Happy reading!
Pagi ini Diba sudah siap untuk pergi bekerja namun ia belum berangkat karena masih menungggu sahabat barunya.Yah Diba sekarang sudah tinggal bersama Beatrix lebih tepatnya nge-kost bersama Beatrix.
"trix, cepet dong" kesal Diba karena dari tadi sania masih saja berdiri di depan kaca entah. apa yang ia lakukan sampai selama itu.
"Iya-iya gue udah siap" ujar Beatrix seraya berputar-putar.
"Uhuk-uhuk" Diba terbatuk-batuk mencium parfum baru Beatrix yang baru kemarin ia beli.
"Lo kenapa?"tanya Beatrix.
"Lo nggak sadar apa kalau minyak wangi lo itu bau nya nyengat banget kayak minyak nyong-nyong" ucap Diba sambil menutup hidung nya.
"Sembarangan lo ini tu parfum mahal ya baru kemarin gue beli" ucap Beatrix tak terima.
"Iya deh iya terserah lo mau ngomong apa yang penting sekarang buruan kita berangkat" ajak Diba lalu keluar karena tak tahan bau parfum dari Beatrix.
"Ding ding ding ding" suara ponsel Diba berbunyi ia pun langsung mengangkat telpon tersebut, ternya yang menelpon adalah nomor ayah nya.
"Halo pak"
"Halo mbak ini aku Rifki" ucap laki-laki dalam telpon itu adalah adik nya yang duduk di bangku SMA.
"Iya ada apa dek?"tanya Diba.
"Bapak sakit mbak" ucap nya to the point.
"Hah apa? Sakit apa?" Tanya Diba khawatir.
"Bapak kena serangan jantung mbak dan harus segera di operasi"
Seakan tidak punya tulang Diba jatuh lemas begitu saja di lantai dengan bercucuran air mata.
Namun ia menahan sekuat tenaga untuk tidak menangis terlalu kencang,karena itu hanya akan membuat keluarga nya tambah sedih. Ia mencoba kuat dan berpikir positif juga memberika pikiran positif itu untuk adik nya jika bapak nya tidak akan kenapa-napa.
"Mbak-mbak masih disana kan?" Tanya Rifki yang tidak mendengar suara Diba.
Diba tersentak kaget lalu sadar dari lamunan nya "i iya mbak masih di sini.kamu tenang aja nanti mbak akan kirim uang untuk bapak" ucap Diba tanpa berfikir panjang.
"Tapi mbak biaya nya itu nggak sedikit" ujar Rifki di dalam telpon.
"Udah tenang aja kamu kan tau mbak mu ini kerja di kantor besar pasti gajinya juga besar.ya walau pun cuman jadi cleaning servis tapiatasan mbak juga baik jadi mungkin mereka mau membantu" ucap Diba panjang lebar.
"Rifki kamu telpon siapa?" Terdegar suara wanita yang sangat Diba kenal,yah itu ibu Diba.
"Telpon mbak buk,mbak juga harus tau"
"Kamu jangan bebani mbak mu,mbak mu juga butuh uang untuk hidup di kota besar di sana".
Terdengar perdebatan di sana. Diba hanya diam.
"Diba ini ibu,sudah kamu jangan dengarkan apa kata adik mu bapak nggak papa kok.ibu juga udah menawarkan sawah kita untuk di jual jadi kamu nggak perlu pikirin kita disini"
"Nggak bu Diba akan tetap kirim uang untuk bapak,nanti nea akan coba pinjam ke perusahaan bu".
"Kalau tidak bisa jangan di paksa nak nanti kamu malah yang terbebani"
"Nggak kok bu Diba nggak merasa terbebani"
"Ya sudah bu Diba mau berangkat keja dulu" ucap Diba lalu mematikan panggilan telpon tersebut.
Tanpa ia sadari ternyata ada seseorang mengangamati dan mendengarkan semua obrolan Diba di telpon. Siapa lagi jika bukan teman nya itu ' Beatrix'.
"ba, lo yang sabar ya gue denger semua tadi dan gue juga ikut sedih dengernya gue nggak bisa bantu apa-apa cuman bisa bantu do'a buat kesembuhan bapak lo" ujar Beatrix.
"Nggak papa san,makasih ya lo udah doa in bapak ku"
"Nanti gue bantu deh ngomong ke pihak keuangan kantor buat pinjemin lo duit"ujar Beatrix.
"Makasih ya trix, lo baru aja jadi temen gue tapi udah sebaik ini ke gue" ucap Diba.
"Iya udah melow-melow an nya nanti kita lanjutin setelah pulang kerja aja sekarang mari kita bekerja untuk mencari duit yang banyak" seloroh Beatrix membuat Diba tersenyum sambil mengusap air matanya.
"Kuy"
Mereka berdua pun bergas pergi kekantor menggunakan motor matic kesayangan Sania.
Sekarang Beatrix dan Diba sedang berda di ruangan bagian keuangan kantor.
"Maaf sebelumnya perusahaaan tidak bisa meminjamkan uang sebesar itu kepada kariawan apa lagi kamu adalah kariawan baru yang belum genap bekerja satu bulan di sini masak ia kamu dah kas bon aja" kata-tanya. memang manis di awal tapi liat di akhir nya nylekit BGT.
"Oh gitu ya bu" ucap Diba dengan lesu.
"Masak nggak bisa si bu setengah deh setengah nggak papa,ini itu urgend banget" ucap Beatrix membantu membujuk staf keuangan tersebut.
"Maaf tetap nggak bisa,tapi jika memang uang nya sangat di butuhkan lebih baik kamu. ngomong langsung sama ceo disini karena hanya ia yang bisa mengubah peraturan" saran staf keuangan tersebut.
"Ya sudah bu terima kasih" ucap Diba dan Beatrix lalu keluar dari ruangan itu dengan wajah yang di tekuk.
Diba dan Beatrix berjalan beriringan.
"Gimana ini san?" Tanya Diba.
"Ya pilihan satu-satunya lo harus minta bantuan ke pak Noah CEO sekaligus pemilik kantor ini" jawab Beatrix.
"Tapi gue takut".
"Ntar gue temenin tapi gue tunggu di depan lo yang masuk hehehe" ucap Beatrix sambil terkekeh untuk mencairkan suasana.
"Itu mah sama aja boong" dengus Diba kesal.
"Yaudah yuk kita lanjuk bersih-bersih" ajak Beatrix lalu mereka berdua pun melanjutkan tugas masing-masing.
Sekarang tiba lah jam pulang kantor.
Diba dan Beatrix sekarang berdiri di depan pintu yang bertuliskan (CEO).
"Trix,temenin aku dong" bisik Diba kepada Beatrix.
"Gue nggak berani" cicit Beatrix.
"Kamu aja nggak berani apalagi gue yang pernah buat kesalahan" ucap Diba mengingat ia sudah melakukan kesalahan dua kali kepada CEO.
Tanpa menggubris perkataaan Diba, Beatrix mengetuk pintu.
"Tok"
"Tok"
"Tok"
"Masuk!" Seru seseorang dengan suara beratnya dari balik pintu yang membuat bulu kuduk Diba dan Beatrix merinding.
"Udah sono buruan masuk!" Ucap Beatrix membukak kan pintu untuk Diba.
Mau tak mau Diba harus masuk sekarang karena pintu sudah terbuka lebar.
Dengan menampilkan senyum semanis mungkin Diba masuk dengan rasa takut yang memenui hati nya.
Pria itu fokus dengan laptop nya dan tanpa menoleh ke arah Diba pria yang ada di dalam sana mempersilahkan Diba untuk duduk.
"Duduk!" Titahnya dan Diba pun patuh dan duduk menghadap pria itu,ia tak kuasa menatap wajah di depan nya dan memilih untuk menunduk.
"Terima kasih Pak" ucap Diba dan itu pun masih belum di lihat oleh pria itu,ia hanya mengangguk dan masih fokus dwngan laptop nya.
"Jadi ada keperluan apa kamua kesini?" Tanya nya dengan to the point.
"Em jadi gini pak saya kesini mau meminjam
uang sebesar 100jt ke perusahaan untuk
pengobatan bapak saya" ucap Diba dengan lirih.
"Apa yang akan saya dapatkan dengan saya meminjamkan kamu uang?" Tanya pria itu.
Sebenarnya kalau hanya 100jt saja kecil bagi Noah tapi ia tidak ingin memberika uang itu secara cuma-cuma dan tanpa imbalan apapun.
"Saya tidak bisa memberikan apapun untuk bapak karena memang saya tidak punya apa pun pak, saya janji akan mengembalikan uang itu dengan cara mencicilnya sampai lunas walaupun sampi seumur hidup saya".
"Saya mohon pak,bapakk saya di kampung sedang sakit jantung dan perlu di oprasi jika tidak-" Diba tidak melanjutkan kata-katanya.
Pria itu mendongak lalu menatap manik coklat milik Diba "jika tidak apa?" Tanya nya.
"B bapak tidak akan selamat" ucap Diba dengan air mata yang sudah tak dapat di bendung lagi.
"Kamu tahukan uang 100 juta bukan uang yang kecil? Saya bersedia membantu kamu asal kamu menikah dengan saya" ucap Noah dengan enteng nya.
"Ha maksud bapak?" Tanya Diba tak percaya karena baru minggu lalu ia melihat pria itu sedang bercumbu dengan wanitanya dan sekarang mengajak nya menikah.
Entah terjatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus mau menikah dengan CEO muda dan tampan di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
"Kalau kamu tidak mau ya sudah saya tidak keberatan toh juga saya tidak merasa di rugikan"
"Ta tapi pak"..
"Pergi dari ruangan saya!" Titah Noah.
"I iya pak saya bersedia untuk menikah dengan bapak tapi saya mau uang nya secepat nya" tanpa berpikir panjang lagi Diba bersediah untuk menikah dengan bos nya itu karena sudah tidak ada cara lain untuk ia mendapatkan uang untuk pengobatan bapak nya..
"Bagus. Itu bisa di atur" ujar pria itu lalu mengambil telpon nya dan menghubungi seseorang.
"Wil, datang keruangan saya sekarang!" Serunya lalu langsung mutus sambungan telpon nya.
William Danuarta
Sekertaris pribadi tuan Noah . Yang juga berwajah tampan namun belum kunjung mempunyai pasangan nerbeda dengan tuanya yang sudah memiliki kekasih. Sampai-sampai ada beberapa karyawan yang bergosip jika tuan Noah itu 'gay'.
"Lo serius akan menikah dengan wanita itu?"tanya William memastikan lagi apa yang di katakan tuan nya itu.
"Ya saya serius dan sekarang kamu buat kan surat perjanjian pernikahan untuk saya" Diba kaget mendengar itu 'surat perjanjian pernikahan' apa maksudnya apakah pernikahan nya nanti akan seperti yang ada di novel-novel pernikahan kontrak?.
Surat perjanjian
Pihak 1: Noah Aditama. Pihak 2: Adiba Khanza Adira
Setelah menerima uang sebesar 100jt rupiah pihak 2 wajib menikah dengan pihak 1.
Setelah menikah pihak 2 wajib menuruti semua apa yang di katakan pihak 1.
Pernikahan hanya akan berlangsung selama lima bulan.
Jika suatu hari nanti datang waktu nya pihak 1 dan pihak 2 berpisah pihak 2 tidak berhak menggugat harta pihak 1 kecuali pihak 1 sendiri yang memberikan harta itu.
Setelah membaca isi surat perjanjian itu nea merasa tidak keberatan namun ia ingin mengajukan satu perjanjian.
"Bagaimana?" Tanya Noah.
"Saya tidak keberatan pak,tapi karena pernikahan ini bersifat sementara jadi saya ingin mengajukan perjanjian untuk tidak akan melakukan hubungan badan" mendengar itu semua Noah tersenyum devil.
"Oke saya kabulkan. will tambahkan point itu tanpa merubah isi perjanjian yang telah tertulis sebelumnya ucap Noah masih dengan senyum devil nya.
William mengangguk dan segera menambahkan point yang di minta oleh Diba.
Setelah di rasa sudah mantap Diba tanpa berpikir panjang langsung menandatangangi surat tersebut di atas materai.
" Will, ambilkan uang di brangkas!" Titah Noah.
"Baik tuan" ucap nya dengan patuh lalu berjalan kearah btangkas dan memasukakan pin nya lalu mengambil uang dan ia maksukkan ke dalam tas.
"Ini tuan" William meletakkan tas itu.
"Berikan kepada gadis itu!" Titahnya lalu William pun menurutinya dan memberikan tas yang berisi uang tersebut kepada Diba.
"Terima kasih pak" ucap Diba.
"Kamu boleh pergi!" Titah Noah.
"Baik pak,sekali lagi saya terima kasih dan juga saya mau minta ijin untuk cuti tiga hari untuk memberikan uang ini kepada orang tua saya dan sekaligus menengok kondisi bapak saya".
"Okeh saya ijin kan tapi awas kalau sampai kamu coba-boba kabur dari saya, kamu tau kan siapa saya?".
"I iya pak saya janji tidak akan kabur" ucap Diba.
"Tunggu apa lagi? Keluar!" Diba tersentak kaget lalu keluar dari ruangan itu.
"Huh" Diba menghela napas lega bisa mendapatkan uang untuk pengobatan bapak nya di kampung.
"Gimana?" tanya Beatrix yang sedari tadi menunggu di depan pintu.
Diba hanya mengangkat tas yang berisi uang tersebut seraya mengode jika yang ada di dalam sana adalah uang.
"WOW lo pakein jampi-jampi apa tuh pak Noah ?" tanya Beatrix tak percaya.
"Astagfirullah, gue nggak se musrik itu sampem ngasi pak Noah jampi-jampi".
"Hahaha ceritain dong ke gue gimana cara lo bujuk pak Noah sampek lama gitu di dalem,atau jangan-jangan lo-" Beatrix menggeleng-geleng kan kepalanya untuk menetralisir pikiran nya yang sudah trafeling ke mana-mana.
"Sembarangan lo, gue nggak ngapa-ngapain kok di dalem" ucap Diba meyakinkan Beatrix.
"Ya siapa tau aja lo udah buntu dan lo berinisiatif buat menggoda pak Noah" ucap Beatrix menumpahkan semua pikiran negatif yang ada di dalam pikiran nya.
"Udah dari pada kamu mikir yang macem-macem mending sekarang lo antar gue aja ke stasiun, gue mau pulang sekarang" ucap Diba panjang lebar.
"Jadi lo mau pulang kampung?" tanya Beatrix.
"Iya aku mau pulang sekarang,lebih cepat lebih baik kan".
"Iya sih tapi lo tega ninggalin temen baru lo yang cantik nya kelewatan ini" ucap Beatrix dengan melankonis.
"Iya kelewatan sampek nabrak trus terus jadi ancur kek gini" ucap Diba sambil tertawa terbahak-bahak dan melupakan sejenak masalah yang ia alami.
Tiba-tiba ponsel Diba berbunyi dan Diba pun langsung mengangkat nya.
"Halo"
"...."
"A apa?" Seakan runtuh dunia nya ia langsung terkulai lemas di lantai dengan air mata yang sudah banjir ke mana-mana.
SAMPAI SINI AJA DULU YA!
LIKE, KOMEN,VOTE, DAN FAVORIT👍
JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR JUGA☺️🎭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Mr.Pudidi
iyah itu kemarin aku revisi nama²nya...tapi cuman sebagian
2022-03-03
1
Rihaadatul'aisya Al-fitrah
bingung pas baca nama
diba kadang jdi nea
betrix jdi sania
noah jdi ryszard
2022-03-03
1