Joging

Membuat Regina sangat penasaran, karena tidak bisa masuk ke dalamnya. Regina mulai curiga dengan hubungan Wildan dan Selvi. Regina cepat-cepat menaruh ponselnya di tempatnya kembali, takut ketahuan oleh Wildan. Tak menunggu lama setelah Regina menaruh ponselnya di nakas. Wildan keluar dari kamar mandi, lalu mengambil ponselnya kembali.

****

Regina bangun pagi sekali, sekitar pukul 04.00. Regina buru-buru pergi ke dapur untuk memasak. Karena rencananya hari ini adalah olahraga di pagi hari di taman dekat kompleks perumahan elit sang mertua. Beberapa hari ini Regina memasak terus-menerus ia sedikit lihai. Regina perempuan pintar yang mudah mempelajari sesuatu dengan mudah.

Selesai masak Regina bergegas kembali ke kamar untuk mencari baju olahraganya di walk in closet. Dengan hati-hati Regina keluar dari kamar, agar Wildan tidak bangun dari tidurnya. Tak lupa Regina memakai sepatu sedikit kekecilan di kakinya karena ia bertambahnya berat badan sepatunya semakin sempit.

"Hem ... udaranya pagi sangat segar," seru Regina sambil berlari.

Sampai di tempat penjagaan, security yang bertugas salah satu dari mereka menyapa Regina. "Selamat pagi, Nona," sapa Mas Juni.

"Pagi, Mas Juni," balas Regina sambil tersenyum manis.

Menurut orang lain Regina itu sangat cantik walaupun berat badannya berisi. Senyumnya yang manis mampu mengalahkan manisnya gula, tapi berbeda di mata Wildan. Regina hanya seorang wanita yang tidak berguna. Regina terus berlari menyusuri kompleks perumahan elit sampailah sepuluh menit kemudian, di taman tempat bermain. Banyak wanita-wanita membawa anak-anaknya untuk jalan pagi, ada juga yang mencari sarapan pagi di sana. Regina sempat tergiur dengan orang-orang yang sedang sarapan pagi. Regina hanya bisa berdiri dan mengusap dadanya, lalu ia berkata.

"Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini? Laper, enak banget lihat mereka makan." Regina bermonolog.

Tiba-tiba ada seseorang menyodorkan air minum kepadanya. Regina hanya melihatnya dari samping hanya tangannya saja yang terlihat. Saat Regina memutar tubuhnya ke belakang.

"Melvin," gumamnya dengan lembut.

"Hai," sapa Melvin sambil memberikan minumnya ke tangan Regina yang masih setia bergeming.

"Eh, terima kasih loh, minumannya," ucap Regina sedikit terkejut.

"Sendirian aja?" tanya Melvin.

"Iya, nih. Mau ngajak yang lain, masih pada tidur soalnya," jawab Regina sambil meneguk minumannya.

"Yuk, lari keliling taman," ajak Melvin.

"Boleh, kamu sering joging di sini?"

"Kadang-kadang sih, nggak setiap hari juga, kalo pas nggak lembur saja," terang Melvin.

"Oh, gitu."

Akhirnya Melvin dan Regina joging mengelilingi taman sekitar lima putaran. Membuat Regina merasa kelelahan, ia berhenti mencoba beristirahat dengan santai. "Pukul berapa sekarang?" tanya Regina dengan suara ngos-ngosan.

"Pukul 06.45, kenapa?"

"Hah? Serius kamu, Vin," seru Regina sangat terkejut.

Mati, aku! Nanti Mama marah lagi sama aku, gumam Regina di dalam hatinya sangat panik.

"Aku duluan ya, Vin. Bye," pamit Regina sambil melambaikan tangannya.

Melvin hanya bisa menatap kepergian Regina, lalu Melvin membalas dengan senyuman. Regina bersusah payah berlari secepat kilat agar cepat sampai di rumah. Sampai di rumah Regina tersungkur di depan teras, karena kelelahan tenaganya mulai habis.

"Aau ...." Regina merintih kesakitan.

"Hei, gendut. Lagak banget kamu joging! Majikan tidur bukannya bersih-bersih rumah," gerutu Intan kepada Regina yang mencoba bangun pun kesulitan.

"Sorry, siapa yang kamu maksud majikan?" tanya Regina sambil mencoba berdiri.

"Akulah siapa lagi? Hah!" ucap Intan berlagak bossy.

Regina mendekati Intan. "Bangun, udah pagi, ini bukan mimpi," ejek Regina sambil meninggalkan Intan di teras rumah.

"Sialan, berani sekali si gendut melawanku," umpat Intan sambil meremas ujung kemejanya.

Regina masuk ke dalam rumah dengan tenang. Ia berjalan ingin menaiki anak tangga ingin mandi dan sarapan pagi yang ia siapkan. Belum jadi Regina melangkahkan kakinya. Belina sudah berteriak-teriak meminta bantuan.

"Regina! Dari mana saja kamu itu," teriak Belina dari kejauhan.

Regina memutar tubuhnya lalu menghampiri Belina. "Aku dari joging, Ma," terang Regina sambil mengibaskan tangannya, karena merasa gerah.

"Memangnya kamu, sudah memasak?" tanya Belina.

"Sudah, Ma. Nanti aku siapkan makanannya, setelah aku mandi," ucap Regina santai.

"Apa kamu bilang? Setelah mandi, kamu pikir pekerjaan saya, bisa nunggu kamu mandi." Belina berkacak pinggang.

Astaga, punya mertua kenapa seperti ini sih, gerutu Regina di dalam hatinya.

Dengan sangat terpaksa, Regina pergi ke dapur bukan pergi ke kamarnya untuk mandi. Regina menyiapkan makanan di meja makan. Semua orang sudah berkumpul di meja makan menunggu kedatangan Regina.

"Emb, bau," gerutu Intan sambil menutup hidungnya.

"Kamu bau sekali, Regina!" bentak Belina.

Ting ...

Terdengar dentingan sendok bertemu dengan piring. "Papa, tidak jadi makan," ucap Arsen pergi meninggalkan meja makan.

"Semua ini gara-gara kamu, Regina! Lihat, Papa tidak nafsu makan setelah mencium bau badanmu," teriak Belina penuh amarah.

"Aku sudah bilang, Ma. Aku ingin mandi dulu, baru ke meja makan," sanggah Regina.

"Kamu!" Belina spontan menampar Regina.

Plak ...

Bunyi yang sangat keras di pipi Regina. Wilda terkejut dengan kejadian di depan matanya. Regina berlari masuk ke dalam kamarnya. "Bilang sama istrimu, Wildan! Mama, nggak suka jika ini terjadi lagi, jangan boleh dia joging apalah itu, nggak penting. Pekerjaan rumah jadi terbengkalai seperti ini," tegur Belina.

Regina di dalam kamar mandi sedang menangis tersedu-sedu. Regina menangis di bawah guyuran shower. Sangat malang nasib Regina, suami selingkuh, mertua yang begitu jahat kepadanya.

"Tuhan ...." Regina merasakan sakit begitu dalam di dalam hatinya.

Cukup lama Regina berdiam diri di dalam kamar mandi, lalu ia keluar dari kamar mandi. Ternyata, Wildan sudah menunggunya yang duduk di sofa kamarnya sambil menaikan satu kakinya. Regina yang hanya mengenakan handuk kimono, lalu ia berjalan ke arah walk in closet. Saat ia menengok ke samping, Wildan terlihat sangat marah kepada Regina.

"Mas," lirihnya.

Regina berjalan mendekati Wildan, tapi tanggapannya luar biasa. Bukan di sambut malah Regina di usir suruh pergi dari sampingnya. "Jangan duduk seperti ini, kamu berat, aku tidak kuat, minggir sana," usir Wildan.

"Mas!" teriak Regina kesal.

"Apa? Kamu berani berteriak di depan wajahku?" tanya Wildan sambil menatap tajam Regina.

Regina langsung berdiri, ia menjauh dari Wildan. "Besok jangan pernah kamu joging lagi. Mama tidak suka itu," tegur Wildan.

"Apa aku salah? Ingin berolahraga, aku ingin kurus, Mas. Tidak seperti ini, aku capek di bilang gendut oleh adikmu itu," sanggah Regina tak mau kalah.

"Turuti saja kata-kataku, Regina!" bentak Wildan.

Regina tidak mau mengalah dengan pendiriannya, ia memilih pergi dari hadapan Wildan.

Bersambung.....

Happy reading guys,

Jagan lupa memberi like, komentar, vote & gift.

Stay tune terus ya guys, jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.

Terimakasih atas dukungan kalian.

1 like pun sangat berarti untukku ❤❤❤

Terpopuler

Comments

Baby_Miracles

Baby_Miracles

gw tendang juga tuh wildan. hih!

2022-06-12

0

🤒

🤒

suka karakter regina👍

2022-05-31

0

Nazwatalita

Nazwatalita

Duh! Pengen tak sumpel mulutnya

2022-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!