bab 19

Mirna menutup mata saat bibir Wildan mulai mengenai permukaan bibirnya. Mirna merasakan sedikit nyeri di sudut bibir yang terluka. Sedetik kemudian kecupan kecil yang diberitakan wildan berubah menjadi gigitan kecil dan juga pergulatan lidah diantara keduanya. Wildan semakin mendorong tengkuk Mirna untuk masuk lebih dalam. Sama-sama kehabisan nafas mereka melepas adu mulut yang semakin lama semakin panas. Mereka saling tatap dalam diam dan jarak dekat, sedetik kemudian mereka tertawa bersama.

"Udah nggak ada bekas Jono." Ucap Wildan menyentuh bibir Mirna dengan lembut.

"Makasih ya mas, kamu udah nolong aku. Kamu datang tepat waktu." Ucap Mirna tersenyum.

"Tadinya aku mau marah sama kamu, udah pernah aku bilang kan kalau mau manggung bilang bukan ngilang."

"Maaf." Ucap Mirna lirih.

"Iya nggak apa-apa." Ucap Wildan mengacak rambut Mirna

"Aduh yang diacak rambut yang berantakan hati." Batin Mirna menghela nafas dalam.

"Mir, mungkin ini terlalu cepat tapi aku merasa aku jatuh cinta sama kamu." Ucap Wildan jujur

Deg deg deg

Detak jantung Mirna berlomba dengan denting jarum jam. Mirna tak tahu harus jawab apa. Meskipun ia punya perasaan yang sama Mirna cukup insecure harus bersanding dengan Wildan. Ia dan Wildan terlalu jauh, persis seperti langit dan bumi. Sama seperti bintang dan matahari, berada ditempat yang sama tapi tak akan pernah bisa bersatu.

"Kita udah sama-sama dewasa mir. Aku mau hubungan kita ini bukan pacar-pacaran dan semacamnya. Kalau ini terlalu cepat, kamu bisa pikir-pikir lagi dan jawab jika kamu sudah tahu jawabannya. Aku akan terus menunggu." Ucap Wildan dengan tangan yang masih menggenggam tangan Mirna.

Mirna hanya diam, ia teringat dengan ucapan Bambang yang Wildan susah move on dari cinta pertamanya. Apakah kini hatinya sudah benar-benar bisa bangkit? Atau ia hanya kasian dengan nasibnya? Pikir wanita itu.

"Jangan tunggu aku mas. Aku takut buat kamu kecewa. Aku nggak mau mikir yang lain dulu. Aku mau fokus sama keluarga yang dikampung. Aku pernah cerita kan kalau aku punya dua adik yang masih kuliah. Aku bukan orang berada mas, aku harus kerja buat mereka. Mereka harus jadi orang sukses, nggak boleh kayak aku. Lebih baik biarkan hubungan kita kayak gini dulu aja. Biarkan mengalir."

"Tapi kamu juga punya perasaan yang sama kayak aku kan? Buktinya kamu diem aja tadi aku cium, nggak berontak kayak sama Jono tadi." Ucap Wildan menggoda

Wajah Mirna semakin memerah.

"Biar waktu aja yang jawab mas. Jangan bahas ini lagi ya. Kita temenan kayak biasa aja dulu. Setidaknya kita nggak jauh." Ucap Mirna mengatupkan mulutnya.

"Cie cie nggak mau jauh dari aku." Ucap Wildan tertawa. Mirna memukul lengan pria itu pelan.

Hati Wildan sedikit sakit sebenarnya mendapat penolakan halus dari Mirna. Namun ia berusaha untuk tak memaksa wanita di depannya. Ia menyadari Mirna masih mempunyai tanggungjawab jawab dan juga ada luka dihatinya yang belum sembuh benar. Meskipun sakit ia membenarkan ucapan Mirna yang terakhir, yang penting kita nggak jauh.

"Ya kita nggak akan pernah jauh. Kalau gitu aku tidur sini aja ya biar kita nggak jauh kayak yang kamu bilang." Ucap Wildan merangkak di kasur dan berniat berbaring di sana namun urung lantaran jari telunjuk Mirna yang mendorong kepala pria itu pelan.

"Bukan gitu konsepnya Bambang."

"Aku bukan Bambang, enak aja." Ucap Wildan beranjak duduk. "Tidur sana, aku temani." Ucap Wildan dengan tatapan genitnya.

"Nggak, ntar aku diapa-apain."

"Nggak, aku janji. Aku akan pulang setelah kamu tidur. Aku hanya ingin memastikan kamu bisa tidur itu aja."

Mirna menurut ia berbaring dengan selimut menutupi hingga lehernya. Wildan masih duduk di samping wanita itu dengan tangan mengelus puncak kepalanya.

Wildan menatap dalam wanita yang sudah tertidur pulas. Ia mengulas senyum untuk wanita yang masih cantik meskipun dalam keadaan tidur dan luka di sudut bibirnya.

"Aku pamit pulang dulu ya. Tidur yang nyenyak, mimpi indah." Ucap Wildan lalu mengecup singkat kening Mirna dan beranjak pergi.

Mirna mengulas senyum setelah mendengar pintu tertutup. Ternyata ia tidak benar-benar tidur.

Bersambung ajalah aku baper sama tulisan aku sendiri.

Terpopuler

Comments

Risdarora

Risdarora

aku jg ikutan baper nih 😅😅😅

2022-05-23

0

Syarifah

Syarifah

aku jg baper thorrrrr ingat pacaran sma suami dulu. tp ga pernah gtu. orang kamu🤣🤣🤣🤣🤣 jdi curhat

2022-02-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!