Setitik Cahaya
Aku, Acha gadis yang saat ini akan menginjak usia 20 tahun.Wajahku yang tak rupawan, bahkan sering kali mendapatkan cacian, orang sekitar yang selalu membandingkan diriku dengan kakakku, yang wajahnya cantik, kulitnya putih, body goals. sedangkan aku wajahku hitam tubuhku gemuk. Aku juga tidak tau kenapa rupaku seperti ini. Tuhan yang telah memberikan aku rupa seperti ini, kenapa orang mempermasalahkan nya. Masa sekolahku dulu, aku adalah gadis yang sering kali di bully, atau yang lebih sering orang zaman sekarang bilang adalah body shaming. Aku lelah dengan semua hal itu, aku ingin berubah, aku ingin membuktikan pada semua orang, siapa diriku yang sebenarnya, tapi apa dayaku, dengan apa aku berubah, kapan takdir akan berpihak padaku, dan dengan cara apa aku merubah diriku, entahlah kita lihat apakah aku bisa mengubah takdirku ini.
Sore hari di kontrakan Acha.
"Nela, aku mau berangkat kerja dulu yah."ucap Acha yang sudah siap dengn seragam kerjanya.
"Oh, yaudah Cha, hati hati yah dijalan." ucap Nela.
"Iyah Nel, kamu juga jangan lupa jagain kontrakan yah,"ucap Acha.
" Iyah Iyah, sana aja berangkat, keburu telat." ucap nela.
"Yaudah, aku berangkat yah, assalamu'alaikum. " ucap acha sambil berjalan keluar.
"waalaikumsalam"ucap nela.
Acha berjalan kaki menuju jalan raya, untuk menaiki angkot. Saat iya berjalan, tatapan orang orang terhadapnya, sangatlah sinis, sehingga membuatnya menundukan diri. Padahal tidak ada yang aneh pada dirinya, apa karena dia gemuk dan berkulit hitam, sehingga orang orang menatapnya begitu.
"Ya Alloh, kenapa selalu saja seperti ini, yang aku dapat, berilah aku petunjuk ya Alloh, aku tidak ingin dipandang seperti ini, aku juga ingin diperlakukan, seperti selayaknya manusia yang lain, " ucap acha dalam hati. dengan mata yang berair ingin sekali dia menangis tapi dia tidak ingin terlihat lemah sehingga membuatnya hanya bisa menunduk dan terus berjalan menuju jalan raya.
Saat ini, Acha sudah sampai dijalan raya, dan menunggu angkot lewat.
Saat sedang menunggu angkot lewat, ada seorang nenek yang ingin menyebrang disana. Lalu Acha berpikir untuk menolongnya. ia menghampiri nenek itu.
"Assalamu'alaikum nek, ada yang bisa Acha bantu, " ucap acha menghampiri sang nenek.
"Waalaikumsalam nak, nenek, hanya ingin menyebrang kesana, " ucap sang nenek.
"Ayo nek, Acha bantu pelan pelan yah, nenek namanya siapa, " acha sambil menuntun nenek itu.
"Nama nenek, Siha, " ucap Nenek Siha.
"Oh, begitu yah nek"ucap Acha.
"Iyah, kalo kamu siapa namamu, Nak, " ucap Nenek Siha.
"Nama Aku acha,Nek" ucap Acha.
"Nama yang bagus, seperti orangnya, nak kamu sangat cantik, nenek ingin memberikan kamu saran sebaiknya kamu percaya diri, rawatlah dirimu, ubah penampilanmu makan kecantikan mu akan terlihat, " Nenek Siha.
"Nenek bisa saja, terimakasih nek atas sarannya yah, nah sekarang nenek sudah sampai, " ucap acha setelah menyebrang.
"Iyah terimakasih nak, " ucap Nenek Siha
"Sama sama nek, hati hati yah nanti dijalan." ucap acha.
"Iyah nak, jangan lupa pesan nenek yah" ucap nenek Siha.
Acha berjalan kembali ke tempat yang tadi dan selang beberapa lama, angkot yang ditunggu pun datang. lalu acha menaiki angkot tersebut.
Saat ini, acha sudah sampai ditempatnya bekerja.
Di sebuah resto besar dia bekerja sebagai pelayan disana.
Saat masuk, acha melihat orang dengan penampilan yang cantik dan body yang bagus.
"kapan yah aku bisa seperti itu, aku juga ingin secantik dia."ucap Acha dalam hati lalu dia berjalan menuju dapur dan mengganti pakaiannya.
"Cha kamu udah datang, ini tolong di anter ke sana yah pesanannya, "dena sambil menunjuk ke arah meja yang ada di pojok.
"oh, iyah baik" acha sambil berjalan membawa pesanan tersebut.
Saat acha sampai di meja itu.
"Ini tuan nyonya pesanan nya" ucap Acha.
"Oh, Iyah terimakasih, ngomong ngomong siapa yang memperkerjakan kamu disini. " ucap pengunjung itu.
"eummm, direktur disini, memangnya kenapa nyonya" ucap Acha.
"kau tak pantas jadi pelayanan restoran, lihatlah wajahmu hitam, tubuhmu gemuk, sangat tidak menarik untuk dilihat, " ucap pengunjung itu lagi dengan sinisnya.
deg.. deg.. ucapan itu seakan menusuk jantung Acha, namun Acha tetap menjawab dengan bijak.
"eumm begitu yah, kalo begitu, saya permisi kembali kebelakang, maaf membuat anda tidak nyaman nyonya, " ucap Acha matanya berkaca kaca.
"Yah pergilah, aku tidak sudi melihat wajahmu. " ucap pengunjung itu.
Acha langsung pergi begitu saja, dada nya terasa sesak,baru saja dia masuk bekerja, sudah mendapat penghinaan seperti itu, sangat menyakitkan, sekarang Acha berjalan menuju toilet, dia ingin menangis menumpahkan rasa sedihnya.
"Ya Alloh apakah aku seburuk itu, sehingga orang orang dengan teganya menghinaku, kenapa aku selalu dianggap berbeda, kenapa, aku bahkan tidak pernah berbuat salah kepada mereka, " ucap Acha sambil menangis.
Setelah selesai menumpahkan semua kesedihan nya itu, kini acha kembali bekerja dan menyelesaikan pekerjaannya hingga larut malam.
Sekarang acha akan segera pulang.
"Acha, kau mau naik apa, pulang jam segini," ucap Dena.
"Aku akan jalan kaki saja," ucap Acha.
"Apa kau tidak takut ada orang jahat, ini sudah terlalu malam, bagaimana kau menginap saja di kos an ku. " ucap dena memberi saran.
"Tidak usah dena, terimakasih, tidak ada yang akan berbuat jahat padaku, lagi pula siapa aku, tidak menarik, bahkan orang jijik melihatku. " ucap Acha.
"Heii Acha, jangan begitu kau itu cantik, cuman wajahmu kurang dirawat, bahkan kau setiap berpakaian apapun selalu bagus, kau hanya perlu merawat dirimu, maka kau akan berubah Acha. " ucap Dena.
"Akh tidak begitu, sudahlah aku ingin pulang, aku pergi duluan saja sampai jumpa lagi besok. " ucap Acha
"Yasudah, kau hati hati yah, Acha. " ucap Dena
Acha, berjalan menyusuri jalan, melihat indahnya malam yang bertabur bintang.
"Apakah aku bisa seindah malam, walaupun hitam tapi memancarkan keindahan, " ucap Acha dalam hati.
Dia terus menyusuri jalan yang sepi, dengan hati yang tak baik baik saja. bayang bayang cacian yang tadi dilontarkan oleh seorang pengunjung, memenuhi isi kepalanya.
Saat sedang asik berjalan, dengan pikiran yang tak menentu, tiba tiba terdengar suara.
brak... brak..
"hah suara apa itu, bikin takut aja, tapi arahnya disebelah sana, aku liat aja deh, " ucap nya dalam hati.
dia berjalan menuju arah suara tersebut, dan ternyata ada seseorang yang sedang dipukuli.
"Ya Alloh kasian banget, aku harus tolongin, akh gimana caranya, aku harus cari kayu. nah itu dia, eh tapi nanti aku juga takut di apa apain, mening aku setel aja suara mobil polisi mungkin bakalan berhenti, " ucap Acha
Acha segera membunyikan suara tersebut.
"Bro, ada suara polisi bro, ayo pergi nanti kita ketangkap. " ucap penjahat satu.
"iyah juga bro, ayo kita lari, tinggalin aja, dia udah babak belur ini. " ucap penjahat dua.
Lalu penjahat itu pun pergi, meninggalkan korban tersebut.
"Akhirnya pergi juga." ucap acha bernapas lega.
Acha lalu menghampiri orang tersebut.
"Apa bapak tidak kenapa napa, "ucap Acha.
"Tidak ada apa apa na, hanya luka dibagian kaki dan tangan, akibat tendangan mereka dan muka sedikit bonyok," ucap orang tersebut.
"Ayo, acha bantu berdiri, " ucap Acha mengulurkan tangan.
"jadi namamu Acha na, terimakasih sudah mau membantu bapak, bapak kira hari ini, akan menjadi hari terakhir bapak hidup, " ucap orang tersebut menerima uluran tangan Acha.
"Iyah pak, bapak jangan bilang seperti itu, Alloh baik sama bapak jadi dia ngirimin orang buat nolong bapak, yaitu acha, dan kalau boleh tau nama bapak siapa." ucap Acha.
"Nama bapak, Rayn Wijaya." ucap pak Rayn.
"oh, ayo pak acha bawa bapak kerumah sakit, biar luka bapak bisa di obati, " ucap Acha menuntun pa Ryan.
"Iyah terimaksih na, " ucap pak Rayn.
Mereka berjalan menuju rumah sakit, karena jarak rumah sakit cukup dekat. saat sampai di rumah sakit, luka bapak itu cukup parah, sehingga harus beristirahat dulu di rumah sakit.
"Suster bagaimana keadaan bapak Rayn. " ucap Acha.
"Ada luka yang cukup serius, jadi beliau harus beristirahat dulu di sini. " ucap suster tersebut.
"oh, kalo begitu terimakasih sus, apa saya boleh masuk" ucap Acha.
"oh, silahkan, " ucap suster, lalu berlalu pergi.
Acha masuk kedalam ruangan tersebut.
"Eum pak, apa bapak tidak apa apa saya tinggalkan sendiri disini, dan apa ada keluarga bapak yang mau bapak telpon, " ucap Acha berdiri di dekat ranjang pasien.
"Tidak apa apa nak, tidak usah bapak juga membawa telpon sendiri. " ucap pak Rayn menunjukan telon nya.
"yasudah kalo begitu, acha pamit pulang yah, " ucap Acha.
"Iyah hati hati dijalan yah nak, terimakasih sekali lagi, sudah menolong bapak. " ucap pak Rayn.
"Iyah pak, sama sama." ucap Acha.
Lalu Acha pergi meninggalkan ruangan tersebut, dan bergegas menuju rumahnya karena sudah terlalu larut malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Latifahsv
Iyah typo mohon dimaklumi
2022-02-14
1
Inti Fatul
Itu apakah typo kak? awalnya Acha tapi pas di tengah jadi mei
2022-02-13
0