Setelah membersihkan tubuhnya.
Riyan menyusul istrinya di meja makan.
Dengan hikmat mereka berdua menikmati makan malamnya.
Duduk berdua dan bersandar di headboard ranjang.
"Mas, tadi siang di Kantor mas pas aku mau pulang ga sengaja nabrak seseorang tau!"
"Oh yah .. , siapa orang yang kamu tabrak sayang?"
"Ga tau Mas, aku ga liat wajahnya. aku langsung reflek menunduk dan meminta maaf terus langsung pergi. karena taksi yang aku pesan udah datang nugguin di depan kantor "
"Ohh .. . begitu, yaudah lupain aja ga usah di pikirin "
"Emmm .. .Mas, sebenarnya ada sesuatu yang mau aku omongin sama mas,"
"Mau ngomong apa sayang? hemm .. bilang aja,"
"Aku berencana pengen buka toko kue Mas, boleh gak Mas? aku bosan terus-terusan di rumah ga ada kegiatan." ijin ifdha pada suaminya.
"Boleh-boleh aja sih sayang, kalau kamu memang pengen. tapi apa itu ga buat kamu jadi cape.?"
"Yess ..!! makasih ya Mas. ga capelah Mas, lagian nanti aku bakalan cari orang buat bantu-bantu aku di toko. besok aku ijin yah Mas aku bakalan mulai cari ruko buat toko kue kali aja ada yang strategis di deket-deket sini."
"Memangnya kamu ga papa pergi sendiri?gimana kalo hari minggu aja biar bisa aku temenin nyari rukonya?"
"Ga usah Mas, hitung-hitung sekalian aku jalan-jalan biar ga bosan."
"Ya udh kalo gitu. ayo kita istirahat?"
Selesai mengobrol mereka memutuskan untuk tidur. dengan saling memeluk dan mulai memejamkan mata dua insan tersebut memasuki alam mimpi.
******
"Sayang Mas berangkat yah. banti kamu hati-hati perginya, jangan lupa kasih kabar ke mas."
"Iya Mas, hati-hati. jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya."
Ifdha lalu masuk kedalam rumah.
Sebelum ia pergi tak lupa membersihkan, dan memberaskan rumahnya terlebih dahulu.
"Ahirnya selesai juga.'
Waktunya mandi terus siap-siap cari ruko.
Yeyyy .. . yeeyy .. .Nana .. . nanana .. . dia bersenandung sembari memutar tubuhnya memasuki kamar mandi.
Ifdha duduk di depan cermin. memoles wajahnya dengan makeup senatural mungkin.
Sebenarnya ifdha itu memiliki bentuk wajah tirus, cantik, hidung sedikit mancung, bulu matanya lentik, bibir yang pas walaupun tanpa polesan makeup. hanya saja tubuhnya yang mungil membuatnya kadang tidak terlalu percaya diri.
Setelah menyelesaikan semua persiapanya. Dia lalu memeriksa ponselnya dan melihat pesan dari taksi online yang dia sudah pesan dari tadi, ternyata sudah di depan teras rumahnya.
Dengan cepat dia menyambar tas dan memasukan ponselnya, berjalan dengan cepat menuju teras. sebelum pergi tak lupa mengunci pintu rumahnya.
Setelah masuk ke dalam taksi.
Ifdha menyuruh supir taksi untuk jalan dan menuju alamat yang sudah dia berikan.
Perjalanan yang di tempuh memakan waktu 45 menit pun ahirnya sampai. Ifdha membayar ongkos taksi dan turun.
Ternyata pemilik ruko tersebut telah menunggunya di dalam.
"Permisi saya ifdha, yang ingin menyewa ruko ini. apakah saya boleh masuk?"
Dengan ramah ibu pemilik ruko tersebut mempersilakan ifdha masuk untuk melihat-lihat keadaan ruko tersebut.
Ifdha mulai melihat-lihat keadaan di dalam ruko tersebut. menurutnya masih sangat bagus, hanya butuh polesan sedikit ruko ini cocok untuk dia jadikan toko kue impianya.
"Nyonya sepertinya saya suka dengan ruko ini . jadi apakah Nyonya sepakat dengan menyewakan ruko ini untuk saya buat toko kue,?"
karena menurut Ifdha bukan hanya keadaan rukonya saja yang masih bagus.
Tapi tempatnya juga sangat setrategis pas sekali di sampingnya ada supermarket, dan di depan toko langsung jalan raya yang di lalui banyak orang.
"Saya sangat senang, dan berterima kasih kalo Nyonya Ifdha mau menyewa toko ini." jawab ibu pemilik toko dengan tersenyum.
Mereka berdua mengurus perjanjian penyewaan.
Ifdha langsung membayar uang sewa ruko untuk satu tahun kedepan.
Selesai dengan semuanya.
Wanita itu pamit dan sang pemilik ruko memberikan kunci ruko kepadanya.
Sembari mengucapkan terima kasih karena telah mau menyewa rukonya.
Selesai dengan urusan menyewa toko. Ifdha segera memberi kabar suaminya, memberi tahukan kalau dirinya sudah mendapatkan ruko yang dia mau.
"Halloo .. Mas, aku udah dapat rukonya!" dengan semangatnya.
Di sebrang telefon Riyan tersenyum mendengar penuturan istrinya itu.
Dia mengucapkan selamat, dan berjanji saat libur kerja nanti akan menemani istrinya berbelanja keperluan calon toko kuenya.
Di rasa cukup, dia lalu mematikan sambungan telefon dengan sang suami.
Saat ingin memesan taksi.
Ifdha baru teringat kalau dia ingin membeli sesuatu di supermarket sebeleh ruko tadi.
Dengan asyiknya dia berjalan membawa keranjang belanjaan, dan melihat-lihat sampai-sampai tak sadar jika keranjang tersebut sudah hampir terisi penuh dengan barang-barang yang di ambil tanpa adanya list belanja.
Dia tertawa sendiri, dengan kelakuanya yang selalu kalap saat berbelanja di supermarket.
Puas berbelanja. dia langsung pergi ke kasir untuk membayarnya.
Kebetulan saat dia keluar dari supermarket tersebut ada taksi lewat. Ifdha langsung melambaikan tangannya menghentikan taksi tersebut.
Saat didalam taksi, dia pun baru tersadar saat melihat jam kecil yang melingkar di tangan mungilnya.
Waktu sudah menunjukan pukul 03:00 sore, merasa baru beberapa jam yang lalu keluar. kenapa waktu cepat sekali sudah memasuki sore hari.
Apa dia yang terlalu asyik dan bahagia sampai-sampai lupa waktu.
Perjalanan pulang kerumah sedikit memakan waktu lama dari berangkat tadi, karena Ifdha pulang di jam orang-orang mulai pulang setelah selesai bekerja.
Sampai di rumah dirinya langsung membereskan belanjaan yang di bawa tadi.
Merasa sangat lelah dan tubuhnya lengket, Ifdha memutuskan untuk mandi terlebih dahulu agar badanya lebih segar.
Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan ritual mandinya, kini dia sudah memakai pakaian, tak lupa mengeringkan rambutnya yang basah.
Selesai mengeringkan rambut, dia ingin merebahkan tubuhnya sebentar sebelum ia berkutat di dapur menyiapkan makan malam untuk suaminya nanti.
Tanpa wanita itu sadari dia terlelap begitu lama sampe jam menunjukan pukul 19:30.
Riyan yang baru pulang dari kantor terheran- heran saat masuk ke dalam rumah. gelap belum ada lampu yang menyala bahkan gorden jendela pun belum di tutup.
"Kemana Ifdha? apa dia belum pulang,?" pikirnya sambil bergumam sendiri.
Setelah menyalakan semua lampu dan menutup gorden.
Riyan berjalan menuju kamarnya dia melihat istrinya tertidur dengan pulas.
duduk di sebelah istrinya. Pria itu mengelus lalu mengecup lembut kening sang istri, dia tersenyum tak tega membangunkan. pasti istrinya merasa sangat lelah hari ini.
Riyan berjalan ke kamar mandi, dia ingin segera membersihkam tubuhnya agar segar kembali.
Setelah rutinitas pekerjaan yang membuatnya lelah seharian ini di kantor.
Bersambung ...
Masih prises Revisi yah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments