Regina hanya diam saja, ia binggung mau menjawab apa. "Anak?" gumam Regina pelan.
"Iya anak kamu, Re? Kamu sudah lama menikah," tanya Alesha.
Regina menarik napasnya dengan dalam-dalam, lalu ia berkata. "Aku belum mempunyai anak, Sha," jawab Regina setenang mungkin.
"Hah? Serius, kamu itu," ucap Alesha sedikit mengejek Regina.
Dewi penolong Regina telah datang, Rumi berjalan bak malaikat tanpa sayap mendekati Regina. "Masalahnya di mana? Mau punya anak atau belum punya anak? Aku juga belum hamil," ucap Rumi penuh penekanan.
"Kamu berbeda, Rum. Kamu baru saja menikah. Berbeda dengan Regina yang sudah lama," elak Alesha.
"Kamu bukan siapa-siapa, banyak komentar," ucap Rumi kesal.
"Sudah-sudah, kenapa kalian berdua yang berantem si? Ayo, Rum. Duduk," pinta Regina mencoba menengahi permasalahan.
"Nggak mood tiba-tiba," cicit Rumi sambil duduk.
"Nggak mood kok duduk," gerutu Alesha dengan pelan.
"Sudah pada pesan makanan belum?" tanya Regina mencoba mengalihkan perhatian.
"Sudah, Re. Giliran kamu pesan saja," jawab Sasa.
"Oke," jawab Regina.
Acara reuni SMA, pun berjalan lancar walaupun sedikit ada kendala di awal saja. Banyak beberapa yang pulang ke rumah mereka masing-masing. Hanya tinggal mereka berempat di sana, Alesha dan Sasa sedang menunggu jemputan sang suami. Sedangkan Rumi memang masih ingin mengobrol dengan Regina. Tiba-tiba tanpa dugaan Wildan masuk ke dalam restoran bersama Selvi berjalan sangat mesra. Membuat Alesha dan Sasa langsung membelalakkan matanya, karena terkejut.
"Oh, my God! Itu bukannya suaminya, Regina? Benarkan, Re?" tanya Alesha, yang ingin tertawa dengan kejadian ini.
"Iya, benar," jawab Regina.
"Siapa dia? Mesra banget," timpal Sasa, yang sedang tidak percaya dengan semua ini.
"Klien bisnisnya," bela Regina.
Rumi yang tidak sabar langsung berdiri menghampiri Wildan. Wildan sedang asik mengobrol dengan Selvi tersentak kaget, karena kedatangan Rumi hanya menampar Wildan di hadapan semua orang. Plak ...
Suara tamparan yang sangat keras. "Dasar bre*nsek!" teriak Rumi tepat di wajah Wildan.
"Kamu berani sekali menampar calon suamiku!" teriak Selvi tak kalah sengit.
Regina dan lainnya ikut berlari menghampiri Rumi. "Rum, sudah Rum," mohon Regina.
"Diam kamu, Re. Wanita seperti ini harus di pelajaran." Rumi tidak mau mendengarkan ucapan Regina.
"Kamu bilang calon istri Wildan? Ini serius, Wil?" tanya Alesha penasaran.
"Iya dia calon istri keduaku," jawab Wildan tegas.
"Untuk kamu, Regina. Kamu itu tidak pantas menjadi istri Wildan. Sudah tidak punya anak, miskin lagi," cibir Selvi sambil menuangkan jus di wajah Regina. Selvi ingin membalas kekesalannya tempo lalu yang pernah disiram wajahnya.
Alesha, Sasa dan Rumi, sekaligus pengunjung restoran yang melihatnya. Semua tercengang saat Selvi melakukan itu. Rumi tidak terima jika Regina dipermalukan di tempat umum, ia langsung mendorong Selvi hingga terjatuh.
"Dasar wanita *******!" teriak Rumi langsung menarik tangan Regina agar ikut pergi meninggalkan restoran.
Regina hanya mengikuti ke mana Rumi pergi, sampai di luar Restoran Rumi meluapkan kekecewaannya kepada Regina. "Kamu kenapa si, Re. Tadi cuma diam saja, lawan seharusnya," sungut Rumi di parkiran mobilnya.
"Aku harus bagaimana, Rum? Melawan? Apa mungkin aku bisa hidup tanpa Mas Wildan?" tanya Regina sendu, ia menangisi hidupnya yang benar-benar tak adil menurutnya.
"Sudahlah, kamu mau ke mana? Atau mau ikut aku pulang?" tawar Rumi.
"Tidak, Re. Aku pulang saja."
"Ya sudah, aku antar pulang."
Aku lelah, Re. Melihat hidupmu seperti ini, aku tidak tidak tega sebenarnya, batin Rumi ikut menangis melihat sahabatnya dikhianati oleh suaminya.
***
Sampai di rumah Regina masuk ke dalam rumah, sedangkan Rumi kembali ke rumahnya. Regina masuk ke dalam rumah dengan bajunya yang basah. Belina yang sedang duduk di ruang tengah asik menonton televisi sedikit terkejut dengan datangnya Regina.
"Kenapa bajumu basah?" tanya Belina.
"Tidak apa-apa, Ma." Regina melanjutkan jalannya.
"Dasar menantu tidak sopan, datang bukannya memberi salam malah pergi." Belina bermonolog, di telinga Regina sangat jelas jika Belina sedang menggerutu tentang dirinya.
Regina tidak peduli ia tetap masuk ke dalam kamarnya. Regina mencoba mengganti pakaiannya di dalam kamar. Setelah itu Regina turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam, karena waktu sudah sore. Sebentar lagi Wildan pulang, jika makanan belum siap pasti Wildan akan marah-marah.
"Mau ke mana kamu?" tanya Belina.
"Mau menyiapkan makan malam, Ma," jawab Regina.
"Bagus kalo gitu, kamu siapkan makan malam spesial untuk nanti malam," titah Belina.
"Baik, Ma." Sebenarnya Regina penasaran siapa tamu spesial yang akan datang. Regina ingin menanyakan kepada sang mertua, tapi tidak berani pasti nantinya dirinya akan di marahi olehnya. Jadi Regina hanya menuruti permintaan Belina.
Waktu telah tiba, sekitar pukul 19.00 Regina sudah menyulap meja makan menjadi makan malam spesial, dan ada beberapa lilin di meja makan agar kelihatan romantis. "Kamu yakin, mau makan malam bersama kita?" tanya Belina.
"Iya, Ma," jawab Regina.
"Siapin mental, jangan nangis." Intan ikut menimpali.
Maksud mereka apa si? Siapin, mental? Memangnya siapa tamunya, sampai mereka begitu yakin aku akan kecewa, batin Regina bertanya-tanya.
Tak menunggu lama tamu yang di nanti-nantikan telah datang. Regina langsung menahan air matanya yang akan menetes. Belina menghampiri Selvi yang sudah cantik dengan balutan gaun seksi.
"Sayang," panggil Belina kepada Selvi.
Hah? Sayang, gumam Regina di dalam hatinya yang terkejut.
"Apa kabar, Ma?" tanya Selvi sambil cium pipi Belina kiri kanannya.
"Baik-baik, dong. Yuk, kita makan," ajak Belina ke meja makan.
Selvi hanya tersenyum mengejek saat melihat Regina yang berdiri diam seperti patung. Wildan acuh saat melihat Regina, ia berjalan melewati Regina saja tanpa memandangnya. Semua sudah duduk di meja makan, tinggal Regina saja yang belum. Saat Regina kembali ke meja makan, tempat duduk yang ia biasa duduki telah ditempati oleh Selvi.
"Re, ambilkan air minum, di dapur." Perintah Belina.
Regina yang masih berdiri sedikit jauh dari meja makan, ia pura-pura tidak mendengar. "Kamu tuli ya?" tanya Belina dengan suara meninggi.
"Aku lelah, suruh saja Intan," jawab Regina lalu pergi ke kamarnya.
"Dasar *****," umpat Intan.
"Sudah, Ma. Biar aku saja yang ambil," ucap Selvi.
"Jangan, Sayang. Kamu itu tamu, pamali jika menyuruh tamu," terang Belina selembut mungkin.
Apa yang akan terjadi? Apakah perang dunia ke tiga akan tiba? Setelah Regina menolak permintaan Belina?
Bersambung.....
Happy reading guys,
Jagan lupa memberi like, komentar, vote & gift.
Stay tune terus ya guys, jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.
Terimakasih atas dukungan kalian.
1 like pun sangat berarti untukku ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
🤒
😠😠😠😠 keluarga bikin keki saja.
2022-05-31
0
IG: Warnyiwarnyi
Semangat kak
2022-05-29
0
Nazwatalita
Mertua gila
2022-05-29
0