yudha tampak tergesa gesa, ia memarkirkan mobilnya asal saat baru tiba di restaurant AYOKA. melihat kedatangan yudha, sheryl langsung berdiri dan memeluknya.
ia menangis di pelukan yudha, dia mengelus kepala sheryl. melihat sheryl menangis dia berusaha menenangkan sheryl dan mengajaknya untuk duduk sambil meredakan amarahnya sendiri
"jangan nangis... air mata lo terlalu berharga buat nangisin cowok kayak dia..."
"yobi jahat... yudh... dia..." yudha menghapus air mata sheryl "dia... gak beneran tulus sama gue... dia cuma jadiin perasaan gue taruhan.... dia brengsek... gue udah sabar dia cuek selama 5 bulan kita pacaran... tapi, gue gak terima dia gak cinta sama gue"
yudha hanya bisa diam mendengarkan keluhan sheryl. yudha memang paling pengertian, ia tau saat cewek menangis cukup menemaninya tanpa banyak bertanya karna cewek hanya butuh ditemani saat menangis tanpa harus di tanya
"kenapa?? jelasin!"
"oke, sekarang lo jangan nangis lagi..."
"yudh... lo bisa bantuin gue.... ??? bujuk yobi untuk mencoba lagi sama gue..." yudha memandang sheryl dengan tatapan sendunya, ada kilatan amarah di matanya tapi rasa sakit di hatinya mendengar sheryl yang tidak mau menyerah dengan perasaannya terhadap yobi jauh lebih membuatnya sakit
"gue gak bisa... sorry"
"lo bisa yudh, kalian sepupu..."
"tapi lo juga tau hubungan gue sama yobi gak sedekat itu..."
"yudh...." sheryl memandang yudha sendu penuh permohonan. oke, yudha paling tidak bisa melihat sheryl merengek seperti itu sejak dulu. dia selalu luluh terhadap sheryl yang selalu manja padanya.
"oke, gue coba..." ucap Yudha pasrah
"thanks... thanks... lo selalu ada buat gue"
"karna gue suka sama lo sher, tapi yobi lebih bisa bikin lo bahagia...awalnya, gue pikir begitu..."
iya, yudha mencintai sheryl tapi dia tidak pernah mencoba mengungkapkannya karna dia tau sheryl akan bahagia dengan orang yang dia cintai, yobi... sepupunya. yobi yang menang.
yudha lebih memilih menyembunyikan perasaannya takut sheryl akan tidak nyaman dengan perasaan yang yudha miliki dan memilih menghindar, yudha tidak mau hal itu terjadi.
biar, biar... soal perasaannya cukup menjadi urusannya, sheryl tidak perlu tau tentang perasaannya atau mungkin.... sheryl sebenarnya menyadari perasaan yudha, tapi menolak untuk mengetahui kebenaran perasaan itu, karna dia juga merasa takut akan perasaannya.....
****
yudha menemui yobi dirumahnya, hal yang sudah jarang dia lakukan selama setahun terakhir. ia mendapati yobi di kamarnya bersama ketiga sahabatnya, lalu ia mengajak yobi ke gazebo di halaman belakang rumah yobi tempat dimana dia dan yobi menghabiskan masa kecilnya dulu
"gue mau ngomong..."
"udah ngadu tuh cewek sama lo.."
"brengsek... lo harusnya bisa jaga perasaan dia"
"sorry gue gak bisa. gue udah coba buat cinta sama dia tapi semakin dia menunjukkan kalo dia cinta sama gue, semakin gue merasa harus melepaskannya"
"lo tau kan sheryl nunggu sampe 2 tahun buat dia bisa jadi pacar lo, tapi lo hanya mempertahankannya selama 5 bulan, itu gak adil buat dia"
"ini juga gak adil buat gue, gue udah coba buat ngertiin lo dan ngertiin sheryl tapi kalian bisa gak ngertiin gue, perasaan tuh gak bisa di setting sedemikian rupa"
"tapi kenapa lo harus bohong dan bilang hanya jadiin dia taruhan???"
"karna gue mau dia benci sama gue dan menyadari perasaan lo buat dia. lo yang dia butuh bukan gue. tapi apa lo tau kemaren teman teman sheryl ngehajar gue??" yudha mengernyit bingung sedangkan yudha berdecih mengalihkan pandangan sambil tertawa sumbar "bahkan lo gak tau soal itu?? mungkin dia juga bukan cewek yang pantas lo cintai.."
"pengecut"
BHUKK!!!
tangan yudha yang terkepal sedari tadi akhirnya lepas kontrol. yobi hanya tersenyum sinis memandang yudha tanpa berniat melawannya.
"lalu apa bedanya dengan lo..??? lo bahkan bisa mencintai dua cewek sekaligus. kalo bukan pengecut apa namanya??? brengsek? atau bajingan?" yudha mengepalkan tangannya "atau lo hanya main main sama elsa...." yudha menonjok yobi spontan, yobi tidak menghindar. ia hanya tersenyum "gue benar...???"
"f*ck*ng sh***.... perasaan gue bukan urusan lo"
"tapi lo mau sok ngurusin perasaan gue, gue juga muak"
"lo..." yudha mencengkram baju yobi
"ayo pukul lagi kalo itu bisa bikin lo berhenti maksain perasaan gue buat sheryl"
"argh..." yudha melepaskan cengkraman di leher yobi. lalu ia pergi meninggalkan yobi dengan ke putus asaan di wajahnya
"elsa..." suara yobi sukses buat menghentikan langkah yudha "dia gak harus jadi korban. lo gak harus jadiin dia pelarian buat perasaan lo terhadap sheryl" yudha menoleh
"sebodoh itukah gue???" yudha tersenyum smirk.
lalu benar benar pergi meninggalkan yobi. yobi mengacak rambutnya frustasi. "argh.... gue bisa beneran gila"
yobi memasuki kamarnya dan mendapati ketiga sahabatnya yang tengah terdiam menatapnya
"kenapa kalian??" tanya yobi kepada ketiganya yang hanya menatap yobi kosong
"are you okay, bro??" rafil yang paling mature diantara mereka, dia memegang pundak yobi. yobi diam tidak menjawab lalu duduk di samping rafil
"gue gak bisa bayangin berada posisi lo..."
"gue hanya nyesel... hubungan gue dan yudha bisa begini hanya gara gara cewek, rasanya lucu...." yobi tertawa meski tawanya terdengar cukup lelah
"seandainya lo... ngebuang rasa hutang budi lo terhadap yudha, lo gak akan kayak gini..."
"bagaimana mungkin gue ngelupain pertolongan yudha gitu aja. kecelakaan itu.... "
"udahlah jangan dipikirin, lo juga gak sepenuhnya salah. yudha yang udah maksain lo buat pacaran sama sheryl..."
"dan brengseknya lo... lo mau aja. itu kesalahan lo" yobi menendang kaki aardi
"tapi bukannya yudha selama ini pacaran sama elsa ya... gue pikir dia udah lupain sheryl"
mendengar pertanyaan jevier, yobi langsung mendongak melihat jevier tapi ketiganya spontan melihat yobi
"yaa... elsa ibaratnya hiasan. dia pajangan yang pas buat di pajang depan kelas. aset kelas dia tuh... liat aja cowok ips pada lirikin dia semua"
"elsa???" yobi sedikit tertawa dengan pertanyaannya sendiri kemudian berdecih melihat anggukan ardi
"dulu aja gue sempet suka sama dia tapi gue mundur sebelum berjuang"
"karna lo tau lo bakalan failed" per kataaan yobi sukses membuat ardi melemparkan kulit kacang ke wajah yobi tapi yobi reflek menghindar
"karna gue tau gue gak mungkin saingan sama jevier" yobi berkerut bingung mendengar pernyataan ardi, rafil langsung tertawa mengingat keduanya yang menyukai elsa dulu
"gue gak sesuka lo sih, gue hanya kagum waktu itu sama elsa. dia tuh kayak kotak pandora, semakin kalian mengenalnya semakin banyak kejutan yang akan dia tunjukkan dalam dirinya"
"kok gue gak tau sih kalian berdua suka sama elsa"
"jelaslah lo gak bakalan tau, orang hidup lo cuma sibuk ngurusin materi baru buat dijadiin ajang berantem sama elsa"
yobi tertawa mendengar ardi. emang sih selama ini dia tidak tau apa apa tentang elsa yang katanya banyak yg suka itu, karna hidupnya hanya mengenal elsa lewat kemarahan cewek itu
"tapi boleh juga sih ide lo, ngedeketin cewek lewat jalur ektrem... jalur berantem!!!" jevier dan ardi tertawa mendengar perkataan rafil
"maksud lo apa fil??"
"masih nanya lagi, selama ini lo ada 'some' kan sama elsa?"
"some yang kayak gimana??? gue berantem sama dia tiap hari iya"
"oke, kalian partner enemy yang cocok. gue tunggu sampe kapan lo akan dibodohi perasaan lo sendiri"
"kalian ngomongin apa sih???"
ketiganya tertawa melihat yobi yang kebingungan dengan tingkah mereka. lalu jevier dan ardi segera beralih ke hadapan playstation untuk ngegame. rafil mengeluarkan ponselnya dan sibuk dengan gawainya, yobi yang belum mendapatkan jawaban dari pertanyaannya kelihatan kesal lalu beranjak mengambil gitarnya
ed sheeran__bad habits
everytime you come around
you know i can't say no
everytime the sun goes down
i let you take control
i can't feel the paradise
before my world emplodes
and tonight had something wonderful
my bad habits lead to
late night endin' alone
conversation with a stranger
i barely know
swearin' this will be the last
but it probably won't
i got nothin' left to lose
or use or do
my bad habits lead to
wide eyes starin' at space
and i know i'll lost control
of the things that i say
yeah, i wa lookin'.....
yobi menghentikan petikan gitar dan nyanyiannya tiba tiba, merasa di perhatikan oleh rafil. ia beralih ke wajah rafil yang terlihat seperti sedang menyelidikinya sedari tadi
"jangan mikir yang macem macem, gue nyanyi ya nyanyi aja. gak ada perasaan aneh lainnya..."
"gak nanya tuh" yobi melempari rafil dengan powebank di sampingnya, rafil reflek menghindar ia terkekeh
"rusak woiy"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments