Cintai Aku Seikhlasmu
# Jangan lupa arahin jempol kamu untuk favorit❤️ kan novel aku karena favorit itu ga bayar ya guys 😉. Terus kalau udah selesai baca, like dan komen yang seru-seru oke... 😘
Warning!! Cerita ini hanyalah karangan imajinasi Author semata. Tidak ada unsur untuk menyinggung pihak manapun. Bila terdapat kesamaan pada nama tokoh dan nama tempat, tidak ada unsur kesengajaan disana. Harap bijak untuk menyikapi. Selamat membaca...
*****
Humaira, nama yang indah dan penuh makna, pemberian oleh kedua orang tuanya yang telah tiada. Nama yang begitu berharga baginya sehingga ia tidak berani menggunakan nama itu di hidupnya kini.
Di usia 32 tahun ini, ia harus berjuang demi sesuap nasi yang akan ia berikan kepada putra kecilnya yang sedang sakit. Demam tinggi yang menyebabkannya harus melawan rasa sakit hingga mempengaruhi syaraf otaknya. Akibat demam itu, putranya mengalami keterbelakangan mental dan kelumpuhan di saat usianya baru menginjak 4 tahun.
"Hum, tidur lah. Kau pasti lelah. Biar aku yang menjaga Danu"
"Tidak apa kak Umi, melihat wajahnya rasa lelahku hilang dengan sendirinya"
"Danu cayang ibu, Danu cayang ibu..."
"Ibu juga sayang Danu..., anak ibu yang paling pintar"
"Danu memang anak yang pintar, hari ini ia menghabiskan sebungkus roti yang kau belikan"
"Oh ya? Wow...anak ibu memang hebat!"
"Danu hebat, Danu cayang ibu. Ibu hebat, Danu hebat"
Rumah kontrakan sederhana yang mereka tempati bertiga bersama seorang wanita tunawisma yang ia kenal ketika dia terlunta-lunta. Umi, wanita yang selalu berada di dekatnya dan menjaga putranya bagai anaknya sendiri. Usia Umi tidak jauh berbeda dengannya. Selama 35 tahun Umi harus hidup dengan bersembunyi. Insiden kebakaran sewaktu Umi berusia 12 tahun, menewaskan seluruh anggota keluarganya. Hanya dirinya yang berhasil diselamatkan dan Umi pun mengalami cacat di wajahnya. Wanita yang kini menjadi saudara bagi Humaira walau mereka tak sedarah.
"Kau sudah makan Hum?"
Tanya Umi melihat Humaira yang mulai merebahkan dirinya di samping Danu.
"Aku belum lapar kak. Kakak makanlah dulu"
"Apa ditempat kerjamu baik-baik saja?"
"Seperti biasa kak, tidak ada yang berubah. Pelanggan datang silih berganti"
Jawab Humaira sambil mencium tangan Danu.
Umi menghela napas. Wanita itu tahu pekerjaan yang di lakukan Humaira sangatlah berat untuk diri dan hati wanita itu.
"Hum, susu Danu habis"
Umi mengabarkan ketika membuka kaleng susu yang ternyata sudah habis.
Humaira yang nyaris terlelap disamping anaknya langsung membuka matanya lebar-lebar.
"Biar aku beli sebentar kak, apa ada yang lain kak? Biar aku belikan sekalian"
Ujar Humaira sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
"Sepertinya beras kita tinggal sedikit"
Ungkap Umi sambil memandang Humaira.
"Tunggu sebentar ya kak, aku akan segera kembali"
Kata Humaira sambil tersenyum.
Humaira membelai kepala anaknya dengan penuh rasa sayang. Ia pun beranjak dari tempatnya berada. Wanita itu mengambil dompet dari dalam tasnya, lalu berjalan menuju minimarket yang tidak jauh dari kontrakannya.
Humaira hanyalah wanita biasa yang tidak terlalu cantik. Namun dengan kekuatan make up dapat mengubahnya menjadi bidadari. Tak jarang para lelaki hidung belang menoleh pada dirinya ketika ia berjalan melintasi mereka.
Beberapa ibu-ibu yang berpaspsan dengannya mendadak menjauh, menjaga jarak dari Humaira bagai menghindari kotoran di jalan. Humaira tidak berkecil hati, ia terus melangkah kedepan demi beras dan susu untuk anaknya.
Benar, ia adalah wanita penghibur. Sebagian menganggap wanita sepertinya itu tak layak hidup di dunia dan sebagian lagi membutuhkannya untuk hasrat seksual mereka. Alasannya klasik, karena ia kotor dan penuh dosa. Jane, nama pemberian mami yang mengenalkannya pada dunia malam dan memberikan kemudahan untuk segala kebutuhannya.
Kini dunia malam yang dia jalani memulai babak baru dalam hidupnya. Hujatan dan makian hanya terdengar bagai desingan tak berarti baginya. Harus, dia harus begitu. Jika dia goyah akan cacian dan hinaan orang-orang pada dirinya, ia tidak bisa mencapai tujuannya untuk mengobati buah hatinya yang terbaring lemah di rumah.
"Kalau cantik-cantik begitu di tinggal suami pasti karena ada apa-apanya"
Gumam seorang ibu pada temannya, ketika Humaira sedang melakukan pembayaran di kasir.
"Iya, mana ada laki-laki mau melepas wanita cantik. Ini pasti karena ada apa-apanya. Dasar wanita ndak tahu diri?!"
Jawab teman ibu itu dengan nada pelan.
Gumaman mereka terdengar di telinga Humaira bahkan ke penjaga kasir yang langsung menatap dengan rasa penasaran.
" Ini mbak"
Humaira menyodorkan sejumlah uang kepada kasir sesuai dengan harga belanjaanya sambil tersenyum. Tanpa menoleh ke arah ibu-ibu itu ia langsung mengambil kantong belanjaannya dan berjalan keluar dari minimarket itu.
"Haaa..."
Humaira menghela napas sesaat, lalu terus melangkahkan kaki pulang kerumahnya.
Suami? Entah kenapa ia enggan mengingat apa lagi menyebut namanya. Lelaki yang hanya mencintai di saat ia memiliki harta peninggalan kedua orang tuanya, dan meninggalkannya ketika semua itu tidak lagi tersisa. Dia yang bodoh mencintai lelaki itu dengan tulus tetapi di balas penghianatan olehnya tanpa ia ketahui. Dia di ceraikan ketika hamil muda tanpa ia sadari.
Bukan inginnya hidup begini, bukan tujuannya melayani kaum adam hidung belang. Perjalanan hidupnya yang melelahkan memaksa kakinya untuk melangkah ke jalan yang tidak ingin di tapaki oleh orang lain.
Menyesal? Mungkin kata itu terlambat untuk dia sadari, dan kata itu pun memang selalu datang di saat semua telah terjadi.
Ibu kota memang kejam, namun Humaira telah terbiasa dengan kekejaman yang selalu mampir dalam hidupnya. Setelah kehadiran Danu putranya, Humaira menjadi sosok ibu yang kuat walau di terjal badai yang menghampirinya.
Pernah ia berangan-angan memiliki kehidupan normal layaknya orang-orang yang menatapnya dengan pandangan jijik. Tetapi, kenangan kisah rumah tangganya yang penuh air mata membuat Humaira menepis jauh-jauh keinginannya untuk hidup normal. Baginya semua tampak sama. Yang ia prioritas kini segalanya adalah putra semata wayangnya. Keluarga sedarah satu-satunya dan harta paling berharga miliknya.
Gadis itu selalu menangis setiap bersimpuh di atas sajadah panjangnya. Hanya kepada Allah, air mata itu mengalir tanpa henti. Hanya kepada Allah, lelah dan letih di sekujur tubuhnya ia sandarkan. Dan hanya kepada Allah semua perih dan luka di hatinya ia katakan tanpa ragu.
Humaira mengerjakan sholat 5 waktu sedapatnya. Pekerjaan kotor yang ia lakukan tidak melupakannya untuk tetap bersujud kepada Allah swt. Ia percaya, Allah sangat menyayanginya dengan ujian-ujian yang telah ia lalui selama ini.
Cinta? Satu kata itu kini menjadi kata keramat yang harus ia hindari bagi dan dari kaum lelaki. Cinta yang menjatuhkannya ke lembah terdalam dan cinta yang membuat orang kadang lupa segalanya.
Bagi Humaira, kehidupan tanpa cinta yang kini ia jalani lebih baik dari pada kehidupan rumah tangganya dulu yang bertamengkan cinta. Cinta yang ia berikan di balas sang suami dengan cinta yang laki-laki itu berikan pada wanita lain. Miris, tapi itulah cinta yang di alami oleh Humaira.
Kisah hidupnya bukanlah cerita yang mengundang tawa, atau komedi yang bisa menghibur hati ketika lelah. Tapi hanya ada kesedihan dan luka yang terhampar, yang mungkin hanya bisa menambah rasa sesak di dada.
✨Beri dukungan untuk aku dong😘
* Like 👍
* Komen
* favorit ❤️
*Rate⭐⭐⭐⭐⭐
*Hadiah
*Vote, Terima kasih 🤗
Baca juga Dream Destiny, bagi yang suka kisah romansa istana 😂.
Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Bunda Enih
lanjuuutt
2024-06-11
1
Meli Anja
baru bisa hadir disini kak...
2024-05-19
1
Karti
nyesek y baru awal ini
2023-01-07
1