SEMAKIN KAGUM

"Begitulah kak, masa lalu Ane. hufttt.." Ane menarik nafas mengingat kejadian masa lalu nya.

"Kamu hebat Ane" kagum Arif

"Apa nya yang hebat? tanya Ane heran

"Kamu memegang prinsip dengan kuat, jarang ada perempuan jaman sekarang seperti kamu" jawab Arif

"Ane memang bukan orang yang pandai, Ane juga gak punya prestasi apa-apa tapi untuk urusan akhirat Ane gak berani main - main bang takut Dosa." ucap Ane

"Ya, walaupun gak sedikit yang bilang Ane kampungan lah, sok suci, gak gaul lah apa lah, tapi gak masalah buat Ane. karena setiap orang mempunya pilihan hidup mereka masing-masing. begitu juga Ane" terang Ane

Arif yang dari tadi mendengarkan cerita Ane semakin kagum dengan gadis di depan nya ini.

"Boleh gak kalau Abang mengagumi Ane?

tanya Arif

"Hahahaha..Bang Arif ini lucu ya, tiba - tiba ngomong kayak gini" ucap Ane ketawa

"Abang serius Dek Ane" ucap Arif

"Okay, okay gak sah dibahas lagi." ucap Ane

"Besok Abang Antar pulang ya, sekalian biar Abang ketemu papa dan mama Dek Ane" ucap Arif

"Hahhh..maksud Abang?" Ane keget

"Boleh kan Abang kenal orang tua Ane?" jawab Arif

"Ane pulang mau ngakuin kesalahan Ane dan minta maaf kalau Ane gak bisa wisuda Tahun ini. kalau Ane pulang sama Abang, nanti apa yang dipikirkan orang tua Ane?" jelas Ane

"Ya dech, tapi lain kali boleh ya Abang ikut Ane pulang ke rumah" bujuk Arif

"Lihat nanti ya" jawab Ane singkat

***

Pagi ini Ane bersiap untuk pulang ke rumah bertemu papa dan mama nya

sesampainya di rumah Ane memberanikan diri untuk minta maaf

"Pa, ma. Ane mau bicara sama papa dan mama" Ucap Ane seraya duduk di kursi ruang kelurga

Papa dan mama saling memandang merasa ada yang salah dengan sikap putri nya.

"Mau bicara apa Ne? jawab papa sembari duduk bersampingan dengan Bu Vina istrinya

"Pa, ma, Maafkan Ane" ucap Ane tertunduk sedih dan meneteskan air mata

"Maaf untuk apa?" tanya Pak Edi papa Ane

"Ane salah pa, Ane sudah mengecewakan papa dan mama" Ane mulai terisak dalam tangisan penyesalan

"Ada apa ini Ne? bicara yang jelas jangan bikin mama dan papa semakin kwatir" ucap Bu Vina tampak gelisah melihat putrinya menangis

Bu Vina menghampiri Ane dan memeluk Ane

"Ada apa Ne jelaskan sama papa dan mama" bujuk Bu Vina

"Pa, ma, Ane salah sudah membuat mama dan papa kecewa, Ana bohong sama mama dan papa. sebenarnya Ane gak lulus ujian dan gak bisa wisuda tahun ini" ucap Ane tertunduk sedih

Setelah menarik nafas dan terdiam untuk sesat Pak Edi mulai membuka suara

"Ane, sebenarnya bukan salah kamu sepenuhnya, papa dan mama juga ikut salah anakku, dari awal kami tau kamu tidak benar-benar ingin jadi bidan. tapi kami memaksakan kehendak kami" ucap Pak Edi datar

"Kami memang berharap kamu jadi bidan, tapi kami lupa kalau kamu juga punya keingan lain, papa dan mama minta maaf juga ya Ne sudah membebani kamu dengan keinginan kami" ucap Bu Vina sambil memeluk Ane

"Pa, ma, terimakasih sudah memahami Ane" ucap Ane lirih

"Tapi papa masih berharap Ane tetap menyelesaikan kuliah Ane, di coba lagi ya Nak" ucap Pak Edi bijaksana

"Iya pa, Ane janji InsyaAlloh tahun depan Ane bisa widuda" janji Ane

"Papa dan mama selalu bangga sama Ane dan kami kagum Ane sudah dewasa berani jujur dan mengatakan dengan sikap dewasa" ucap Bu Vina

"Dan sebenarnya Ane sekarang kerja jadi SPG di mall pa, buat ngisi kesibukan sebelum mulai kuliah lagi" ucap Ane ragu

"Kerja? apa malah tidak menggangu kuliah Ane?" tanya Pak Edi

"Cuma buat ngisi kekosongan saja pa, Ane janji kalau sudah mulai kuliah Ane berhenti" yakin Ane ke papa dan mama nya

"Ya sudah yang menurut Ane baik saja, yang penting kuliah nya tolong di perhatikan" sahut Bu Vina

"Kalau Ane ada masalah selalu cerita sama kita ya nak" tambah Bu Vina

"Iya ma, sebenernya tadi itu ada yang mau ikut Ane pulang ke rumah,tapi Ane gak ngijini" ucap Ane ragu

"Siapa nak?" tanya Bu Vina

"Nama nya Bang Arif, anak Bu Imah samping kos Ane" ucap Ane

"Pacar kamu?" sahut Pak Edi

"Bukan pa, cuma emang Bang Arif baik banget sama Ane" ucap Ane

"Setau mama sejak kamu putus dari Tegar baru ini lho kamu membahas laki - laki lagi" goda Bu Vina

"Ya itu ma , Ane kenal juga baru satu bulan ini. soalnya selama ini Bang Arif tugas di Bandung dan pindah ke Semarang baru-baru ini" terang Ane

"Kerja apa Ne? tanya Bu Vina

"Polisi ma" jawab Ane singkat

"Katanya anak mama gak mau pacaran sama Polisi" ucap Bu Vina

"Emang Ane gak mau pacaran ma" jelas Ane

"Lalu Arif? Bu Vina melihat Ane

"Kami baru kenal ma dan kami gak pacaran, Bang Arif juga gak bilang suka sama Ane cuma Bang Arif bilang pengen banget ketemu papa sama mama

"Suruh kemari Ne" sahut Pak Edi

***

"Kemarin gimana hasil nya dek? papa dan mama adik marah? tanya Arif

"Gak kok bang, mereka bisa memafkan Ane cuma mereka mengharapkan Ane tetap menyelesaikan kuliah Ane" jawab Ane

"Abang setuju itu dek, entah nantinya adik bener-bener mau jadi bidan atau enggak, tetap adik harus menyelesaikan kuliah adik" ucap Arif mebenarkan perkataan pak Edi

"Ane juga cerita kalau Abang sebernya kemarin mau nganterin Ane pulang" ucap Ane meberitahu

"Tanggapan papa dan mama dek Ane gimana?" Arif penasaran

"Katanya suruh kerumah aja kalau emang mau ke rumah" jawab Ane tersenyum

"Kalau gitu kapan Ane pulang biar abang antar" Arif semangat

"Baru juga pulang bang, ya masih lama lah mungkin bulan depan" jawab Ana

"Bulan depan ya? okay, beneran ya abang antar" arif sambil menyatukan tangan nya seraya memohon

"Ane heran sama abang, kita baru kenal kenapa abang kok mau ikut Ane pulang ke rumah? dan kita seperti sudah kenal lama gitu" ucap Ana dengan wajah bingung nya

"Siapa bilang baru kenal" jawab Arif

"Maksud Bang Arif? bener kan kita baru kenal?" ucap Ane

Arif hanya senyum tidak menjawab

"Tunggu dulu Bang, Ane ini merasa kayak Abang ini seoalah-olah kita udah kenal lama. contoh ini ya, saat Ane mau bayar pas kita makan bareng, Abang tolak alasan ganti Abang yamg traktir. memang nya kapan Ane pernah traktir Abang? ucap Ane berusaha mengingat - ingat