"Sayang, lembur lagi kan?"
"Malam ini tidak sayang, aku akan pulang cepat"
"Oke... aku menunggu mu sayang..."
" I love you sayang..."
"Love you to sayang..."
"Kluk"
Panggilan telepon berakhir.
Tomy : Malam ini aku tidak akan datang. Kau beristirahatlah.
Humaira : Baiklah tuan..
Tomy mengirimkan pesan pada Humaira agar wanita itu tidak perlu menunggunya. Malam ini ia ingin menghabiskan waktu dengan sang isteri.
"Rom, langsung pulang ke rumah"
Perintah Tomy saat telah berada dalam mobilnya.
"Baik pak"
Romi sang asisten lalu menyetir mobil, membawa tuannya pulang kerumah.
Tiba di rumah Tomy langsung menemui sang isteri. Pertemuannya dengan Humaira membuatnya sulit melihat sang isteri ketika masih bangun.
Isterinya selalu tertidur saat menunggunya pulang, dan belum bangun saat Tomy akan berangkat kerja. Kondisi fisiknya yang lemah membuat Nia sang isteri membutuhkan istirahat yang lebih banyak. Kali ini Tomy pulang awal untuk melihat mata sang isteri yang menatapnya penuh cinta.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam..."
Jawab Nia dari dalam ketika melihat Tomy yang muncul dari balik pintu.
Tomy menghampiri Nia dan memberikan kecupan di kening wanita itu dengan penuh rasa sayang.
"Belum tidur? Sudah makan sayang?"
"Aku sengaja menunggumu karena tahu kau pulang awal"
"Kalau begitu ayo, kita makan bersama"
Ajak Tomy pada sang isteri.
"Bi... siapkan makan malam?"
Perintah Nia pada pelayan rumahnya.
"Baik nyonya..."
Tomy mengangkat Nia yang terbaring di sofa ke kursi roda. Pria itu lalu mendorong kursi roda itu ke ruang makan keluarga.
Hidangan makan malam hampir memenuhi meja makan panjang itu. Nia memperlakukan suaminya bak raja yang harus ia layani dengan sepenuh hati meski kondisi tubuhnya lemah.
"Biar aku ambil sendiri sayang..."
Pinta Tomy pada Nia yang bersemangat mengambilkan nya beberapa lauk.
"Hanya sesekali sayang, kau sangat sibuk, kita jarang bisa makan bersama seperti ini"
"Kalau begitu aku akan selalu pulang cepat".
"Tidak... tidak. Misi belum selesai sayang..., bagaimana jika nanti kau coba membicarakannya pelan-pelan?"
"Sepertinya dia belum begitu tertarik. Pendiriannya sangat kuat"
Ujar Tomy memastikan.
"Kalau begitu kau harus berusaha lebih keras lagi sayang"
Saran Nia pada sang suami.
"Adikmu sepertinya membenciku"
"Jangan pedulikan dia. Terus saja jalankan misimu, soal Dika aku sedang mencari cinta pertamanya. Nanti jika kau melihat gadis itu, kau akan mengerti..."
"Baiklah..., kau jangan terlalu banyak berpikir sayang. Biar aku saja yang mengurus semuanya"
Ujar Tomy yang sangat mengkhawatirkan sang isteri.
Obrolan pun terus berlanjut sambil menikmati makan malam yang tersaji. Setelah selesai makam Tomy membawa sang isteri ke kamar mereka. Dengan sabar Tomy merebahkan sang isteri di tempat tidur mereka.
"Aku mandi dulu sayang..."
Ujar Tomy pada sang isteri.
Nia menganggukan kepala menjawab ucapan Tomy.
Sudah hampir 2 bulan, semenjak mengenal Humaira Tomy jarang menghabiskan waktu di rumah bersama isterinya. Ia rindu bercanda dan bermanja dengan sang isteri. Waktu yang di habiskan untuk mendekati Humaira masih juga belum cukup baginya. Apalagi Dika sang adik ipar masih terus mendekati Humaira. Misi yang diberikan sang isteri sebenarnya cukup berat bagi Tomy. Namun karena itu adalah permintaan isterinya, lelaki itu enggan menolak karena berpikir mungkin saja itu adalah permintaan terakhir sang isteri.
*****
Humaira merasa lega malam itu ia tidak perlu bekerja. Pesan dari Tomy yang mengatakan ia tidak akan datang membuat Humaira tersenyum.
"Nggak kerja Hum?"
Tanya Umi bingung melihat Humaira telah berganti pakaian dengan baju rumahan.
"Libur kak..."
Jawab Humaira tersenyum.
"Apa nggak apa-apa? Atau kau lagi dapet? Tapi rasanya belum lama ini kau sudah datang bulan"
"Hehehe, aku nggak apa-apa kak. Sekarang aku udah nggak terikat kerja lagi sama mami"
"Loh.. terus bagaimana soal target mu?"
"Transferan dari tuan Tomy sedikit lagi memenuhi target ku kak. Sekarang aku tidak perlu lagi melayani pria hidung belang di luar sana. Selama tuan Tomy memerlukan aku, kebutuhan hidup kita akan terpenuhi tanpa aku harus melayani dengan tidur"
Jelas Humaira tersenyum senang.
"Maksudmu tuan Tomy mu itu belum pernah melakukannya pada mu?"
"Aneh kan kak? Tapi aku senang, setidaknya aku mengurangi perbuatan dosa"
"Tuan itu memang sangat baik. Tapi Hum, apa kamu nggak pernah mencari tahu kenapa dia melakukan itu?"
"Aku juga penasaran sebenarnya, tapi aku segan mau menanyakannya kak"
"Coba saja Hum..."
Humaira memang penasaran dengan Tomy sebenarnya. Saran dari Umi menguatkan hatinya untuk menepis rasa penasarannya. Wanita itu berniat akan menanyakan hal itu pada tuan pendiamnya.
Keesokan harinya, saat senja perlahan mulai hilang berganti malam. Tomy datang kerumah kontrakan Humaira setelah mengirim pesan pada wanita itu.
Humaira yang biasanya tidak suka tamunya datang kerumah, kali ini tidak merasa marah karena kedatangan tuan pendiamnya.
Pintu dibuka dengan lapang menyambut kedatangan Tomy. Lelaki itu masuk dan duduk di ruang tamu dengan santainya. Humaira yang duduk berseberangan dengannya merasa canggung.
Tomy menyodorkan amplop cokelat di atas meja.
"Bukalah..."
Sedikit ragu Humaira mengambil amplop cokelat itu dan melihat isinya. Wanita itu terkejut melihat sebuah sertifikat rumah atas namanya.
"Ini apa tuan?"
Tanya Humaira kebingungan.
"Pindahlah dari sini, agar anakmu bisa hidup lebih nyaman. Aku yakin disini sangat berisik"
Kata berisik yang di maksud Tomy adalah cemoohan tetangga disekitar mereka.
"Tapi dari mana tuan tahu nama asli ku?"
Tanya Humaira penasaran.
"Tidak ada informasi tentangmu yang tidak aku ketahui"
"Kenapa tuan menyelidiki aku, apa tuan peduli padaku?"
Humaira mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang di inginkan lelaki ini.
"Pindahlah...,aku akan sering menemuimu di sana. Dan aku berencana memberikan pengobatan untuk anakmu"
Lagi-lagi Tomy hanya membuat rasa penasaran Humaira kian menjadi. Lelaki itu seperti memberi harapan pada Humaira, namun ia terlihat tidak begitu tertarik dengan wanita itu. Terkadang perlakuannya pada Humaira mirip orang yang merasa kasihan dan ingin melindungi. Terkadang juga ia seperti lelaki yang haus kasih sayang namun terlihat jelas ia sangat menahannya. Dan terkadang ia cuek, dingin bagai orang yang sulit untuk di sentuh. Misterius, seperti itu lah Tomy di mata Humaira.
"Benerkah? Tuan tidak bohongkan?!"
Mendengar anaknya akan di beri pengobatan Humaira langsung terlihat sangat bersemangat.
"Hmm, bersiaplah untuk pindah mulai besok. Romi akan membantumu, setelah itu baru mengurus pengobatan putramu. Dan satu lagi, berhenti bekerja... cukup layani aku saja"
"Baik tuan"
Jawab Humaira dengan mata yang berbinar. Rasanya, sulit untuk percaya ia bisa lepas dari pekerjaan itu. Dari pekerjaan **** komersial menjadi wanita simpanan menurutnya jauh lebih baik dari pada berganti-ganti pria yang meniduri dirinya.
Tomy lalu meninggalkan rumah itu. Umi yang mendengar percakapan mereka dari tadi langsung memeluk Humaira dan menangis dengan rasa haru atas perjuangan wanita itu. Tak pernah terbesit dalam angan mereka akan memiliki rumah sendiri.
"Kita punya rumah kak, kita nggak perlu lagi mendengar cemoohan orang-orang"
Ucap Humaira sambil meneteskan air mata bahagia. Mereka saling berpelukan merasakan kebahagiaan yang tak pernah mereka bayangkan. Dari rumah kardus, lalu rumah kontrakan dan akhirnya memiliki rumah sendiri, begitu keras dan sangat melelahkan perjuangan hidup mereka. Meski akhirnya mereka memiliki rumah atas pemberian orang lain, namun dibalik itu ada proses dan kejadian hingga akhirnya mereka bertemu Tomy yang banyak membantu mereka.
✨Beri dukungan untuk aku dong😘
* Like 👍
* Komen
* favorit ❤️
*Rate⭐⭐⭐⭐⭐
*Hadiah
*Vote, Terima kasih 🤗
✨Baca juga Dream Destiny, bagi yang suka kisah romansa istana 😂. Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Wiyanti SE
ooh Thor. , bnyk kryamu yg SDH ku baca, semuanya berbeda² baik kalimat atau cerita.
good job thor.., 👍
2023-03-10
2
☘👑ᴛͪᴀͦᴜᷤғͭɪͤᴋᷝ ʜɪᴅᴀʏᴀᴛ A͜͡ⁿᵘ
ternyata oh ternyata..👍👍👍
2022-04-19
1
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi
2022-03-07
1