You Make Me Crazy
Drrrt Drrrt Drrrt
Kriiing Kriiing Kriiing
Suara getar ponsel yang saling bersahutan dengan jam beker di nakas itu tak sedikitpun mengusik tidur lelap seorang gadis.
Ia menggeliat pelan, merubah posisi tidurnya yang semula terlentang miring ke kanan. Ia memeluk guling erat dan membenahi selimut hingga ke batas dada. Matanya kembali terpejam rapat. Seakan suara-suara yang cukup memekakkan telinga itu tak terdengar di telinganya.
Drrrt Drrrt Drrrt
Kriiing Kriiing Kriiing
Sekali lagi suara yang begitu memekakkan telinga itu terdengar memenuhi ruangan itu. Namun gadis itu, sedikitpun tak terusik. Sampai tiba-tiba ...
Bugh
Ia terjatuh ke lantai lantaran dorongan kuat seseorang yang tidur di sampingnya.
"Aw! Sakit!" Pekik gadis itu meringis kesakitan. Semburat amarah mulai tergambar diwajahnya lantaran tidur lelapnya yang terusik.
"Bisa nggak sih, nggak usah pake dorong-dorong segala. Kalau semua tulang-tulang ku ini patah, gimana? Memangnya kamu mau tanggung jawab? Nggak ada terima kasihnya udah aku ijinin tidur di rumahku." Gerutu gadis itu kesal, sambil mengelus bokongnya yang kesakitan.
"Kamu sih ... Dari tadi HP kamu bunyi. Trus, itu, bekernya juga bunyi. Masih aja kamu nggak kebangun. Aku masih ngantuk tau." Balas seorang gadis yang seusia dengannya.
"Tapi bisa nggak banguninnya baik-baik." Kesal gadis itu lantas bangun dari posisinya yang terjerembab di lantai. Diraihnya ponselnya di nakas, yang menampilkan beberapa panggilan tak terjawab.
"Astaga!" Pekik gadis itu, menepuk jidatnya kuat.
"Kenapa?"
"Mama sama Papa pulang hari ini. Temenin aku ke bandara dong."
"Ya ampun Dara ... Aku masih ngantuk banget."
"Ayolah ... Lain kali aku nggak akan mengijinkan kamu menginap di sini."
"Iya, iya, deh. Tega kamu Dar."
"Yola, ayo, cepetan bangun."
Sahabat Dara, Yola pun bangun dengan malas dari tidurnya. Dengan mimik wajah cemberut masam. Sedangkan Dara telah lebih dulu bergegas ke kamar mandi.
.
.
Andara memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah keramaian jalanan ibukota untuk sampai ke bandara.
Hari ini orang tuanya baru pulang dari luar kota. Dara diminta menjemput mereka di bandara. Dara adalah anak satu-satunya, karenanya tak ada lagi yang bisa dimintai tolong selain dirinya.
Meninggalkan Yola jauh di belakangnya, Dara berlari secepat kilat menuju terminal kedatangan. Tak ingin terkena omelan, Dara berlari tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Hingga tiba-tiba ...
Bugh
"Sial!" Pekik seseorang yang tanpa sengaja Dara tabrak saat berlari.
Pria bertubuh gempal, berwajah sangar, berambut gondrong, menatap garang pada Dara yang telah menghentikan langkahnya.
"Maaf, maaf. Saya nggak sengaja Om." Ujar Dara takut.
Pria itu bukannya melunak setelah mendengar permintaan maaf Dara, tampangnya justru semakin sangar. Bagaimana tidak, kopi kemasan yang diminumnya tanpa sengaja tumpah dan mengotori pakaiannya.
"Ups! Sekali lagi, maaf ya Om?" Pinta Dara dengan menempelkan kedua telapak tangannya. Lalu meringis. Sebab pria gempal itu semakin meradang akibat ulah Dara.
Di seberang, tak jauh, Yola yang berlari menyusul Dara pun terpaksa menghentikan langkahnya saat melihat Dara tengah berhadapan dengan singa lapar saat ini. Yola tak berani mendekat.
"Aku bukan Om kamu. Sekarang, kamu tanggung jawab." Sentak pria gempal itu dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun.
Pria gempal itu menghampiri Dara. Lantas mencengkeram kerah Dara. Tak peduli Dara adalah perempuan. Pria gempal itu tak kenal ampun.
"Punya mata nggak kamu? Kamu pikir ini lintasan lari, apa. Hah? Sekarang lihat, bajuku jadi kotor. Dan kamu harus ganti rugi." Ujar pria gempal itu sekali lagi.
Dara mulai panik sekaligus ketakutan. Pria itu masih mencengkeram kerahnya. Menatapnya garang dengan kilatan amarah. Dara meringis. Sambil otaknya sibuk mencari cara agar bisa terlepas dari pria gempal itu.
"Maaf, Om. Saya nggak sengaja. Memangnya Om mau minta ganti rugi berapa?" Tanya Dara berpura-pura. Padahal otaknya sibuk berpikir bagaimana caranya menghindari pria itu. Tak berniat sedikitpun untuk ganti rugi.
"Satu juta." Ujar pria itu tanpa ragu.
Dara tersentak. "Buset ... Mahal amat Om untuk ukuran baju lusuh begitu."
"Kamu mau ganti rugi atau aku akan berbuat macam-macam sama kamu." Pria itu menelisik tubuh Dara dari ujung kaki hingga ke ujung kepala dengan tatapan mesum.
Hal itu jelas membuat Dara semakin bergidik ngeri. Diliriknya Yola di seberang yang memberinya kode agar melarikan diri saja dari pria itu.
Dara semakin memaksa otaknya untuk berpikir cepat. Sementara pria itu semakin mencengkeram kerahnya kuat. Meski Dara memohon, pria itu tak mau melepasnya. Sampai tiba-tiba ...
Bugh
"Aw! Brengsek! Sialan! Dasar gadis gila!" Pekik pria gempal itu, meringis kesakitan sambil memegangi rudalnya yang terkena hantaman kuat lutut Dara. Hampir saja balon rudalnya pecah, lantaran Dara menghantamnya kuat.
Kesempatan itu di gunakan Dara untuk melarikan diri. Tetapi pria itu tak terima begitu saja. Ia tak menyerah. Ia lantas mengejar Dara yang telah berada jauh di depannya. Berlari secepat mungkin membelah kerumunan orang-orang.
Dara semakin panik lantaran kegigihan pria itu mengejarnya. Sekali lagi Dara memaksa otaknya berpikir cepat. Apa ia harus sembunyi? Tapi di mana ia harus sembunyi? Sementara pria itu masih mengejarnya dengan amarah yang membara.
Dara tak tahu harus bersembunyi di mana. Ia terjebak di toilet pria. Saking takut dan panik, sampai-sampai ia tak menyadari malah masuk ke toilet pria.
Dara terengah-engah, sembari menyapukan pandangannya. Beberapa pria terkejut melihatnya berada di toilet pria.
"Heh, ngapain kamu di toilet pria? Mau ngintip ya?" Tanya seorang pria dengan kesal.
"Enak aja. Jangan sembarangan kalau ngomong." Protes Dara tak terima tuduhan pria itu.
"Lah, trus, kamu ngapain di sini kalau bukan mau ngintip? Ayo sana, keluar."
Dara mencebik. Lantas keluar dari toilet pria. Tetapi gawat, pria gempal itu masih saja mencarinya. Otomatis Dara dituntut lebih cepat berpikir mencari cara menghindari pria gempal tersebut.
Entah nasib Dara yang beruntung, atau memang Tuhan sedang berbaik hati menolongnya. Seorang pria tampan baru saja keluar dari toilet. Detik itu juga, sebuah ide brilian melintas di benaknya.
Dara pun bergegas menghampiri pria tampan itu sembari membuka jaketnya. Melemparnya asal ke lantai, lantas ia membuka kunciran rambutnya. Hingga rambut panjang hitam legamnya tergerai indah.
Tanpa permisi Dara langsung menghambur memeluk pria tampan itu. Sambil berseru ...
"Hai Darling ... I miss you so much."
Pria yang tiba-tiba saja dipeluk Dara, sontak mendorong tubuh Dara kasar hingga pelukan Dara terlepas. Pria itu menatap Dara aneh sekaligus heran dengan tingkah Dara.
Dara tak menyerah. Ia tersenyum kikuk dan kembali memeluk pria itu.
"Darling ... I miss you." Ujar Dara sembari mempererat pelukannya.
"Kamu siapa?" Tanya pria tampan itu kebingungan.
"Tolong saya, Pak. Saya mohon." Pinta Dara dalam pelukannya.
Pria tampan itu masih kebingungan. Sementara di seberang, si pria gempal yang langkahnya terhenti tak jauh, tengah menyapukan pandangannya mencari keberadaan Dara.
Si pria gempal itu melihat ke arah Dara sejenak. Mengamatinya dari ujung kaki hingga ke ujung kepala sambil dahinya mengerut, seakan ia mengenali Dara yang telah melepas jaket dan kunciran rambutnya. Si pria gempal itu pun perlahan mulai menghampiri.
Sementara pria tampan yang dipeluk Dara masih kebingungan. Dipandanginya si pria gempal dan Dara bergantian. Melihat dari gelagat si pria gempal, ia seakan mengerti, kalau gadis yang tengah memeluknya saat ini sedang berusaha menghindari pria itu.
"Pacarnya ya?" Tanya si pria gempal.
Pria tampan itu tersenyum. Lalu membalas pelukan Dara. "Iya, Bang. Pacar saya. Baru ketemu, makanya kangen."
Sontak Dara mengangkat wajahnya, menatap pria tampan itu yang balas menatapnya sembari mengulas senyum manisnya. Membuat jantung Dara dag dig dug ser tak karuan melihat senyumnya yang begitu menawan.
Sementara si pria gempal semakin menghampiri. Sembari mengamati Dara dengan dahi mengerut.
"Kemana gadis sialan itu." Gumam si pria gempal sambil mengamati Dara.
Dara semakin panik. Bersembunyi dibalik pelukan pria tampan itu nyatanya masih belum aman. Ia kembali memutar otak, bagaimana caranya agar si pria gempal itu menjauhinya.
Bola mata indah Dara bergerak liar. Memaksa otaknya bekerja keras mencari cara. Sedangkan pria tampan itu menatapnya dengan seksama. Menelisik raut wajahnya yang panik dan ketakutan. Sampai tiba-tiba saja, tanpa aba-aba dan tanpa permisi, pria tampan itu merangkum wajah mungilnya. Sebuah kecupan manis mendarat cepat di bibirnya. Menyesapnya lembut penuh perasaan. Seakan mereka berdua adalah sepasang sejoli yang tengah memadu kasih.
Dara tentu saja terkejut dengan perlakuan tak terduga pria tampan itu. Bibir Dara bungkam, tak berani membalas ciuman pria itu. Sebab ia masih shock. Sementara si pria gempal masih memperhatikannya.
Pria tampan itu melepas sejenak tautan bibirnya dari bibir Dara. "Katanya kamu butuh bantuan. Kamu mau ketangkap sama orang itu?" Bisiknya di telinga Dara.
Dara menggeleng pelan. Tentu saja ia tak ingin ketahuan. Lantas dengan cepat Dara main nyosor duluan. Memagut bibir pria tampan itu.
Pria tampan itu seakan terbawa suasana. Ia semakin agresif memberikan lum*atan-lum*atan yang mulai menggebu. Dara berusaha mengimbangi meski ini sebenarnya adalah hal baru bagi Dara.
Melihat kelakuan dua anak manusia yang tengah bercumbu di depan toilet itu, si pria gempal pun akhirnya memilih menjauhi mereka.
"Dasar gila. Nggak kira-kira tempat kalau mau begituan. Ke hotel sana. Jangan di tempat umum begini dong. Dasar anak muda nggak ada akhlak kalian berdua." Umpat pria gempal itu sembari menjauh.
Detik berikutnya, di tengah-tengah ciuman yang semakin panas itu tiba-tiba saja ...
PLAK!
Suara tamparan keras terdengar saat tautan bibir keduanya terlepas.
"Dasar mesum!" Umpat Dara lantang.
Pria tampan itu meringis kesakitan memegangi pipinya. Sambil menatap tajam Dara yang sudah berani menamparnya.
TBC
Hai readers☺️ Kabar baik kan?
Ini adalah karya ke empat author abal-abal ini. Mohon dukungannya dengan tak lupa meninggalkan jejak kalian. Biar author gak jelas ini makin semangat update☺️
Thankyou so much sudah bersedia mampir di karya recehan ini.
So ... love u more😘
Salam hangat ...
Author Kawe❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Paramita Mita
di bandara kan byk orang ya, ada satpam dan petugas juga kan
2023-07-09
0
Laila Muflihah
mampir thor
2022-04-11
1
Elisabeth Ratna Susanti
hadir 😍
2022-02-07
1