10. Demi Ardi

Dug!!!

Dug!!!

Dug!!!

Rafil berusaha merebut basket yang di drible oleh yobi. mereka tengah berada di lapangan basket yang terletak di halaman sekolah, tempat upacara biasa di laksanakan. sekolah mereka memiliki 2 lapangan yang multi fungsi ke duanya bisa di alih fungsikan sebagai lapangan futsal, volly, basket, tennis dan lain lain. bedanya yang di indoor bisa di gunakan sebagai aula.

HAPPPP!!!

yobi berhasil memasukkan bola ke ring. rafil menangkap bola tersebut lalu melemparkan bola asal sambil melonggarkan dasinya. tiba tiba jevier datang dengan tawanya sembari berlari di kejar ardi

"heii... kalian mau tau kebodohan ardi hari ini??" teriak jevier sambil berlari menghindari kejaran ardi

"diam kambing!" umpat ardi

"HAHAHA.... gila!!!! keturunan bu litsa emang sadessss. ngeri... ngere..."

"ngomong sekali lagi habis lo nj*ng" rafil menarik kerah seragam ardi dari belakang. melihat ardi di tangkap rafil, jevier berhenti dengan nafas ngos ngosan

"jelasin jev..." pinta yobi, jevier tertawa ngakak. ardi memasang wajah masam

"si ardi barusan... nyamperin nelcy di kantin..."

"lepasin gue nj*r" teriak ardi kepada rafil tapi rafil malah menyuruh jevier melanjutkan ceritanya. mendapat banyak dukungan jevier makin semangat menjelaskan

"ardi ngajakin nelcy jalan weekend tapi nelcy gak jawab 'ngak atau iya' dia malah ngasih ardi soal matematika lagi...."

PUKKK

ardi melempar sepatunya kearah jevier tp jevier reflek menghindar dan sepatu itu tergeletak begitu saja di pinggir lapangan

"dan kalian tau....jawaban dari soal itu adalah waktu dimana ardi harus jemput dia kalau telat mereka gak jadi jalan"

HAHAHAHA

rafil melepas cengkraman baju ardi, ketiganya reflek tertawa dan mencuri perhatian siswa siswi di dua lima.

"bangsat..." ardi mengejar jevier lagi tapi jevier sudah tidak punya tenaga lagi kali ini dia pasrah saja

"peace bro .... kita bantu... kita bantu oke!" rayu jevier

"kenapa harus keturunan bu litsa sih ar?? udah gitu titisan albert einstein lagi. kayak cewek laen di muka bumi udah punah aja?!" protes yobi

"justru itu serunya... nelcy tuh 'menantang' adrenaline"

"wuiiihhh menantang mantaaap!"

"jangan ngeres fil, maksud gue tuh menantang yang good way" rafil tertawa

"yaudah kita bantu"kata jevier mantap "kita cari sama sama jawaban dari soal itu" ketiganya kompak menolah kearah jevier yang tengah mengambil sepatu ardi lalu menyerahkannya "dia ngasih lo soal agar lo bisa jemput kan, bukan berarti lo di tolak kan?" ketiganya tampak tertegun mendengar penuturan jevier

"tapi siapa yang bisa ngerjain matematika??? otak kita gak nyampe" tanya yobi penasaran

"otak cethek jangan di bikin mampet dong kita suruh aja elsa ngerjain..."

"elsa???" tanya rafil dan yobi bersamaan

""kalian bego jangan di borong semua. iyalah elsa, diakan nilai matematikanya selalu tertinggi di kelas. siapa lagi yang bisa bantuin kita, selain elsa?"

"yakin dia mau?" tanya ardi setelah sekian lama terdiam

"soal itu serahin aja sama yobi"

"kok gue??"

"lo kan pawangnya. lo yang paling bisa ngendaliin elsa"

"gue gak yakin. kalo novi, debby atau yang lainnya mah gue bisa tapi ini masalahnya elsa, cewek super jutek itu..., dia pasti bodoh amat"

"kita yakin lo bisa, demi sahabat lo..." yobi melihat ketiganya bergantian, kemudian berdecak membuang muka tampak berfikir beberapa saat. dia tau dia tidak mungkin bisa menolak ketiga sahabatnya. ia menarik nafas panjang sebelum akhirnya berkata

"ini lebih sulit dari pada lo nyuruh gue ngeluarin harimau di ragunan kalo berhasil lo jalan sama nelcy lo harus bayar mahal atas hal ini"

"anything...." jawab ardi tersenyum cerah, hal itu semakin membuat yobi berdecak kesal, yobi pergi meninggalkan mereka yang seolah terlihat puas atas hal yang akan di lakukan yobi.

****

mata yobi menyusuri seluruh isi kelas, tapi dia tidak menemukan si princess disney itu. yobi menghampiri debby

"elsa kemana???" debby meletakkan ponselnya, ia menelisik wajah yobi curiga, yobi berdecak "kenapa sih?"

"ngapain lo nanyain elsa..."

"adalah pokoknya penting...."

"kangen ya...???"

"iya nih, seharian gak ngebacot sama dia"

"waahh... urgent nih kayaknya"

"udah buruan kasih tau tuh makhluk kemana"

"perpus"

yobi langsung pergi tanpa kata terima kasih. debby kembali sibuk dengan ponselnya.

yobi mengakses pintu masuk perpustakaan dengan sidik jarinya. dari pintu masuk terlihat rak rak buku yang berjejer rapi di ruangan luas tersebut, bangku bangku berjejer dengan rapi pula, nampak sunyi karna semua orang sibuk dengan buku bacaan mereka. yobi melihat elsa yang tengah berdiri di sela sela rak

yobi melangkahkan kakinya kearah elsa, ia sengaja memelankan langkah kakinya agar tidak di ketahui elsa. sebelah alis yobi terangkat heran mendapati elsa tertegun melihat sesuatu. yobi semakin mendekat, ia tersenyum melihat apa yang tengah di pandang elsa

"ngapain?? lo masih ngarepin dia???" yobi berbisik tepat di telinga elsa, dia menangkap basah elsa tengah memandang yudha yang sedang duduk fokus dengan setumpuk buku didepannya

"beri....Sik..." elsa berbalik "... lo???? nyetalk gue lo"

"gue tanya lo masih ngarepin dia??? sebaiknya lupain" yobi tersenyum smirk, elsa menyipitkan matanya

"sotoy... lo pasti kesini ada maunya kan"

"waahhh... lo bakat jadi peramal"

"mau apa lo??? kalo mau ribut keluar"

"waahhh nantangin... gue cuma... minta lo ngerjain satu soal matematika buat gue"

"kenapa gue harus nurutin perintah lo?"

"karna kalo lo gak mau lakuin perintah gue, gue bakal bilang ke yudha soal perasaan lo"

"wahhh itu ide bagus..." yobi mengernyit bingung mendegar tanggapan elsa. bukannya setiap cewek akan malu kalo sampe perasaannya di ketahui cowok yang dia suka? kalau elsa tidak takut berarti ancamannya buat bikin dia ngerjain soal matematika ardi bisa gagal "lakukan itu buat gue. karna gue gak bisa melakukan hal itu. tenang aja, gue bakal berterima kasih sama lo"

"Dia gak akan mau sama lo..." ucapan yobi sukses membuat raut wajah elsa sedikit berubah, dia menatap yobi intens "sayangnya.... dia gak akan mau sama lo. berhenti berharap sama dia...."

"lo gak tau apa apa soal hati gue..."

"gue tau.... dan gue juga tau yudha punya seseorang yang sangat dia jaga hatinya" raut wajah elsa berubah seketika, pias. bagaimanapun move on tidak semudah melepaskan burung yang di genggam untuk terbang begitu saja

"dan gue gak pe-du-li. minggir... lo selalu bikin mood gue berantakan" elsa berusaha bersikap seperti biasa terhadap yobi, pasang wajah jutek. hatinya tidak baik baik saja mendengar yudha ternyata punya seseorang yang dia suka, dan yang jelas itu bukan dia

elsa hendak melangkahkan kakinya melewati yobi tapi brengseknya cowok blasteran itu menengadahkan kakinya hingga elsa tersandung dan hampir terjatuh. elsa memang tidak sampai terjatuh karna yobi langsung menangkap tubuhnya dan memegang tangannya

"sorry... sengaja" ucapnya sambil menyeringai. elsa memejamkan matanya malas

"KALIAN... JANGAN PACARAN DISINI!!!" suara pak ustman menggema ke seluruh isi perpus, semua mata melihat kearah yobi dan elsa yang terlihat seperti sedang berpelukan, elsa buru buru melepaskan tubuhnya dari yobi. ekor matanya melirik kearah yudha yang juga sedang memandangnya

"maaf pak..."

"jangan berisik, jangan ganggu ketenangan yang lain" yobi tersenyum sambil mengangguk, elsa hanya bisa pasrah dan menunduk malu

"oh god...." gumam elsa. ia menatap yobi sinis

"tangan lo dingin... wajah lo juga pucet.... barangkali kalo gue cium lo bakalan langsung pingsan" spontan elsa menendang kaki yobi, seolah sudah paham dengan apa yang selalu elsa lakukan terhadapnya yobi reflek menghindar.

elsa pergi meninggalkan yobi. yobi tampak kesal dan berdecak "ardiiiiii...." geramnya lirih. ia lantas menyusul elsa keluar. mengejar elsa dan mendahuluinya berjalan

"pokoknya kali ini lo harus mau bantuin gue" elsa terus saja berjalan. yobi berjalan mundur menghadap elsa sedangkan elsa terus saja berjalan tidak menghiraukan yobi.

"tugas sedang numpuk, dan lo nyuruh gue ngerjain soal gak penting itu"

"ini penting buat gue..."

"sok penting" yobi berdecak mendengar jawaban elsa. ia menyejajarkan langkahnya dengan elsa. mereka harus menyeberangi lapangan basket untuk bisa sampai ke kelas mereka.

"elsa..." elsa berhenti, yobi pun ikut menghentikan langkahnya "lo harus mau!"

"kalo tetep gak mau??"

"gue bakalan cium lo disini"

"gak takut tuh" elsa tidak kelihatan takut sama sekali, yobi tersenyum smirk. lalu ia menarik pinggang elsa ke dekapannya. elsa terperanjat kaget, sedikit shock

"oke, lo yang minta..." yobi menatap elsa tajam, begitupun elsa yang terlihat menantang dengan matanya. anak anak sudah heboh melihat tontonan itu di tengah tengah lapangan, di koridor lantai 2, 3 dan 4 terlihat anak anak melongo ke bawah. untuk beberapa saat yobi dan elsa berpandangan. jantung elsa ber degub kencang saat yobi mulai mendekatkan wajahnya

"ok fine! gue mau" nyerah. elsa nyerah dan segera melepaskan tubuhnya dari tubuh yobi "bakat lo kalo suruh ngancem" yobi tersenyum mendengar pujian elsa. tentu saja itu hanya sebuah gertakan untuk elsa. seandainya elsa beneran ia cium otomatis sudah tidak akan mau lagi tuh cewek mengerjakan soal ardi. huft... semuanya demi ardi

"thank's girl..."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!