Spontan Hanum kembali menendang, ke arah pria yang baru saja mengejar, mendekatinya ke area sensitifnya, tepat pada dua area pangkal pahanya. Hanum semakin ketakutan ketika pria itu telah meraih dan membuka bathrobe-nya. Tubuhnya tak bisa berlari kencang, membuat dirinya lengah tak bisa kabur.
"Tapi .." dibekap mulut Hanum saat ingin menjelaskan.
"Siapa bilang kau bisa pergi dariku, Gendut!" tubuhnya berhasil meraih tubuh Hanum, meski ia masih tersenggal sakit akibat tendangan itu.
"Tapi pak, saya ..Bppppph,"
Belum sempat Hanum kembali melepas dan bercerita, jika ia bukanlah wanita seperti itu. Bibirnya sudah dilahap habis, Pria tadi sudah lama tak tahan dan Hanum menggeliat, tetap saja tak membuat Pria itu lelah, ia sudah kokoh membuka seluruh handuknya hingga meruntuhkan pertahanan Hanum, meski ia sudah berkali kali mendapat pukulan dari tangan besar wanita ini, tetap saja tak menyurutkan pria itu untuk menghentikan aksinya.
"Lepaskan! Kau pria brengs..!" ditutup mulut Hanum dengan tangan kokohnya, sementara tangan satu lagi, yang terlihat penuh daging itu di ikat kencang pada besi ranjang. Hanum merasakan kesedihan mendalam, ketakutan itu membuat Hanum menangis meski sudah meronta untuk meminta pria itu berhenti.
Pria itu sudah meruntuhkan, mengkoyak tubuhnya tanpa ampun. Merusak kehormatannya dengan kasar dan paksa, setelah memiting tubuh gempalnya, Hanum melemas dan pasrah setelah pria itu berhasil menembus pertahanan yang harus ia jaga untuk masa depannya kelak.
"Akh! Akhirnya selesai juga, rasa panas tadi sudah tak ku rasakan lagi." ucap Pria itu memakai piyama.
Pria itu mengangkat tubuhnya dari tubuh Hanum, rasa senyum itu terasa membuat ia puas karna semuanya telah lepas. Hanum merasa basah dan membuat jijik ketika melihat tubuhnya dan masih mode menangis dengan apa yang terjadi.
"Kau! aku akan menuntutmu karna kau telah menendangku, dan meninjuku tadi!"
"Pria brengsek! kau itu aku bukan wanita seperti itu. Huhuuu."
"Sudahlah! pergi, jangan sok suci kau. Seperti baru di pakai saja." ucap Pria itu yang baru saja melihat tubuh Hanum dengan balutan selimut berdiri dengan mode kesakitan dan menahan sesuatu seperti mengejan. Ia menatap Hanum berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan.
Sementara Hanum masih menangis dan menutupi tubuhnya, setelah kembali memunguti pakaian dan kembali ingin pergi. Rasa sakit menjalar itu, membuat ekspresi Hanum semakin tidak enak di lihat. Melihat bentuk tubuhnya saja sudah gempal, dan aahk! Tak usah di bicarakan lagi, pria itu sesudah memakai Hanum ia langsung mencaci dan meminta ganti rugi karna Hanum menendangnya dan membuat memar pada pipinya.
Hanum masih menangis setelah ingin meraih tas, dan trolly kebersihannya.
Toook!! Took!!
"Permisi Tuan Alfa! Saya yang di minta madam Zee untuk melayani Tuan." ucap wanita yang bertubuh ramping, rambut lurus dan semampai itu mengetuk pintu kamar.
"Apa jadi kau yang harusnya datang,?"
"Benar Tuan. Apa saya harus masuk dan berganti dengan lingerie warna yang tuan inginkan?"
Alfa, melihat noda merah di kasur spreinya. Lalu memijit rambut seolah bingung. Ia yang tadinya selalu merasakan sakit kepala tak tertahan karna sebuah vertigo dan operasi dahulu. Harus sering meminum obat dari dokter, dan rasa sakit itu menjalar pada keinginan hasratnya. Rasa panas itu tak bisa di pungkiri, hal itulah yang membuat Alfa menjadi pusing tujuh kepala.
"Dasar Pria brengsek! aku sudah bilang, itu bukan aku. Aku bukan wanita murahan!" ungkap Hanum.
"Diamlah! aku pusing, jangan banyak bicara! kau ini tubuhmu saja sudah tidak sempurna, biar aku lakukan sesuatu. Agar kau diam!" mengambil uang dollar dari berangkas kecilnya, sementara masih menatap Hanum menangis dan membungkuk.
"Bagaimana Tuan, apa saya jadi melayani tuan?" tanya wanita yang di minta seorang mucikari. Alfa melupakan wanita cantik berdiri mematung.
"Pergilah! Aku sudah selesai, jangan kembali lagi!" Alfa menutup pintu.
Sementara Hanum berdiri, ia berjalan dengan tertatih tatih.
"Lihat saja, kau yang aku tuntut?" ketus Hanum.
"Kau juga akan aku tuntut, kau tau siapa aku?" gertak Alfa pada wanita gempal jelek itu. Bisa bisanya ia meniduri wanita buruk dan memakainya.
Hanum melihat sebuah benda hitam, dengan sadar dan IQ rendahnya ia bertanya lagi.
"Kau memasang kamera, jadi yang tadi kita lakukan?" panik Hanum.
"Ya! aku akan menuntutmu. Bagaimana jika Orangtua mu tau, jika anak gadisnya menggoda pria seperti ku. Kau tau aku siapa?" Alfa melempar beberapa uang ganti rugi pada wajah Hanum.
"Anggap saja itu pengganti rugi karna tadi, jika tidak aku akan melaporkanmu."
Benak Hanum merasa bingung, ia yang telah rusak kenapa harus di laporkan. Bagai durian runtuh, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
"Baiklah, anggap saja tadi kita tak terjadi sesuatu. Jika kita berpapasan diluar! jangan memanggil, kita tak saling mengenal dan bertemu!" lirih Hanum pergi meninggalkan kamar Alfa dengan pintu yang terbuka lebar.
JDEEEER!!
"Hey! kau belum menutupnya kembali, syial bagus saja pintu ini tidak rusak. Bukan hanya wajah dan tubuhnya juga yang jelek. Tapi IQ nya juga sangat rendah, bagus saja aku terbebas."
Dengan cepat, Alfa menghubungi asisten pribadinya. Dan meminta data petugas kebersihan.
"Kau cari data wanita yang ku kirim di foto tadi, ku beri waktu empat jam!"
Elmo terdiam, kala bosnya itu meminta data wanita jelek dan gendut yang seperti badut.
'Untuk apa juga sang bos, meminta data wanita aneh ini?'
To Be Continue!!
Hey! jangan lupa masuk Rak. Beri dukungan untuk novel author yang kesekian kalinya kembali dengan cerita berbeda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Uthie
sukaaaa....
2023-09-26
0
lula
Mulai baca kok greget
2022-06-12
0
nabil
kok jadi kemane mane ini ye😳
2022-05-05
1