"el lo dimana?" terdengar suara levita di seberang telfon
"gue lagi... di luar"
"ngapain?? sama siapa??"
"jalan, sama...." elsa melirik brian sekilas yang tengah fokus menyetir di sampingnya "...brian!"
"oh..." suara Levita terdengar kecewa
"kenapa lev??"
"lo jadi jalan sama brian?? tetep karna gak enak buat nolak??"
"tuh tau"
"ya udah deh kalo lo udah sama brian, gak jadi"
"ada apa sih??"
"okta ngajakin jalan sama temen temennya. debby join, kirain lo gak jadi jalan sama brian. randy... juga disini. banyak sih anak kelas 12 lainnya. sayang banget el...gak fun lah gak ada lo..."
"sorry... next time" elsa melirik brian lagi
"gak apa pa. oke, have a great day. kalo dia nembak jangan langsung di terima kayaknya lo bakal punya banyak pilihan"
"ngaco" elsa langsung menutup telfonnya. sebenarnya jika bisa memilih dia lebih senang menghabiskan waktu bersama sahabatnya dari pada sama brian yang terasa sedikit akward
"temen lo ngajakin jalan juga ya..." tanya brian
"sepertinya.."
"sorry ya"
"gak masalah, lagian rencana kita kan udah lama sebelum rencana dadakan levita" brian tersenyum mendengar penuturan elsa.
Brian bukan tipe cowok yang akan menghabiskan waktunya dengan basa basi menanyakan hal sepele, dia cenderung mematikan obrolan. tapi dia juga akan kelihatan asyik saat di ajak ngobrol suatu hal asal lawan bicaranya yang memulai lebih dulu.
saat brian sudah memarkirkan mobilnya elsa segera turun tanpa menunggu brian membukakan pintu, mungkin brian bukan tipe cowok yang melakukan hal hal seperti itu walau sebenarnya hal tersebut membuat cewek tersanjung. ketika memasuki mall brian mencoba memegang tangan elsa tapi elsa reflek menghindar dengan sedikit kasar karna terkejut
"sorry... g-gue bukan...." brian tersenyum tulus
"it's fine. no problam. sekarang... kita makan dulu atau nonton???"
"terserah, gue ngikut lo aja"
"makan??"
"emmm.... kayaknya gue masih kenyang deh. tapi kalo lo mau gue bisa temenin"
"oke, kita nonton" lagi lagi brian tersenyum tulus, senyum 1000 watt khasnya.
akhirnya mereka ngantri buat beli tiket. brian memutuskan nonton komedi romantis. pilihan yang bagus ketika suasana terlihat akward
"tayangnya masih 25 menit lagi ya??" tanya elsa
"iya. kita tunggu disana yuk. mau popcorn??"
"gak usah brian"
"ck... ayolah!!! minumnya??? lo suka apa??"
"apa aja. gue suka semua jenis minuman"
"champagne???"
"what???" elsa melotot mendengar perkataan brian, cowok itu malah tertawa melihat elsa shock dengan pernyataannya
"sorry... sorry... gue becanda. oke lo tunggu sini"
elsa melihat kepergian brian. dia jadi teringat obrolannya dengan debby saat tengah nongki di R@mio Caffe beberapa waktu lalu
"nonton saat kencan pertama adalah ide buruk. kita gak bisa lihat wajah gebetan dengan jelas, gak bisa ngobrol banyak hal dan gak bisa mengabadikan pertemuan pertama dengan view selain film yang sedang di tonton"
"*tapi kita bisa berciuman elsa!"
"first meet langsung kiss scene???"
"why not??" debby tersenyum menggoda sambil menaik turunkan kedua alisnya. debby bersedekap di meja "dan jangan lupakan hal penting ini, pilih film bergenre horor. kita bisa berpura pura ketakutan, berteriak mungkin, shock, panik dan berakhir memeluknya. kita bisa menghirup wanginya lebih jelas"
"no. it's not me. gue lebih milih dinner untuk rencana first date. tapi bukan candle light dinner juga asal tempatnya enak buat ngobrol, gak keganggu. kita bisa ngobrol hingga ber jam jam untuk lebih saling mengenal and then...."
"then, for second date. dia akan melakukan apa yang lo suka"
"that's right. you know that*??"
"argh... hari pertama aja brian sudah tereliminasi dari kriteria gue". gumam elsa sambil berdecak frustasi. namun kehadiran brian menyadarkan dari lamunan kacaunya. brian tampak membawa 2 buah popcorn dan 2 buah minuman rasa coklat
"gue gak tau lo suka minum apa?? jadi gue pilih jalur aman yang biasa disukai cewek"
"kayaknya pengalaman banget lo soal cewek" brian terkekeh pelan
"ya gue punya 2 kakak cewek"
"oh ya???" elsa nampak sedikit antusias
"iya dan dua duanya rese banget. mereka gak bisa kalo sehari aja gak gangguin gue dengan segala kegilaan mereka"
"wooahhh kelihatannya menyenangkan"
"ck... gak! mereka menyebalkan"
"tapi justru karna typing menyebalkan itu yang membuat persaudaraan makin asyik"
"kalo lo... punya sodara?"
"gak ada... gue sendiri, tunggal" elsa menunduk dan tampak perubahan wajahnya yang sedikit murung, melihat hal itu brian langsung mengalihkan pembicaraan
"masuk yuk kayaknya udah mau mulai" elsa tersenyum dan mengangguk. ternyata brian tidak se kaku seperti apa yang dipikirkannya.
****
dengan malas elsa membuka pintu apartmennya saat bel terus berbunyi tanpa jeda berhenti "siapa sih? gak sabaran banget"
"ELSAAA??? HOW's TODAY???" teriak debby langsung memeluk elsa dan menyeretnya masuk kedalam, membiarkan levita menutup pintu membawa belanjaan mereka
"malam ini kita tidur disini"
"yaa libur... gak akan jadi masalah kita bangun siang"
"atau tidur seharian tanpa ada yang mengganggu. argh... it's a good plan"
"kalian bawa apa?? makanan??"
"yo'i kita party makanan sampe mabok"
"gimana tadi first date nya sama brian?"
"gak ada yang special, flat"
"iya ngapain aja??"
"ya... rencana klasik cowok pada umumnya. apa lagi... nonton, makan, keliling keliling sebentar dan nganterin pulang. sebelum pulang ngajakin gue dulu sih sholat maghrib di musholla pinggir jalan soalnya kalo lanjut jalan mepet isya sedangkan macetnya masyAllah"
"gak flat, gak klasik, buktinya dia masih nyempetin ngajak lo sholat. stok cowok inget sholat di jakarta tuh limit, sa!"
"iya sih, udah itu nilai plusnya"
"elsa... aseli tadi temen temen okta nanyain lo mulu"
"terus..." elsa membuka makanan yang di bawa temannya dan menaruhnya di atas meja, mereka duduk di rasfur berbulu dan mengelilingi meja untuk macan (makan cantik)
"sampe bosen gue jawabnya apalagi cindyka keliatan gak seneng gitu lo jadi pembahasan utama"
"iri kali el sama lo, jadi trend setter dan topik hangat yang selalu di perbincangkan se bumi DUA LIMA"
"sianj*r... kalo suruh muji gak da otak. mana ada gue kek gitu"
"lo-nya aja kali yang gak nyadar tapi el berhubung lo udah dalam tahap move on sebenernya tipe lo kayak apa sih?"
"siapa lagi deb, palingan example nya si yudha. gamon kan dia..."
"iiisshhh... gak lah kalo boleh jujur kak yudha tuh bukan tipe gue, gue sebenarnya gak suka cowok yang kekar terus perutnya kotak kotak gitu. gue gak suka"
"serius el?? itukan kriteria cowok laki banget, macho"
"gue juga gak tau, gue lebih suka cowok yang... gimana yaa... asal badannya sehat aja sih"
"lah kenapa selama ini lo maunya cuma sama kak yudha??"
"karna jatuh cinta itu bukan soal kriteria atau type guys tapi soal kenyamanan, it's okay gue nyaman sama kak yudha meski dia not my type"
"gue baru tau.."
"sama...."
"sebenarnya, gue suka cowok yang punya mindset beda sama kebanyakan cowok pada umumnya dan gue belum nemuin cowok yang kayak gitu selama ini"
"termasuk yudha?"
"yupz"
"brian??"
"yaa.."
"randy...???"
"i don't know abaout him"
"yobi...."
"i... siapa???" elsa langsung menghentikan mengunyah makanannya. kedua sahabatnya tertawa
"biasa aja kali el jawabnya kayak lo ngejawab yudha, brian dan randy dengan santai"
"masalahnya kenapa kalian malah kepikiran sama yobi?"
"karna dia memang berbeda el. kayak dia punya cara sendiri buat mentreat cewek yang dia suka"
"bullsh*t... dia mah bisanya cuma kurang ajar supaya kedetech sama cewek yang dia suka"
"nah itu dia... itu yang istimewa. saat cowok lain memberikan bunga cantik seharga 500 ribu maka yobi akan memberikan bunga seharga 10 ribu..."
"10 ribu dapat daonnya doang kali"
"adalah bunga buat di tabur di atas batu nisan juga 10 ribu"
"itu namanya cari mati sendiri"
"otomatis cewek itu bakal marah kan??? mereka akan berantem dan hubungan mereka gak akan se flat yang lo pikir. lo kan sukanya hubungan yang gak flat"
"yaaa yobi emang punya mindset yang berbeda sepertinya... "
"nah... gimana ???"
"apanya??"
"yobi..."
"you know i hate yobi and now i hate you both. don't question anything about yobi"
levita dan debby tertawa melihat kemarahan elsa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments