

Rafa yang mendengar itu langsung memutuskan panggilan secara sepihak. ia memijat kepalanya pusing.

-to be continued-

Mohon Kritik dan sarannya 🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***