Tidak banyak kata yang terucap di antara keduanya di dalam mobil. Dika mencoba mencairkan suasana sunyi yang menyelimuti mereka.
"Dia mantan suami mu?"
Dika melirik ke arah Humaira yang terlihat melamun.
"Hmm... seperti yang tuan dengar..."
"Dika... panggil aku Dika seperti tadi"
Ujar Dika. Pemuda itu ingin menepis kesenjangan di antara mereka.
"Lalu wanita yang bersamanya?"
Tanya Dika penasaran atas jawaban Humaira mesti sudah menebak siapa wanita itu.
"Dia maklampirnya!!"
Perumpamaan yang di sebut oleh Humaira membuat Dika tersenyum.
"Ehm..., apa maksudnya kamu menyebut mereka pencuri?"
"Seperti yang ada di pikiranmu, kurang lebih seperti itu"
Jawab Humaira yang tampak malas untuk membahas kembali kisah masa lalunya.
Tiba di depan gang, Humaira meminta Dika untuk tidak mengantarnya sampai ke dalam. Ia tahu betul di jam itu para warga gang pasti sedang ramai-ramainya. Dika yang tidak ingin membuat Humaira membencinya menerima permintaan itu.
Dika membukakan pintu mobil untuk Humaira. Lalu mengeluarkan semua paper bag dan memberikannya pada Humaira.
"Terima kasih"
Ucap Humaira setelah mengambil semua paper bag nya dari tangan Dika.
Di saat bersamaan sebuah mobil sedan berwarna putih berjalan pelan melintasi halte dimana Dika memarkirkan mobilnya.
"Eh Cin, itu bukannya Dika ya?"
Tanya seorang cewek dari balik kemudinya.
Cindy yang ditanya langsung mencari arah padang sahabatnya.
Dika?! Sama siapa dia? Oh.. jadi wanita itu yang membuat Dika jarang menemui ku lagi. Dasar ja*ang!!
"Turun gue disini, lu duluan aja. Ntar gue nyusul"
Seorang wanita turun dari mobil sedang putih itu, bergegas menghampiri Humaira dan...
"Bugh...!"
Wanita muda itu mendorong tubuh Humaira hingga membentur mobil. Lalu ia juga menampar pipi Humaira dengan sangat keras.
"PLAK!!!"
"Cindy hentikan!!!"
Dika yang langsung mengenal wanita itu menahan tubuh Cindy menjauhkan dari Humaira.
"Kamu nggak apa-apa?"
Dika panik langsung memegang wajah Humaira dengan rasa cemas.
Humaira yang memegang pipinya tak bisa berkata apa-apa. Apa yang ia rasakan saat ini sama persis dengan saat ia melihat suaminya yang bersama selingkuhannya. Itu lah kenapa dirinya tidak mau berhubungan lebih dari sebatas pekerjaan.
"Siapa dia Dik?!"
"Cin, lu jangan ikut campur urusan gue?!"
"Aku tanya dia siapa Dik?!"
Suara Cindy mengundang mata orang-orang yang berada di sekitar mereka. Hari yang rasakan Humaira sudah cukup berat. Di tambah munculnya wanita yang bernama Cindy menambah rumit suasana hatinya.
"Maaf aku bukan siapa-siapa, permisi..."
Jawab Humaira menyela pembicaraan mereka.
"Eh, enak aja lu mau kabur?!"
"Aah...?!"
Cindy langsung menjambak rambut Humaira ketika wanita itu hendak menyingkir dari pertengkaran mereka.
"CINDY!!"
Dika langsung menahan tangan Cindy, mencoba melepaskan jambakannya dari rambut Humaira. Pemuda itu dengan kasar menjauh Cindy dari Humaira. Cindy yang diperlakukan demikian tidak terima dengan sikap Dika.
Wanita muda itu dengan geram hendak mendekati Dika. Namun sebuah tamparan yang di berikan Humaira padanya menghentikan dirinya dan membuatnya menjadi naik pitam.
"Aku nggak ada hubungan apapun dengan dia?!"
Tunjuk Humaira pada Dika.
"Dan kalian berdua sebaiknya pergi dari sini. Karena aku nggak mau orang-orang menjadi salah paham disini?!"
Ucap Humaira sedikit mengusir sambil melangkah meninggalkan mereka berdua.
"Enak aja lu ngomong?!"
Cindy yang sudah tersulut emosi mencoba mengejar Humaira namun segera ditahan oleh Dika.
"Lepas Dik?!"
"Nggak!! Lu ikut gue?!"
"Nggak mau!! Lepasin aku. Biar ku hajar wajah sombong ja*ang itu?!"
Dika tidak memberikan kesempatan pada Cindy untuk lepas dari cengkeramannya. Ia menarik Cindy dan memasukannya dengan paksa ke dalam mobilnya.
Kerumunan orang pun bubar setelah mereka meninggalkan halte itu. Namun gosip di gang itu dengan cepat beredar mengalahkan angin yang terbang kemana-mana. Humaira mencoba melintasi beberapa orang-orang yang berkumpul di beberapa tempat dengan sikap acuhnya.
"Nih dia biang keroknya?! Rasain kena damprat, sukanya ngerebut pasangan orang sih?!"
"Heran ya, cantik-cantik tapi milih kerjaan yang nggak bener?!"
"Ya gitu, kerjaan pelakor, bisanya cuma ngandalin tubuh buat dapetin apa yang dia mau?!"
"Tapi enak loh dapet belanja barang mewah?!"
"Enak apanya? Duit haram Noh, neraka nungguin dia masuk bulat - bulat?!"
"Bener, perempuan kayak dia nggak perlu di timbang amalnya, masuk neraka juga pakai tendang nggak perlu lewatin Shiratal Mustaqim?!"
"Pokoknya suami-suami kita pantangin ibu-ibu, jangan sampe tergoda dengan makhluk siluman kayak dia itu?!"
"Opo sih, wewek gombel maksudnya?!"
"Yang ini nggak nyulik anak-anak. Tapi nyuliknya bapak-bapak sama anak muda laki-laki. Mirip kan?!
"Iyo mirip, kita kudu hati-hati nih?!
"Astagfirullah ibu-ibu, ngucap bu... ngucap. Segala amal perbuatan sudah ada malaikat yang catet. Mau masuk neraka atau surga biar Allah yang menentukan. Ibu-ibu nggak takut apa ucapan yang mengatai orang begini di catet ama malaikat?"
"Ih, kang Onan merusak suasana aja?!"
"Iya nih kang Onan, mending sono urusin noh aliran got yang sumbat?!"
"Astagfirullah...di ingatkan malah saya di usir"
"Habisnya gangguin sih. Apa akang sebenarnya juga naksir sama wewek gombel itu?!"
"Astagfirullah..."
Ucap lelaki yang di panggil kang Onan itu. Ia pun hanya menggeleng kepala menghadapi power ibu-ibu. Lalu pergi karena tidak sanggup menghadapi mereka yang ngalahin netizen dengan maha benarnya.
Humaira yang mulai risih mengambil langkah cepat untuk segera sampai ke rumah kontrakannya. Pipinya yang habis di tampar mulai tersana panas dan sedikit membengkak.
"Assalamualaikum..."
Humaira langsung membuka pintu dan mengucapkan salam begitu sampai di depan pintu rumahnya.
"Waalaikumsalam..., udah pulang Hum? Banyak sekali belanjaanmu Hum?"
"Iya kak, ini untuk kak dan Danu. Danu lagi apa kak?"
"Dia lagi nonton, kamu kenapa Hum? Pipi mu merah begitu?"
Umi memperhatikan wajah Humaira dengan seksama.
"Hari ini aku lelah sekali kak..."
Humaira menghindari pertanyaan Umi. Umi yang paham sikap Humaira tidak menanyakan lagi masalah apa yang baru saja dihadapi adik angkatnya itu.
Humaira menghampiri Danu yang nonton sambil tertawa melihat acara kartun di televisi. Rasa penat dan sesak di hatinya perlahan memudar melihat tawa bahagia Danu yang begitu polos.
"Pakai ini Hum...?"
Umi menyodorkan baskom yang berisi kain dengan batu es untuk mengompres pipi Humaira yang memar.
"Makasih kak..."
Jawab Humaira yang terlihat tenang seolah tak terjadi apa-apa pada dirinya.
Umi sendiri sudah sering melihat Humaira dengan keadaan seperti itu. Hal seperti itu merupakan resiko yang sering terjadi dalam pekerjaan yang Humaira jalani. Humaira yang tidak ingin menceritakan masalahnya tidak membuat Umi kesal karena Umi tahu wanita itu berusaha mengatasi beban dan masalah di hatinya.
*****
Waktu pun berganti menjelang senja. Humaira membersihkan dirinya bersiap untuk bersimpuh di hadapan sang Khalik.
Sajadah ia bentangkan ketika adzan berkumandang. Humaira pun menunaikan maghrib, berusaha dengan khusyuk. Kesekian kalinya air matanya mengalir ketika doa-doa ia panjatkan kepada Allah swt. Tubuhnya bergetar dengan luapan emosi yang bercampur aduk mengadukan perasaannya yang terasa sesak di dada.
Ya Allahu ya Rabbi ya Karim..., aku datang menghadapMu ya Ilahi dengan segala kekuranganku dan kedurhakaan ku. Ampunilah dosa-dosaku yang mendatangkan bencana ya Allah... Ampunilah dosa-dosaku yang merusak karunia. Ampunilah dosa-dosaku yang menurunkan bala. Ampunilah dosa-dosaku yang aku lakukan dan segala kesalahan yang telah kukerjakan. Ya Allah...,tiada alasan ku untuk menolak ketentuan yang Engkau berikan padaku, demikian pula hukum dan ujian yang menimpaku. Kuat aku ya Allah, sabar aku dalam menghadapi ujian Mu. Jika aku boleh meminta ringankan lah beban hidup ini, hanya padaMu aku memohon.. dan hanya padaMu aku berserah. Ya Allah... ya Rahmanu ya Rahim... lindungi selalu orang-orang yang aku sayangi. Beri mereka kesehatan dan kekuatan untuk menjalani ketentuan yang telah Engkau tetapkan. Lindungi Danu putraku ya Allah... angkat lah segala penyakitnya. Aku percaya Engkau memberikan ujian ini sesuai batas kemampuanku...
✨Beri dukungan untuk aku dong😘
* Like 👍
* Komen
* favorit ❤️
*Rate⭐⭐⭐⭐⭐
*Hadiah
*Vote, Terima kasih 🤗
✨Baca juga Dream Destiny, bagi yang suka kisah romansa istana 😂.
Terima kasih 🙏*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Alya Yuni
Makanya jdi perempuan jngn trllu bodoh ap lgi seorng jnda
kita tdk buat buat ap apa tpi orng lain pu pikirn gk sma
itlah ak memilih mrantau aman gk ada msalah bgiku
ak seorng jnda jdi tau
2023-09-05
0
☘👑ᴛͪᴀͦᴜᷤғͭɪͤᴋᷝ ʜɪᴅᴀʏᴀᴛ A͜͡ⁿᵘ
di Aminin boleh gak ya..😶😶
2022-04-19
1
🌹𝓡𝓪𝓾𝓯𝓪 Mecca🌹🍆
ko aku sedih banget ya, baca part ini😭😭😭
2022-03-03
1