Dilema

Cup...

Ella terdiam dengan apa yang dilakukan Victor padanya. Apa dia sedang bermimpi pikirnya? Setelah menyudahi ciuman singkat itu Victor berdiri dan mengacak rambut Ella dan berlalu pergi.

Ella masih dalam posisi yang sama dan memegang bekas ciuman Victor di bibirnya tadi. Dia bingung harus bahagia atau bagaimana. Ella cepat-cepat menepis semua pikirannya dan dia menggunakan kaos oblong yang dia bawa tadi sebelum masuk kamar mandi.

Setelahnya dia keluar dari kamar mandi. Dia sudah tak melihat Adrian di tempat tidurnya. Pasti tadi Victor ke kamarnya mencari Adrian pikirnya. Ella memilih tidur, agar tak lagi memikirkan apa yang baru saja terjadi.

Pagi sekali Ella sudah ada di kamar mandi untuk mengganti perbannya. Semalaman Ella tak bisa tidur, dia benar-benar masih memikirkan perlakuan Victor padanya.

Selesai membersihkan diri Ella kembali duduk di sofa kamarnya. Dia bingung mau keluar kamar atau tidak. Ella masih canggung dengan Victor. Akhirnya Ella memilih tetep di kamar saja.

Ella menikmati paginya dengan melihat pemandangan mansion Victor dari atas balkon kamarnya. Dan satu yang baru dia sadari, betapa kayanya keluarga ini. Melihat taman yang ada di mansion sudah seperti stadion saja. Belum lagi rumah-rumah yang ada di dalamnya. Menghabiskan berapa dollar coba? Oh God, memikirkannya saja Ella tak mampu.

"Sedang apa hmm?" tanya Victor yang membuat Ella terkejut. Ella hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Dia masih tak berani bicara pada Victor.

"Aku meletakkan ponsel barumu di atas nakas. Dan semua isi dompetmu juga sudah kembali. Aku harus ke kantor ada banyak pekerjaan yang harus ku urus. Jika membutuhkan sesuatu panggil saja bi April." baru kali ini Ella mendengar ucapan Victor yang begitu panjang. Kembali Ella menjawabnya dengan anggukan.

"Aku pergi." ucap Victor dan mengecup puncak kepala Ella. Dan sungguh sekali lagi itu membuat Ella bingung harus bagaimana bersikap padanya.

Setelah Victor keluar dari kamarnya, Ella berdiri dan melihat ponsel barunya yang ternyata keluaran terbaru. Uhuuyyyy... senang sudah hati Ella. Dan dia kembali melihat dompet baru yang di siapkan Victor. Ternyata Victor tau kalau dompet dan isianya juga hilang. Ada senyum merekah di wajah Ella.

Di kantor Ella...

"Steven, untuk sementara kau yang menghandle pekerjaan Ella. Karena Ella tidak bisa masuk selama seminggu ini." ucap Ricky saat masuk ruangan Steven.

"Kenapa dengan Ella pak?" tanya Steven yang bingung karena Ella sampai tak masuk kerja selama seminggu.

"Dia baru saja mengalami musibah. Lakukan pekerjaanmu dengan baik. Aku akan meminta Belinda untuk sementara membantumu mengurus pekerjaan Ella." jelas Ricky dan berlalu pergi.

"Pantas saja kemarin dia tak masuk, tapi kenapa ponselnya juga tak bisa di hubungi?" dari kemarin Steven memang menghubungi Ella tapi tak tersambung.

"Aku akan mampir saja ke rumahnya." dan itu yang ada di pikiran Steven.

Mansion Victor...

Ella tampak asyik bermain di taman dengan Adrian. Dia membuat rumah-rumahan dari kursi yang di hadap-hadapkan dan di atasnya di beri kain. Mereka asyik sekali main di dalamnya, apalagi Adrian sudah mengeluarkan banyak mainan di dalam rumah-rumahan itu. Enak sekali memang dunia anak-anak. Tak sama sekali memikirkan beban apapun.

Berbeda dengan Ella yang masih sibuk dengan pikirannya memikirkan hubungannya dengan Victor. Sebenarnya apa yang di pikirkan Victor sehingga melakukan ciuman itu pada Ella.

Mereka berdua main sampai siang hari dan Adrian juga tertidur di dalam rumah-rumahan. Sedangkan Ella hanya menemani Adrian dengan mengelus punggungnya.

Sore harinya Adrian mengajak Ella untuk berenang. Ella mengajak Emmy untuk menjaga Adrian di dalam kolam. Sedangkan Ella hanya menceburkan kakinya saja di kolam. Pintar sekali Adrian berenang.