"Untuk membalas Selvi dong, kesel aku, Re. Soal biaya jangan khawatir. Aku akan membayar semuanya, karena kamu sudahku anggap seperti saudara perempuanku," ucap Rumi mencoba meyakinkan Regina.
Regina hanya tersenyum saja. "Lihat saja nanti, sana sarapan pagi. Suamimu, pasti sudah lapar," titah Regina.
"Kamu juga ikut makan, Re."
Akhirnya mereka bertiga sarapan pagi, setelah itu Rumi memperkenalkan Regina kepada Brian. Selama ini Brian tidak mengenal Regina, karena ia tinggal di luar negeri bersama Wildan untuk menempuh pendidikan setelah menikah. Selama berbincang-bincang Brian mengetahui jika Wildan itu sangat beja*t kepada istrinya.
"Sayang, kamu cepat siap-siap ya, kita harus menghadiri pernikahannya Wildan dengan Selvi," ucap Brian sambil berdiri.
"Iya, Mas. Mas mandi dulu saja saja, nanti aku menyusul," jawab Rumi.
"Baiklah ...." Brian pergi ke kamarnya.
Rumi memegang tangan Regina, lalu ia berkata serius. "Re, percayalah padaku, aku akan membantu, operasi bedah plastik, ya," mohon Rumi.
"Sudahlah, Rum. Nanti kita bicarakan lagi, pergilah dulu bersama Mas Brian," tolak halus Regina.
"Benar, ya. Kamu di sini saja, jangan kemana-mana loh, tunggu aku pulang," titah Rumi.
"Iya, Rum," jawab Regina meyakinkan Rumi agar tidak panik.
Rumi pun meninggalkan Regina di meja makan, ia pergi bersiap-siap ke pesta pernikahan Wildan dan Selvi. Satu jam kemudian Rumi dan Brian sudah siap pergi ke acara pernikahan. Regina duduk dengan manis di ruang tengah sambil menonton televisi.
"Re, kalo kamu lelah, kamu bisa istirahat di kamar tamu, jika kamu lapar, minta saja kepada asisten rumah tangga ya," ucap Rumi.
"Iya, Rum. Terima kasih."
"Ya sudah, aku berangkat dulu bersama, Mas Brian," pamit Rumi kepada Regina.
****
Pagi yang indah untuk Wildan dan Selvi, mengelar acara resepsi di hotel bintang lima. Tamu-tamu undangan dari pejabat negara, artis, para pebisnis handal di negara ini pun datang untuk menghadiri pesta pernikahan. Rumi dan Brian sudah sampai di lobi hotel, Brian dengan sayang mengandeng tangan sang istri.
"Mas, apa nggak pa-pa kalo aku nanti, buat kekacauan di acara pesta pernikahan ini?" tanya Rumi dengan ragu.
"Tenang saja, aku akan selalu mendukungmu, Sayang." Brian memberi dukungan penuh kepada sang istri.
Dengan mantap Rumi melangkahkan kakinya masuk ke dalam pesta. Banyak para klien Brian menyambut kedatangan mereka berdua sebelum bertemu Wildan dan Selvi. Rumi dan Brian sempat berbincang-bincang sampai larut pada suasana pesta. Butuh waktu lama Wildan menghampiri Brian dan Rumi, sampai akhirnya mereka bertiga bertemu.
"Wah, Tuan Brian. Apa kabar?" tanya Wildan, tiba-tiba Selvi ikut menghampiri.
"Baik, selamat Tuan Wildan dan Nona Selvi," ucap Brian sambil mengulurkan tangannya memberi selamat.
"Sama-sama, Tuan," jawab mereka berdua serempak sambil bergantian menerima uluran tangan Brian.
"Oia, saya bersama istri tercinta loh, dia lagi di toilet, tunggu sebentar," titah Brian sambil menunggu kedatangan Rumi.
"Wah, pasti istri Anda, cantik sekali Tuan," puji Wildan belum mengetahui jika Rumi adalah istri Brian.
"Pasti, Sayang. Tuan Brian saja gagah seperti ini." Selvi ikut menimpali.
"Terima kasih loh, atas pujian kalian berdua, tapi saya tidak merasa tersanjung dengan pujian kalian berdua, pasangan Lac*nat!" umpat Rumi, yang berdiri tepat di belakang Wildan dan Selvi.
Wildan dan Selvi langsung membalikkan tubuhnya, mencari ke sumber suara. Para tamu yang mendengar umpatan Rumi langsung melihat kearah mereka berempat. "Kamu!" teriak Selvi yang terkejut.
"Apa?" tanya Rumi dengan nada mengejek.
"Mas," lirih Selvi, sedikit menarik jas Wildan. Tanda Selvi minta bantuan kepada Wilda agar bisa membelanya.
"Nona Rumi, Anda sedang bicara apa?" tanya Wildan pura-pura bod*oh.
"Ke mana istri pertamamu?" tanya Rumi penuh penekanan.
"Hah? Istri pertama?" Banyak tamu undangan yang membicarakan masalah ini. Dengan berbisik-bisik di belakang mereka berempat.
"Istri pertama apa, Nona Rumi? Saya masih single, Selvi adalah istri pertama saya, Anda bagaimana si," kilah Wildan sudah merasakan panas di dada.
"Oh, ya? Ini foto pernikahan kamu dengan istri pertamamu bukan?" Rumi memperlihatkan foto Wildan dan Regina menikah secara sederhana kepada para tamu.
"Ini editan Nona Rumi, jangan mudah percaya," ucap Wildan, mereka bertiga adalah teman waktu semasa SMA.
"Tunggu sebentar, mungkin setelah melihat video ini, kamu tidak akan mengelak lagi, Tuan Wildan." Rumi tersenyum mengejek.
Tak menunggu lama, Rumi bertepuk tangan hanya sekali saja. Rumi sedang memberi kode pada seseorang agar video cepat dinyalakan. Terlihat ada layar besar di depan sana.
"Tara ...," ucap Rumi.
Video pun di putar semua tamu undangan telah menonton pertunjukan yang di buat oleh Rumi. Video yang ditayangkan adalah video masa lalu Wildan dan Regina, di mana Wildan sedangkan mengucapkan janji suci mereka berdua. Selvi langsung berlari dari pernikahannya, karena malu. Wildan pun langsung menegur Rumi, karena perbuatannya telah membuat semuanya kacau.
"Tuan Brian! Saya tidak terima dengan perlakuan istri Anda kepada, saya. Saya akan memberikan perhitungan kepada Anda." Ancam Wildan.
Wildan pun pergi meninggalkan pesta langsung mencari keberadaan Selvi. Rumi mendekati sang suami, Rumi mencoba tersenyum walaupun hatinya sedang tidak baik-baik saja. "Mas," panggil Rumi.
Brian meraih tangan Rumi. "Sayang, ayo kita pulang."
"Mas, marah denganku?" lirih Rumi.
"Tidak, Sayang. Pertunjukan telah selesai, kita pulang saja," ajak Brian.
***
"Kamu puas! Sudah buat aku malu!" teriak Selvi di kamar hotel.
"Sayang, maaf. Aku akan memilihmu, tidak akan memilih Regina lagi," tegas Wildan.
"Pesta pernikahan kita akan menjadi perbincangan seluruh orang yang datang ke pesta, Mas!" Selvi menangis tersedu-sedu.
"Aku sudah bilang dari awal, aku sudah tidak mencintai Regina lagi, hanya kamu di hatiku," ucap Wildan penuh keyakinan sambil menggenggam tangan Selvi.
"Ceraikan dia," titah Selvi.
"Baik, aku akan menuruti kemauanmu."
***
Regina sedang duduk termenung di ruang tengah menunggu kedatangan Rumi dan Brian. Regina berulang kali berpikir, akankah ia akan menerima bantuan Rumi atau menolaknya. Akhirnya pilihan Regina hanyalah pergi dari rumah Rumi. Agar tidak merepotkan Rumi lebih banyak lagi.
"Mbak, nanti kalo Nona pulang, beritahu dia aku pulang," pamit Regina kepada asisten rumah tangga Rumi.
"Baik, Nona," jawabnya.
Regina pun cepat keluar dari rumah Rumi, agar tidak ketahuan oleh Rumi. Jika tahu, pasti Rumi akan melarang Regina pergi dari rumah. Sampai di pinggir jalan Regina dapat ide untuk mencari pekerjaan yang layak dan tempat tinggal juga.
Bersambung.....
Happy reading guys,
Jagan lupa memberi like, komentar, vote & gift.
Stay tune terus ya guys, jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.
Terimakasih atas dukungan kalian.
1 like pun sangat berarti untukku ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
IG: Warnyiwarnyi
Rumi👏👏
2022-06-01
0
🤒
good job Rumi ,👍👍👍
2022-05-31
0
Litaalzhaazzila Azzila
lagian ngapain mau nyaingin orang pake oplas segala. gak guna jg... mending alami
2022-05-11
0