Pertemuan

Akhirnya Melvin dan Rumi berjalan keluar ruang kerja. Melvin di depan perawat-perawatnya dengan terang-terangan mengandeng tangan Regina. Regina sedikit canggung dengan perilaku Melvin.

"Vin," panggil Regina.

"Apa?" Melvin menghentikan langkahnya sambil melihat ke arah Regina.

"Apa ini tidak berlebihan, jika kita bergandengan seperti ini," ucap Regina dengan hati-hati.

"Tidak ada yang melarang, Re." Melvin berjalan tanpa melepaskan tangannya.

"Aku masih istri orang, Vin. Belum bercerai, ingatlah itu, aku tidak ingin kamu nanti malu di hadapan orang banyak," tegas Regina sambil melepaskan tangan Melvin, tak lupa Regina tersenyum membuat Melvin tidak bisa marah.

Rumi yang berdiri tak jauh dari mereka berdua, sedikit mencibir perkataan Regina. "Apa si, Regina itu. Suami? Ngapain sih, mikirin Wildan, seharusnya dia itu selingkuh juga kaya Wildan, malah ini nolak Melvin." Rumi bermonolog.

***

Melvin dengan perhatian, membukakan pintu untuk Regina. Regina pun keluar dari dalam mobil, saat Regina melangkahkan kakinya. Ia melihat mobil Wildan tepat parkir di depan mobil Melvin.

"Melvin," gumam Selvi yang tidak percaya dengan pria yang berada dihadapannya.

Melvin dan Regina merasa canggung bertemu dengan Selvi dan Wildan. Melvin meraih tangan Regina, menarik tangannya agar cepat pergi dari sana. Namun, Wildan mencegahnya lalu menahan tangan Regina. Melvin langsung menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang kenapa Regina berhenti melangkah.

"Lepaskan!" teriak Melvin.

"Kamu siapa? Berani sekali melarangku untuk menyentuh istriku sendiri," jawab Wildan.

"Lepaskan, Mas." Regina menghempaskan tangan Wildan.

"Kamu ... berani sekali!" bentak Wildan.

Melvin merasa tidak terima dengan tingkah Wildan yang memperlakukan Regina tidak selayaknya. Ia langsung mendorong tubuh Wildan hingga terhuyung. "Mas!" teriak Selvi yang terkejut.

"Ayo, kita pergi," ucap Melvin sambil menarik tangan Regina.

Baru berjalan beberapa langkah, Regina menghentikan langkahnya lagi. "Mas, tunggu surat gugatan cerai dariku." Regina pergi meninggalkan Wildan dan Selvi.

Wildan tercengang dengan perkataan Regina, Selvi hanya menarik ujung bajunya. Apa yang dia katakan cerai? Setelah itu dia memilih bersama Melvin, oh tidak. Selvi mengelak dari dalam hatinya.

"Ayo, kita pulang," ajak Wildan yang kembali ke dalam mobilnya.

***

"Kamu mau yang mana, Re?" tawar Melvin sambil melihat-lihat ponsel terkini.

"Kenapa kamu yang tanya, bukannya sales marketingnya," jawab Regina malas.

"Kamu masih marah?" tanya Melvin.

"Bukan salah kamu, Vin. Sudahlah, jangan di bahas lagi." Regina sambil melihat-lihat ponselnya.

"Buruan, Re." Melvin sedikit memaksa.

"Sabar, Vin. Eh, kembaran yuk," ajak Regina.

Nggak ada angin nggak ada hujan, tumben Regina baik banget, ngajakin kembaran. Melvin bermonolog di dalam hatinya.

"Beneran?" Melvin mencoba menyakinkan ucapan Regina.

"Iya, beneran. Nanti aku berubah pikiran loh." Ancam Regina.

Melvin mencubit pipi Regina dengan gemas. " Yang ini saja Kak," ucap Melvin memberi tahu pelayan.