Setelah perbincangan sengit antara Siska dan Ane beberapa hari yang lalu, membuat kedua nya pun tidak pernah tegur sapa selama beberapa hari ini. hanya sesekali tampak Tia berusaha mengajak mereka bicara karena Tia merasa tidak nyaman berada di tengah- tengah peperangan sengit antara Ane dan Siska untuk berebut mendapatkan cowok pujaan mereka.
Walaupun sebenarnya Ane tidak pernah merebutkan, justru Arif lah yang mengejar cinta Ane.
Hari ini Ane yang sudah jauh hari merencanakan untuk pulang kerumah orang tua nya merasa berdebar dan gelisah lantara menunggu Arif yang ingin mengantarkan Ane pulang dan ketemu orang tua nya.
Ane berfikir sejenak apa yang mau Arif lakukan saat bertemu dengan orangtuanya?
"Hugh.....kok aku jadi deg...deg...an ya" gumam Ane lirih sembari melihat dirinya di kaca sambil merapikan jilbabnya.
Ane yang sudah rapi bersiap keluar menuju rumah Arif.
Arif dan Bu Imah ternyata sudah menunggu Ane di depan rumah dan sebuah unit mobil Honda jazz warna putih terlihat sedang dipanasi.
"Assalamualaikum Bu, Abang" sapa Ane
"Walaikumsalam"
"Cepet berangkat nanti keburu siang, hati-hati di jalan jangan ngebut" ucap Bu Imah
"Kalau ngebut dicubit aja Ne" goda Bu Imah
"Siap bu, laksanakan"
Ane yang manja menggandeng Bu Imah layak nya Ibu dan anak perempuan.
"Sampaikan salam Ibu untuk papa dan mama ya Ne"
"Iya Bu" jawab Ane
Arif yang sudah melajukan mobilnya dengan kecepatan stabil. sesekali Arif melihat Ane yang terlihat lebih tegang tak seperti biasanya.
"Kenapa dek? Abang perhatiin kok diam aja" tanya Arif
"Aneh aja, sudah lama semenjak Ane putus dari Tegar, Ane belum pernah ngajak pulang cowok sekalipun teman belum pernah.
"Ane takut aja mama dan papa akan salah sangka dengan kita Bang" ucap Ane memandang Arif
Arif yang mendengar perkataan Ane pun hanya senyum-senyum
"Kok malah senyum sih Bang?"
"Ane percaya aja sama Abang? Dan Sebelumnya Abang boleh tanya sama Ane?" Arif melihat Ane
"Boleh, apa Bang? Ane mengangguk
"Apa Ane masih mencintai Tegar?" tanya Arif
"Cinta....?" Bagaimana mungkin masih ada cinta untuk orang yang jelas-jelas tidak bisa menghargai wanita.
Cinta tidak seperti itu Bang, cinta akan memilih yang bisa menghalalkan bukan merusak" ucap Ane
"Kalau saat itu Tegar mau menghalalkan kamu, apa saat itu kamu terima?"
"Kalau saat itu mungkin iya" ucap Ane sambil mengigit bibir bawah nya
"Walaupun kamu masih kuliah?"
"Iya, dan saat itu aku pun sudah menyampaikan sama Tegar, kalau sudah menginginkan nya halalkan aku. dengan senang hati aku terima."
"Terus kuliah kamu?" tanya Arif
"Aku bisa menjalani dua-dua nya dengan konsekunsi tentunya, tapi ternyata dia hanya menginkannya tanpa mau menghalalkan.
padahal dulunya Tegar bukan cowok seperti itu. mungkin faktor pergaulan atau entah lah"
Ane menghela nafas
"Kalau sekarang abang halalin kamu, mau gak?" Arif melihat Ane
"Emmm....mulai lagi kan"
"Jawab aja mau gak?"
"Ane tidak bisa menolak siapa pun jodoh yang di kirim Alloh untuk Ane. asalkan baik, sholih, bertanggung jawab dan bisa jadi Imam yang baik, InsyaAlloh Ane terima" ucap Ane senyum
Kata-kata Ane seakan lampu hijau Buat Arif dan Arif semakin mantab untuk melamar Ane pada orang tuanya.
Setelah perjalanan sekitar tiga jam akhirnya keduanya sampai di kediaman Pak Edi dan Bu Vina orang tua Ane
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam" Pak Edi dan Bu Vina
menyambut anak gadisnya pulang dan kali ini tentu saja mereka sudah tau kalau hari ini anak gadisnya pulang diantar laki-laki yang saat ini ada di depan nya
"Nak Arif ya? Ane sudah bilang kalau nak Arif mau mengantar Ane pulang hari ini" ucap Pak Edi
"Iya Om, Tante" sambil berjabat tangan
"Silahkan duduk nak Arif" sahut Bu Vina yang sudah menyiapkan air minum.
Arif yang tampak asyik ngobrol dengan Pak Edi dan Ane yang membantu Ibu nya menyiapkan makan siang.
"Ne, panggil papa dan Nak Arif buat makan siang ya" ucap Bu Vina
"Iya ma" jawab Ane
"Pa, Bang Arif. makan dulu yuk! makan siang udah siap." ajak Ane
Ditengah-tengah menyantap hidangan, mereka terlihat asyik dengan obrolan ringan di iringi canda tawa. setelah makan Arif memberanikan diri untuk menyampaikan maksud dan tujuan nya.
***
Di ruang keluarga
Om, Tante, sebenarnya maksud dan tujuan Arif ke sini bukan hanya sekedar untuk mengantar Ane pulang"
Sejenak suasana jadi hening. Pak Edi dan Bu Vina pun Ane saling menatap.
Deg...
Ada perasaan aneh yang entah apa saat mendengar Arif berkata seperti itu.
"Mungkinkah?" batin Ane
"Sebenarnya saya kesini dengan maksud dan tujuan ingin menyampaikan niat baik saya. kalau Om dan Tante mengijinkan. saya ingin meminang dek Ane.
"Deg..benerkan pikiran Ane?" Ane terpatung dan berimajinasi dengan lamunannya sendiri
"Nak Arif tidak sedang bercanda kan? dan anak kami kan belum lulus?" ucap Pak Edi
"Saya serius Om jika Om dan Tante mengijinkan minggu depan papa dan mama saya akan ke sini melamar secara langsung" ucap Arif penuh yakin
"Kalau masalah kuliah Ane, saya tidak akan menghalangi semua tetap bisa berjalan sepeti biasanya."
"Apa selama ini kalian pacaran? Ane belum cerita apa-apa soal nya, cuma bilang nak Arif mau main ke rumah. Tante kira ya cuma main biasa makanya ini tante ya sedikit kaget" ucap Bu Vina
"Sebelumnya maafkan saya Om dan Tante kami memang tidak pacaran saya pun tidak pernah mengatakan pada Dek Ane kalau saya menyukainya. karena saya ingin menjalin hubungan yang serius bukan untuk main-main karena itu saya langsung ingin mengatakannya di depan Om dan Tante.
"Begini nak Arif, Om ini pernah salah saat mengambil keputusan tentang hidup Ane. Om dan Tante paksakan keinginkan kami untuk Ane menjadi Bidan tanpa kami sadari, Ane menjalani nya dengan tertekan."
Karena itu, untuk masalah ini Om dan Tante serahkan pada Ane, kalau Ane bersedia Om dan Tante InsyaAlloh setuju. semua terserah keputusan Ane"
"Gimana Ane?" tanya Pak Edi
"Ne...Ane..."
Ane yang sejak tadi ngalamun kaget saat papa nya memanggil
"Eh...iya pa, gimana?" Ane gugup
"Nak Arif sudah menyampaikan maksud baik nya datang kemari. lalu gimana dengan Ane?"
Nak Arif ingin mendengarkan jawaban Ane karena masalah ini papa dan mama serahkan semua keputusan ada sama Ane. karena kedepan nya Ane yang menjalani" ucap pak Edi
"Emmm....begini, kalau boleh, Ane mau minta waktu untuk istiqaroh dulu memantabkan hati Ane. nanti saat Ane sudah dapat jawaban Ane akan kasih tau bang Arif." ucap Ane tertunduk, antara malu dan bingung
"Baik , Abang akan tunggu jawaban dari dek Ane" ucap Arif
Like
Coment
Vote
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Rohmah Drwskincare
ampun dahhh uwuwuwuw bgt sch ya
2022-07-19
0
syfh.Zahflora
aduuuh mbaeee bacanya gmn siii?? itu bu imah kan mamanya arif, 🤦♀️😏😒🤣
2022-07-07
0
Ummu LD Muhammad Alim
gass thour
2022-03-28
0