EPISODE 5

HAPPY READING!

JANGAN LUPA LIKE, KOMENT, VOTE, DAN FAVORIT👍

...👀👀👀💨💨💨...

Saat ini Diba tengah berada di kamarnya. Kamar dimana dulu yang setiap hari sebelum la pindah ke jakarta. Rasa nya masih tidak percaya saja jika orang yang ia sayangi telah pergi meninggal kan nya untuk selama nya.

Diba meringkuk di kasur single bed nya dengan tatapan kosong. Tapi tak berapa lama air mata nya becucuran dengan di ikuti suara tangis yang sangat pelan,sampai sangat pelan nya hingga tidak ada yang bisa mendengarnya. Sudah cukup ia terlihat tegar didepan semua orang. Sekarang disini hanya ada dirinya dan tuhan yang sudah pasti selalu melihat nya. Diba menangis mengingat kepergian bapak nya beberapa hari lalu. Selain itu ia juga memikirkan perjanjian itu.

Perjanjian dimana ia harus menikah dengan ceo di perusahaan nya yang baru ia kenal beberapa minggu. Entah apa motif nya untuk mempersunting nea namun yang pasti Diba tidak dapat sembunyi bahakan kabur darinya walau saat ini ia sudah berada jauh dari jakarta sudah pasti lelaki itu bisa menemukan nya dengan mudah.

Tiba ponsel Diba berbunyi.

"Ding"

"Ding"

"Ding"

Nomor tidak dikenal? Siapa ini? Pertanyaan itu yang memenihi benak Diba. Namun dengan segera Diba mengangkat telpon nya.

"Halo" sapa Diba kepada orang yang ada dalam telpon.

"Benar ini dengan nona Diba Khanza Adira?" Tanya orang dalam telpon.

"Iya dengan saya sendiri. Ini dengan siapa?".

"Saya dengan William sekertaris pribadi tuan Noah Aditama" jawab pria dalam telpon membuat Diba kaget.

"Ada perlu apa ya anda menghubungi saya?" Tanya Diba berusaha menghilangkan kegugupan nya.

"Saya sekarang berada di kota anda dan akan segera menuju tempat tinggal anda" ucap nya dan membuat nea seketika membulatkan matanya kaget sekaligus tak percaya.

"A apa? Jangan datang kerumah saya"

"Kenapa nona?"tanya pria itu.

"Saya yang akan datang ketempat anda. Anda.cukup menunggu saya di suatu tempat. Dan ingat jangan datang kerumah saya" ucap Diba menperingat kan nya.

"Baik nona, tapi awas kalau sampai nona coba-coba kabur dari saya"

"Iya saya tidak akan kabur saya akan tepati janji saya".

"Tut tut" telpon di matikan.

Setelah itu ada pesan masuk di posel Diba. Yaitu pesan yang berisi lokasi dimana nea haruh menemui William.

Diba menuju kamar ibunya untuk berpamitan pergi kesuatu tempat.

"Tok"

"Tok"

Setelah ketukan pintu nampak pintu tebuka lalu menampilkan sosok wanita parubaya.

"Bu Diba mau ijin keluar sebentar" ucap Diba kepada ibu nya.

"Mau kemana Diba?" tanya ibu.

"E em mau ke rumah temen Diba" ucap Diba berbohong.

"Iya pergilah" ucap ibu mengijinkan Diba pergi karena pikirnya nea perlu menenangkan diri dan butuh teman ngobrol yang seumuran untuk meringankan kesedihan nya akibat di tinggal bapak nya. "Tapi di anter rifki ya" lanjutibunya.

"Nggak uasah bu Diba udah pesen ojek tadi" ucap Diba berbohong lagi karena tak mau di antar rifki.

"Oh yasudah tapi hati-hati ya".

Saat ini Diba sudah berada di depan sebuah restoran yang terkenal di kotanya. Walau pun itu sangat terkenal namun tak sekali pun nea menginjak kan kaki nya di sana karena sudah pasti harganya mahal. Dari pada ia buat beli makan di resto itu mending ia belikan makanan yang biasa ia beli di pinggir jalan. Selain harganya murah rasa nya juga enak dan yang terpenting adalah porsinya banyak.

Di restoran itu Diba menoleh ke kanan dan kekiri untuk mencari keberadaan seseorang yang akan membawa nya kembali ke jakarta.

Saat ia menemukan orang yang di cari. Diba langsung berjalan kearah nya,namun sebelum itu Diba menyadari keberadaan sosok lain. Tak lain dan tak bukan itu adalah sosok yang akan menjadikan nya istri. Entah apa motif nya mempersunting Diba sampi sekarang ia tidak tau.

Dengan ragu-ragu Diba melangkah mendekati meja itu.

"Permisi" ujar Diba.

"Duduk" sahut pria itu dengan suara dingin nya. Siapa lagi jika bukan Noah.

"Iya" jawab Diba lalu duduk di sebuah kursi yang ada di sana.

"Jadi ada apa bapak jauh-jauh menemui saya kesini?" Tanya Diba to the point.

"Besok kita menikah" ucap Noah singkat, jelas, padat dengan suara berat nya.

"Hah" perkik Diba kaget.

"Kenapa kamu tidak setuju?" Tanya Noah.

Belum sempat menjawab Noah sudah berkata lagi.

"Tidak ada penolakan" katanya dengan tegas.

"T tapi pak, bapak saya baru meninggal tiga hari lalu" ucap Diba dengan suara bergetar.

"Itu bukan urusan saya" jawab nya dengan sinis.

"Tapi saya dan keluarga saya masih dalam keadaan berduka. Akan sangat tidak pantas jika saya menikah besok" ucap Diba berusaha mengulur waktu,selain ia masih berduka Diba juga masih belum siap menikah dengan Noah.

"Saya tidak mau tahu".

"Lebih baik anda menurut saja nona" ucap William yang juga berada di situ.

Diba hanya diam mencerna dan memikirkan cara agar pernikahan mereka di undur.

Sepertinya Diba tidak ada pilihan lain selain menyetujui pernikahan ini.

"Bagaimana nona?" Tanya William.

Dengan berat hati Diba menganggukinya.

"Nanti sore saya akan menemui keluargamu dan malam nya kita akan terbang ke jakarta" ucap Noah.

"Tidak perlu pak" cegah Diba.

"Seperti yang sudah saya bilang tadi keluarga saya itu masih dalam keadaan berduka,apa kata orang nanti jika saya menikah saat ini" jelas Diba.

"Lalu mau mu apa?" Tanya Noah.

"Keluarga saya tidak perlu tahu kalau saya menikah. Lagi pula pernikahan ini hanya sementara jadi untuk apa keluarga saya tahu".

"Baiklah jika itu mau mu" jawab nya.

"Sekarang anda bisa menyiapkan barang-barang anda nona,karena nanti malam kita akan terbang ke jakarta" ucap William.

"Yasudah kalau begitu,saya akan pulang sekarang".

Diba pun pulang ke rumah nya menggunakan ojek tadi,sedangkan ryszard memilih beristirahat di suatu hotel milik nya yang ada di kota tersebut.

Sesampai nya di rumah,Diba langsung ke dapur untuk menghampiri ibu jya yang tengah memasak untuk acara tiga hari meninggalnyabapak nya.

"Bu Diba mau bicara" ucap Diba mendekati ibunya yang sedang menggoreng ayam.

"Iya mau bicara apa nak?" Tanya ibu lalu mematikan kompornya dan mengikuti nea masuk ke dalam kamarnya.

"Bu Diba nanti malam mau balik ke jakarta"ucap Diba langsung kepada intinya.

"Bukan kah ini terlalu cepat Diba? Bahkan belum tujuh hari bapkmu meninggal" ucap ibu. "Pamali kata orang Diba" lanjut nya.

"Tapi Diba harus balik sekarang,soal nya Diba cuman ijin tiga hari" ucap Diba mencoba menjelaskan ke ibunya.

"Yasudah jika itu keputusan mu ibu tidak bisa mencegah mu" ujar ibu akhirnya luluh juga.

Kini Diba sedang berada di depan rumah nya. Ia sedang berpamitan kepada ibu dan kedua adik nya.

"Tapi ibu minta kamu jangan capek-capek disana dan jangan pikirkan kami yang di kampung" ucap ibu Diba.

"Iya bu Diba nggak akan capek-capek. Tapi Diba janji bakan kirim uang tiap bulan nya buat sekolah siska dan rifki".

"Nggak usah di paksakan jika kamu tidak punya uang nak".

"Nggak kok bu itu kan sudah menjadi tanggung jawab Diba sebagai anak sulung setelah bapak nggak ada".

Mereka pun berpelukan.

Ibu terharu dengan ucapan Diba. Tidak terasa anak sulung nya sudah sedewasa ini. Anak yang dulu di manja-manja suamainya kini telah dewasa bahkan bisa berkata sebijak itu. la sudah mengambil alih tugas bapak nya yang sudah tiada.

"Yasudah bu Diba berangkat dulu ya" ucap Diba melepas pelukan.

"Kamu naik apa?" Tanya ibu.

"Nea naik kereta bu" jawab Diba berbohong karena jika ia jawab jujur ia naik pesawat pasti ibu dan adik-adik nya bertanya-tanya kepadanya soal biaya nya.

"Ya udah biar di antar rifki ke stasiun".

"Nggak usah bu, Diba naik ojek aja." tolak Diba karena tak mau jika adik nya nanti tahu jika dia di jemput seseorang.

"Diba berangkat ya bu. Ojek nya udah dateng tu" ucap Diba sambil menunjuk tukang ojek yang berada di depan rumah nya.

Setelah berpamitan dengan ibunya Diba pun berpamitan dengan kedua adik nya.

"Kalian yang rajin ya belajarnya dan jangan suka keluyuan.jagain ibu".

"Iya kak pasti"ucap rifki dengan siska bersamaan.

"Apa lagi kamu ki, kamu laki-laki di rumah ini jadi kamu harus jagain ibu sama siska" ucap Diba kepada adik laki-lakinya.

"Iya kak rifki janji bakal jagain ibu sama siska. Kakak juga baik-baik ya disana".

Kemudian Diba memeluk kedua adiknya itu secara bergantian.

"Kakak berangkat dulu ya assalamualaikum" pamit Diba mencium tangan ibu.

"Hati-hati nak".

"Hati-hati kak".

Diba pun berangkat menggunakan ojek dan berhenti di depan hotel mewah.

**JANGAN LUPA LIKE, KOMENT, VOTE, DAN FAVORIT 👍.

SALAM DARI

Candrania272**_

Terpopuler

Comments

Giandra

Giandra

nyesek banget Thor yg jadi Diba masih dalam suasana berduka sibos sama sekali g punya empati hati nurani jiwa kemanusiaan bener bener tiang listrik

2023-01-15

0

Mr.Pudidi

Mr.Pudidi

asiap kk

2022-02-18

1

Bebbyras

Bebbyras

lanjut Thor ttp semangat 👍

2022-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!