Spontan Melvin berlari untuk kembali lagi, di mana ia terjatuh dengan Regina. "Dasar kamu, Vin," gumam Regina tanpa sadar ia tersenyum.
Sampai di lokasi Melvin melihat tas Regina tidak ada. Melvin langsung panik, tiba-tiba ada bapak-bapak tua menghampiri Melvin. "Cari ini ya, Nak?" tanya bapak tua itu.
"Benar Pak, ini tas punya teman saya," jawab Melvin dengan antusias.
"Ini." Bapak tua itu memberikan tas Regina kepada Melvin.
"Terima kasih, Pak," ucap Melvin.
"Sama-sama, Nak. Jagalah wanita itu, suatu hari nanti akan membawa keberkahan untuk dirimu, dan keluargamu," nasihat Bapak tua itu.
Melvin langsung mengernyitkan dahi, Melvin tak mengerti ucapan bapak tua itu. Tiba-tiba tas Regina yang telah Melvin genggam dalam tangannya terjatuh. Otomatis Melvin menundukkan kepalanya lalu mengambil tasnya. Saat Melvin telah kembali ke posisi semula, ternyata bapak tua itu telah pergi. Bulu kuduk Melvin langsung meremang.
"Ya Tuhan, Bapak tua itu ke mana?" Melvin bermonolog sambil memutar tubuhnya mencari keberadaan bapak tua itu.
Akhirnya Melvin takut, ia cepat-cepat kembali menemui Regina yang sedang menunggunya di dalam mobil. "Re," panggil Melvin sambil tersenyum.
"Iya, Vin. Tas aku ketemu?" tanya Regina penasaran.
"Ini." Melvin menunjukkan tas Regina kepadanya.
"Terima kasih ya, Vin."
"Sekarang jujur sama aku, kamu ada masalah apa? Sampai kamu kabur dari rumah?" cecar Melvin sambil memegang kedua lengan Regina. Mata mereka berdua saling bertatapan.
"Au!" Regina merintih kesakitan.
Melvin langsung melihat siku tangan Regina yang berdarah dan lututnya. "Ya ampun, Re." Melvin mengambil kotak P3K.
Regina hanya cengengesan saja, melihat kepanikan Melvin. "Udah nggak apa-apa, Vin. Nanti juga sembuh.
"Kamu, nih. Ini itu harus di obati, Re," ucap Melvin sambil membersihkan luka Regina.
"Siap, Tuan ...."
Ya sudahlah, jika Regina belum bisa cerita, mungkin dia lagi kacau, aku kasih waktu saja untuk bercerita.
"Yuk, aku antar pulang," ajak Melvin yang sudah siap dengan kemudinya.
"Nggak bisa pulang aku, Vin. Aku belum bisa cerita sekarang, kenapa alasanku kabur dari rumah, seharian aku sudah cari kerja, sama tempat tinggal. Tapi, belum dapat," ucap Regina sendu.
"Kamu mau tinggal di apartemenku? Ya, untuk beberapa hari, saja."
"Aku nggak bisa, Vin. Kita belum pantas satu tempat tinggal, m" tolak halus Regina.
"Sebentar, aku punya kenalan kamar kos mau?"
"Mahal nggak? Aku nggak punya uang, aku cuma pegang tiga ratus ribu rupiah," jawab Regina jujur.
"Gampang, nanti kamu bayar setelah gajian, oke?"
"'Kan aku belum punya kerjaan, Vin." Regina memperjelas.
"Besok pagi aku jemput, aku ada kenalan, kamu lulusan apa?" tanya Melvin.
"Aku, magister bisnis manajemen Universitas RMIT, di Melbourne, Vin."
"Waw, hebat banget kamu?"
"Kata mereka saat lihat ijazahku, aku di kira halu, kesel aku," sungut Regina.
"Kamu imut banget si, kalo lagi ngambek," ucap Melvin sambil mencubit kedua pipi Regina.
Regina spontan memalingkan wajahnya, ia bukan merasa malu melainkan merasa aneh, karena Regina masih istri orang. Akhirnya Melvin membawa Regina ke tengah kota tidak jauh dari apartemennya. Untuk mencarikan kamar kos untuk Regina, sampai di sana Regina tercengang.
Gila ini mah? Mana kuat aku bayar kamar kos semewah ini.
"Hei!" seru Melvin sambil menepuk pundak Regina.
"Emb, a-apa?" Regina tergagap karena terkejut.
"Astaga, Re. Ayo, turun. Malah diam saja, ngelamun apa si?"
"Mahal ini bulanannya, Vin. Pasti di atas lima juta, Vin. Nggak usah, ya," mohon Regina ingin menolak Melvin.
"Ini sudah pukul 23.00, kamu mau cari kosan biasa di mana?" tanya Melvin sedikit kesal.
"Tapi ...."
"Cepetan turun," titah Melvin.
Akhirnya Melvin dan Regina turun dari mobil, mereka berdua masuk ke dalam. "Tunggu sini, aku temui dulu teman aku," pinta Melvin.
Melvin masuk ke dalam mencari pengurus kamar kos mewah. Jika di kota-kota besar pasti ada kamar kos mewah. Ada pelayan dan cleaning servis, 24 jam untuk melayani penyewa. Sebenarnya, kos-kosan mewah ini adalah milik keluarganya, tetapi Melvin mencoba merahasiakan takut Regina tak enak hati dengannya. Setelah mendapatkan kunci, Melvin kembali menemui Regina di depan pintu lobi.
"Re," panggil Melvin sambil memperlihatkan kunci di tangannya.
Regina hanya tersenyum dengan Melvin. "Kamu serius, Mel?"
"Yuk, masuk ke dalam," ucap Melvin sambil menarik tangan Regina.
Regina mengikuti langkah Melvin, mereka berdua masuk ke dalam lift. Regina berdiri di samping Melvin merasakan kenyamanan, yang belum pernah dia dapat dari laki-laki lain karena selama ini hanya Wildan di sampingnya. Sampai di depan kamar Melvin membuka pintu.
"Ayo masuk, Re," titah Melvin, ia melihat Regina masih canggung masuk ke dalam kamar kos.
"Terima kasih, Vin." Regina berjalan masuk ke dalam kamar.
"Kaya apa aja si, Re. Oia, udah malam, aku pulang dulu ya, kalo lapar di bawah ada kantin," pamit Melvin.
"Iya, Vin," jawab Regina.
"Jangan lupa besok pagi pukul 07.00 sudah siap, ya. Aku jemput kamu."
Regina hanya menganggukkan kepalanya, ia menutup pintu lalu mengunci pintunya. Regina merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Matanya melihat ke langit-langit, pikirannya teringat Wildan. Regina berpikir pasti Wildan sekarang masih bersenang-senang dengan istri barunya. Tiba-tiba bunyi ketukan terdengar. Membuat Regina bangun dari tidurnya, ia lalu berjalan mengarah ke pintu. Saat di buka pintunya, ternyata seorang pelayan membawa sebuah makanan dan minuman.
"Maaf, Kak. Saya tidak memesan ini," ucap Regina bingung.
"Tidak, Nona. Ini tadi perintah dari, Tuan Melvin," terang Pelayan.
"Saya, harus bayar berapa?" tanya Regina meraih uang di sakunya.
"Tidak perlu, Nona. Ini sudah di bayar oleh Tuan Melvin." Pelayan pun pergi. Regina cepat-cepat mencari ponselnya, ia mengirimkan pesan untuk Melvin.
Melvin
Ya ampun, Vin. Kamu perhatian sekali, terima kasih untuk makanannya.
Melvin yang berada diperjalanan pulang ke apartemennya. Ia mendengar ponselnya mendapatkan notifikasi pesan, Melvin langsung membuka pesan dari Regina. Dengan cepat Melvin membalas pesan Regina.
Regina
Makanlah, aku tidak suka melihatmu lebih kurus lagi.
Regina membaca pesan dari Melvin langsung senyum-senyum sendiri seperti orang sedang jatuh cinta. Keesokan harinya, Regina bangun dari tidurnya, ia langsung mandi dan bersiap-siap. Takut Melvin menjemputnya Regina belum siap sama sekali. Saat Regina selesai mandi, suara ketukan pintu terdengar. Ia langsung membukanya karena yang ia kira pelayan atau cleaning servis. Ternyata bukan, yang datang adalah Melvin.
"Melvin ...." Dengan cepat Regina menutup pintunya.
Wah, ada apa ya? Kok pintunya di tutup si.
Bersambung.....
Happy reading guys,
Jagan lupa memberi like, komentar, vote & gift.
Stay tune terus ya guys, jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.
Terimakasih atas dukungan kalian.
1 like pun sangat berarti untukku ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
🤒
🙈🙈🙈🙈
2022-05-31
0
🎤ImaEdg🎧
Melvin juragan kosan 🤭
2022-05-05
0
Um_bell29
karena regina cm pake handuk, makannya ditutup🤭🤭
2022-04-23
0