kini semua mahasiswa sudah bersiap pulang begitu pula dengan Asya yang berencana akan pulang dengan menggunakan taksi online, dirinya tidak mungkin menunggu Gerry yang Bahkan dari tadi pagi tidak nongol batang hidungnya.
habis mau bagaimana lagi karena Biar bagaimanapun Dirimu Bukanlah siapa-siapa baginya hanya sebatas sahabat saja, Bukankah seorang sahabat itu hanya datang saat membutuhkan saja kalau pergi mah tanpa disuruh pun langsung pergi.
" kamu pulang pakai apa Sya?" tanya Vina memastikan.
" aku pulang naik taksi online aja deh, karena tadi sudah aku pesan tinggal Ditunggu saja!" sahut Asya sambil tersenyum.
" lebih baik kamu cancel aja dan pulangnya bareng sama aku, Soalnya aku kan sendirian terus kita rumahnya kan searah tidak masalah dong?" tawar Vina yang setiap kali pergi ke kampus selalu menggunakan mobil.
Asya mempunyai mobil hanya saja dirinya lebih betah Jika ada yang menyetir, maka dari itu mobil kadang-kadang ia pakai jika dalam keadaan darurat.
" boleh kalau tidak merepotkan, Soalnya aku kan tidak enak hati kalau hanya nanti dicap sebagai orang yang suka mencari keuntungan!" sahut Asya pelan.
"kamu tuh kalo ngomong sembarangan saja, Memangnya Sejak kapan aku mengeluh ataupun merasa direpotkan sama kamu? Lain kali kalau ngomong itu dipikir dulu dong, orang tadi aku sendiri kok yang menawarkan ke kamu masa iya langsung berubah pikiran dalam hitungan detik!" Ketus Vina jutek tapi tak membuat Masha tersinggung karena dirinya tahu bagaimana sikap temannya.
di sisi parkiran yang lain terlihat kirim menatap Intens ke arah Asya dan Vina, namun fokusnya lebih kearah wanita mungil berkulit putih yang selalu saja berpenampilan natural Tapi cantiknya alami.
" maafin aku Sya, entah nanti hubungan kita bakalan seperti apa jika aku benar-benar melakukan apa yang diinginkan oleh Mona. hanya saja harapanku agar kamu selalu bahagia, dan jika kebahagiaan itu bukan dapatkan dariku Aku pasrah Tolong jangan membenciku nantinya!" Lirih Gerry dalam hati yang tidak sadar jika Mona sedang menatap tajam ke arahnya.
" sayang kamu kok malah bengong, Tadi katanya mau temani aku jalan-jalan setelah itu bakalan melakukan apa yang aku minta? kamu tidak melupakan hal penting itu kan, atau jangan bilang kamu sekarang berubah pikiran dan tidak ingin melakukan apa yang aku minta? " terlihat Mona merajuk karena merasa diabaikan Gerry.
" Ya ampun Sayang jangan marah-marah dong, Maaf tadi aku melihat ke arah Asya yang Pulangnya bareng semua Vina. kamu jangan marah Sejak kapan sih aku mengabaikan kamu, Jangan marah lagi ya ayo aku temani kemanapun yang kamu mau dan yang kamu inginkan bakalan aku turuti!" bujuk Gerry membuat Mona merasa senang karena mendengar kata yang diucapkan Gerry barusan dan dirinya sudah memikirkan apa saja yang bakalan ia beli kali ini.
bertepatan dengan Gerry yang sedang membujuk Mona yang sedang merajuk, Saat itu pula mobil Vina melewati mereka dan Asya melihat semua Interaksi yang dilakukan oleh Gerry dan Mona di parkiran itu.
" wewe gombel ngapain sih pakai merajuk lagi di parkiran pula, Memangnya deh pikir kita yang lain tidak bisa pacaran apa jadi sok pamer segala?" Sungut Vina membuat Asya hanya bisa tertawa kecil.
"Kenapa mereka pacaran tapi kamu yang marah-marah, Biarkan saja setiap orang akan diberikan kebebasan untuk berekspresi masa kita harus melarang mereka?" sahut Asya santai membuat Vina menatap tak percaya ke arahnya.
" kamu tidak sakit hati ataupun marah begitu, Gerry itu sedang bermesraan sama Mona? Ya paling tidak kamu marah atau tidak mungkin kesal sedikit begitu, karena biar bagaimanapun kalian itu sweet couple tahu tidak?" Vina benar-benar gemas melihat sikap santai yang ditunjukkan Asya itu padahal dirinya yang lain saja merasa gedek sendiri masa wanita di sampingnya itu terlihat bahkan seolah tanpa beban.
" aku harus bilang berapa kali sih biar kamu paham kalau aku itu tidak punya perasaan apapun pada Kak Gerry, Soalnya kalau memang aku selama ini menyukai dia ya tidak mungkinlah dia bakalan jadian sama Mona!" ujar Asya membuat Vina memilih bungkam karena sama saja dirinya tidak bakalan menang jika harus membahas sesuatu yang menurutnya bikin kepala sakit
sementara di dalam mobilnya Gerry, terlihat Mona begitu antusias menyampaikan rencananya untuk menghancurkan Asya.
wanita itu bahkan sudah menyiapkan segala keperluan yang bakalan Gerry perlukan nanti malam, entah dirinya mendapatkan dari mana pastinya hal itu sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari.
" orang tua kamu jadi ke luar negeri?" tanya Mona memastikan.
" Iya mereka sudah berangkat 2 hari yang lalu, Memangnya kenapa kamu sampai menanyakan hal itu? karena biasanya kamu pergi Kenapa dengan siapa Aku di rumah, tapi tumben tumben nya kali ini kamu lain sampai menanyakan hal sedetail itu? " tanya Gerry penasaran.
" Kenapa kamu tidak meminta Asya untuk menginap di rumah kamu, karena dengan begitu rencana kita bakalan berjalan mulus?" bukannya menjawab pertanyaan Gerry tetapi Mona balik menanyakan hal yang sedang ia pikirkan dari tadi.
jantung Gerry kali ini berpacu lebih cepat lagi demi Tuhan dirinya meminta semoga ada badai tornado yang datang sehingga Mona melupakan hal itu, karena dirinya benar-benar tidak ada niatan untuk melakukan hal itu.
" kamu yakin harus melakukan hal itu, kenapa tidak membiarkan Asya begitu saja dan aku yang berjanji tidak bakalan mendekati dia?" Tanya Geri yang mencoba untuk membuat Mona mengerti.
Mona mendengus kesal karena hal ini sudah ia waspadai dari tadi, jika Gary bakalan meminta hal yang tidak-tidak dan jauh dari harapannya.
" Ya sudah kalau kamu mau melakukan hal itu Aku tidak masalah kok, hanya saja tidak ada pernikahan yang bakalan terjadi diantara kita. karena belum apa-apa saja kamu sudah ingkar janji apalagi kalau sudah ada apa-apa, entah nanti kamu bisa jadi orang yang bisa aku percaya atau tidak entahlah!" Mona pantas diberikan penghargaan the queen of Drama karena memainkan peran yang begitu apik sehingga Gerry saja dibuat terperdaya olehnya.
" Kamu jangan berbicara seperti itu dong, Baiklah aku bakal melakukan semua yang kamu inginkan. akan tetapi Tolong jangan pernah membatalkan pernikahan kita, Kamu paham kan Kalau kamu itu adalah segalanya untukku dan tidak akan pernah tergantikan sama sekali!" Mona tersenyum smirk yang bahkan tidak bisa dilihat jelas oleh Gery karena begitu samar.
" Terima kasih ya kamu mau melakukan apa yang aku mau, Aku percaya sama kamu tidak bakalan mengecewakan aku kali ini!" Mona Berkata sambil menyandarkan kepalanya di lengan Gerry yang sedang menyetir.
Asya seolah tidak memiliki firasat apapun, dirinya merasa biasa saja dengan hari-hari yang ia lewati selama ini tidak menyangka jika malam ini merupakan malam kelam bukan istimewa tapi menghancurkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments