18. 1 4 3

Elsa akan selalu berusaha terlihat baik baik saja di depan banyak orang, dia hanya tidak ingin keadaanya di khawatirkan oleh siapapun. Dia akan tetap tersenyum meskipun keadaan hatinya kosong dan perasaannya yang tidak benar benar merasa bahagia.

dia tidak akan menunjukkan rasa sepi itu dihadapan orang lain. sesungguhnya itu semua hanya sebuah topeng, ia harus memerankan orang lain dalam dirinya yang nampak bahagia.

Brian... cowok itu terlalu rajin mengiriminya pesan dan perhatian perhatian kecil yang selalu ia tunjukkan tiap kali bertukar pesan. weekend brian mengajak elsa jalan bareng lagi dan elsa meng iyakan tawaran itu. tidak ada alasan untuk dia menolak karna dia benar benar tidak punya rencana weekend.

dia juga menghargai brian di tengah kesibukan persiapan olimpiade basketnya masih sempat sempatnya mengajak ia jalan. tentu saja cowok itu sedang sibuk karna yobi dan tim basket sekolahnya pun begitu sibuk.

seperti biasa brian mengajak elsa hang out tapi kali ini brian tidak memberi tahu elsa kalo cowok itu akan jalan rame rame bersama teman sekolahnya.

brian mengajak bertemu dengan lima anak cowok dan dua anak cewek di kafe 'promise', kafe yang cukup populer untuk anak milenial karna instagramable. elsa sedikit canggung bertemu dengan teman teman brian dari SMADA, elsa bukan tipe orang yang cepat akrab dalam satu kali bicara seperti debby. dia sedikit tertutup untuk orang yang baru di kenalnya. elsa berusaha terlihat nyaman dan untung saja mereka selalu mengajak elsa masuk ke dalam obrolan mereka

"jadi lo... ngehindar dari jenn untuk jaga perasaan dia??" tanya ryan sambil menunjuk elsa dengan dagunya, ia tersenyum sambil menatap elsa. elsa melihat brian yang hanya tersenyum kepadanya.

"kayaknya special nih... jadi sekarang udah ada supporter dong pas olimpiade nanti??"

"kita lihat aja nanti!" brian mengedikkan bahunya dan tersenyum seolah dirinyapun tengah penasaran.

mereka nongki santai selama beberapa saat sebelum akhirnya brian mengajak elsa pergi duluan dan mengunjungi konser musik lokal.

*****

"pi... lambo papi ardi bawa!!" ardi mengambil kunci mobil lamborgini papinya di atas nakas dekat papinya yang tengah duduk dengan secangkir kopi.

"mau kemana kamu weekend udah rapi gini??" papinya menurunkan koran di tangannya dan memperhatikan penampilan ardi dari atas hingga bawah "nggak biasanya"

"mau jemput cewek pi... doain ya!" kata ardi sambil menaik turunkan alisnya

"kamu jangan hanya pacaran bisanya, raih peringkat 5 besar minimal"

"kan udah masuk 10 besar. sans lah pi everything so good!"

papinya menggelengkan kepalanya "sekolahnya yang everything so good kamunya kapan so good??"

"udah good looking kok pi... pokoknya hari ini ardi butuh support dari papi. sulit ini pi dapetinnya... tantenya aja galak belom lagi ketemu bokapnya hari ini"

"kalau kamu tidak bisa bawa dia ketemu papi sama mami hari ini papi keringin ATM kamu"

"dare nih pi...???" ardi sedikit terkejut.

"iya. buktikan kamu tidak secemen yang papi kira selama ini. masak cewek aja susah gaetnya"

"masalahnya ini ponakan bu litsa, titisan albert einstein dan anak pak mentri pi.... kurang ribet apa lagi coba kisah cinta gue. mampus jangan nih...."

"oke deal pi!!!" kata ardi pada akhirnya sambil kiss bay dengan menyatukan jari jempol dan jari tangannya ke mulut.

ardi berlalu meninggalkan ruang keluarganya.

ia menyusuri jalanan kota jakarta sore ini. ia sudah memasuki kompleks pekarangan rumah nelcy di mana sepanjang pinggir jalan di huni oleh petinggi petinggi negara, kawasan elite bergengsi yang biasa disebut kawasan "THE HAVE".

Ardi telah berada di depan pagar yang menjulang tinggi seorang satpam menghampirinya dan menanyakan maksud kedatangannya. setelah berbincang dan satpam tersebut menelfon seseorang mobil lamborghini ardi di persilahkan masuk

ardi turun dari mobil dan melihat rumah yang lebih pantas di sebut mansion dengan tiang tiang raksasa yang menjulang tinggi di depannya. ia memegang bagian belakang kepalanya kemudian meremas rambutnya "f*ck.... ngapain gue disini???" belum apa apa dia sudah merasa insecure.

ia di sambut oleh seorang asisten rumah tangga yang mempersilahkannya masuk. ardi sangat nervous kali ini, padahal ia belum ketemu nelcy. ardi duduk di sebuah sofa 'wah' yang berjejer lebih dari dua set. seorang pria paruh bayah datang sambil mengenakan kaca matanya.

ardi langsung berdiri dan menyalaminya "sore om!"

pria itu hanya tersenyum dan mengangguk. rasanya ardi ingin melarikan diri saja dan memukul yobi sepuasnya. sumpah! ini pertama dalam hidupnya.... ngapel ke rumah cewek setegang itu. belum lagi khawatir bu litsa muncul dan membeberkan aibnya di sekolah kepada papa nelcy. ardi merinding sendiri membayangkan hal itu. tapi tolong bu litsa jangan melupakan dia peringkat 9 di kelas meski nilai matematika dan kimia di luar kendalinya. dia bukan anak bodoh, dia hanya terlahir sebagai anak yang sering melanggar peraturan. dia memang nakal tapi masih masuk akal. dia memang sering melanggar tapi tidak se liar yang bu litsa kira.

"ada hubungan apa kamu sama anak om???"

"ya om???" ardi spontan panik. ini yang nanya pak syahrul arifin sebagai mentri ekonomi apa sebagai papa dari seorang nelcy? cewek yang sedang ia targetkan main ke rumahnya hari ini.

pak mentri yang terkenal humble di televisi ternyata aselinya kelihatan sangar begini dengan status dirinya dan sang putri.

"saya sama nelcy cuma temen kok om...."

"benar hanya teman...???"

"saya sih maunya lebih om tapi putri om sulit sekali di jangkau...." papa nelcy kelihatan mulai tersenyum membuat rasa tegang ardi sedikit berkurang

"usaha dong..."

"serius om...??? om kasih ijin???" ardi bertanya antusias pria di depannya hanya tersenyum dan mengedikkan bahunya

"kalau mampu! kalau gak ya sudah nyerah sekarang aja!"

"mana bisa nyerah gitu aja om usaha saya sudah....." tiba tiba ardi melihat kehadiran nelcy dengan baju yang sudah rapi blouse krem lengan panjang dan rok pendek warna coklat tua, ardi terpesona melihat penampilan nelcy yang menunjukkan bahwa dirinya memang bukan cewek yang bisa dia dapatkan tanpa sebuah usaha.

"kamu datang...?!" tanya nelcy ragu. karna nelcy benaran ragu ardi bisa memecahkan soal matematika itu.

fokus ardi benar benar buyar "kamu...????" sejak kapan dia se istimewa itu di depan nelcy?? ardi tersenyum "ini kesempatan yang kamu berikan. mana mungkin aku menyia nyiakannya...." nelcy tersipu mendengar ardi mengucapkan hal itu di depan papanya. pak mentri berdekhem yang membuat keduanya menoleh

"kalau mau pergi berangkat sekarang agar pulangnya tidak malam"

mendapat lampu hijau, ardi segera pamit mengajak nelcy pergi. ia menunggu di luar ketika nelcy pamit untuk mengambil tasnya di kamar. ketika nelcy sudah keluar ardi hendak menggandengnya tapi tiba tiba sebuah mobil datang.

Ambyar!!!!

melihat siapa yang datang ardi mematung, bu litsa. ardi menelan silavanya, kenapa harus tiba tiba datang sekarang??? seharusnya dia datang saat ardi dan nelcy sudah pergi. nelcy juga kelihatan sedikit kikuk dan menggaruk tengkuknya.

"kalian mau pergi kemana??"

"kita... mau..."

"kamu sudah datang??" ketiganya serempak menoleh ardi menghembuskan nafas lega untung pak mentri muncul "ayo masuk" bu litsa hanya mengangguk lalu menoleh ke ardi lagi

"jangan di bawa ke club.."

"busyet..." gumam ardi, bu litsa pergi.

nelcy kelihatan tidak nyaman lalu ia memegang lengan ardi "maafin tante ya..."

ardi tidak menjawab ia melihat lengannya yang di pegang nelcy kemudian tersenyum melihat wajah nelcy yang merasa tidak enak "it's oke!"

ardi membukakan pintu mobilnya, nelcy bergumam terima kasih. mobil pun melaju ke jalan raya. ardi menyapa penjaga pos di pintu kompleks. nelcy heran mendapati ardi sedekat itu dengan pak satpam di kompleks nya, tapi ia lebih memilih untuk tidak bertanya.

"kamu gak mau nanya kita mau kemana??" ardi menoleh ke arah nelcy sambil tersenyum, nelcy sedetik tertegun melihat ardi "aku----kamu" padahal tadi nelcy bilang aku kamu karna ada papanya. tapi ya sudahlah lanjutin permainannya.

"yang pasti kita tidak akan ke ke club..." ardi tertawa mendengar jawaban nelcy

"kita akan ke rumahku. papi ingin ketemu kamu??"

"ngapain???"

"kenalan sama calon mantunya lah"

"aku belom siap"

senyum ardi semakin mengembang "emang perlu persiapan apa lagi kamu sudah sangat cantik!"

nelcy berdecak "tapi tidak secepat ini...."

ardi hampir mau tertawa. apa dia sedang mendapat jawaban atas perasaan nelcy selama ini??? apa nelcy sebenarnya menyukainya???

ardi memberanikan diri memegang tangan nelcy. "tenang, i'm here whenever you want me. yang pasti gak setegang saat aku ketemu pak mentri..." nelcy tertawa mendengar ucapan ardi.

"papaku emang galak!! makanya gak ada cowok yang berani main kerumahku"

ardi menoleh ke arah nelcy "serius???" nelcy mengangguk, ardi tiada hentinya tersenyum "waahhh wajib galak sih kalo gitu...habis anaknya gemesin gini...." nelcy mencubit lengan ardi yang di sambut tawa oleh ardi.

ardi mencium punggung tangan nelcy "one four three (1 4 3) i love you...."

Blush....

wajah nelcy merona

oh astaga!!! dia lebih menggemaskan dari kartun kartun yang pipinya bersemu merah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!