Putraku

Pov. Rama.

Hari minggu, yang selalu di tunggu-tunggu Nana untuk menikmati jalan bersama denganku. Aku yang tidak sepenuhnya memberikan waktu luangku pada Nana, mungkin karna sibuk akan toko yang pastinya di awal bulan selalu ada pemasukan, pengeluaran dan pengecekan barang gudang.

minggu awal di tanggal muda, siapa yang tak senang mendapatkan gajian tepat waktu dan mendapatkan bonus bila memenuhi omset. Aku senang dengan kinerja para karyawanku, mereka selalu giat bekerja sepertiku.

Minggu pagiku dan Nana mampir ke cabang-cabang tokoku, memberi uang gajian pada setiap karyawan. dengan gajian yang berbeda-beda pastinya.

Sampai siang hari, kini aku menuju mall yang membuat nana selalu tak sabar ingin bertemu dengan seseorang yang sangat di rindukannya.

Bukan ke tempat permaian awal tujuan Nana, tapi menuju restoran tempat tante kesayangannya bekerja. Nana seperti seorang anak yang semangat sekali bertemu dengan ibunya.

Kami duduk di tempat biasa nana menyukainya. Duduk tenang dan melihat antusias ke semua penjuru untuk mencari tante kesayangannya.

" Silahkan, mau pesan apa pak." Ucap Ramah pelayan perempuan.

" Tante? Tante Yanna ada gak." Tanya Nana, membuat perhatian teman Yanna menatap Nana.

" Tante Yanna?" Tanya ulang pelayan itu, membuat Nana mengangguk tersenyum.

" Oh.. tante Yanna sedang libur sekarang." Jawabnya dengan tersenyum. Nana yang mendengar jawaban teman Yanna sedikit kecewa dan menekuk wajahnya muram.

" Gak apa-apa gak ketemu tante Yanna di sini, habis ini kita ke rumah tante Yanna ya." Ucapku pada Nana, membuat Nana mendongakkan kepala, wajah kembali cerah dan tersenyum.

" Maaf pak, Mungkin Yanna tidak ada di rumahnya saat ini. Dia biasanya di awal bulan ijin dua hari pulang ke desanya." Sela teman Yanna. memberitahukan aku agar aku tidak datang ke kostnya dan lebih membuat Nana kecewa.

" Yanna pulang ke desanya?"

" Iya, biasanya begitu Yanna pak. Dua hari njenguk keluarganya." Ujarnya lagi.

Aku pun mengangguk mengerti. Yanna memang anak perantauan, dan aku tidak tau Yanna berasal dari desa mana. Tapi jika di dengar dari cara bicaranya, dia masih berasal dari jawa timur dan itu artinya desa Yanna masih di sekitaran jawa timur.

" Gak bisa ketemu tante Yanna ya Pa." Kecewa Nana.

" Tante Yanna pulang kampung Nak, kangen sama ibu dan ayahnya. kapan-kapan ketemu tante Yanna lagi ya. Gak pa-pa kan"

Putriku benar-benar kecewa tidak bisa bertemu dengan tante kesayangannya. Tapi Nana bisa mengerti dan mengangguk tersenyum meskipun sebenarnya ia menyembunyikan kesedihannya.

" Kita makan ya, nanti kita ke tame zone." Ucapku pada Nana. mengangguk tak semangat dan aku mulai memesan makanan kesukaan Nana serta tak lupa penutup makanan, puding strawbary.

Pov. Yanna

Hari yang ku tunggu telah tiba, tanggal muda serta gajian lewat transferan telah aku dapat dan bertepatan di mana liburku hari minggu. Sabtu sore sepulang dari kerja, aku langsung bergegas meminta tolong pada Sari untuk mengantarku ke terminal. Aku tidak berniat membawa apa-apa pulang ke kampung kali ini.

Karna aku sudah berencana akan mengajak Putra serta adikku ke mall di kampungku. Ya meskipun tak terlalu tinggi seperti mall di kota-kota besar. Tapi setidaknya masih ada mall di daerah kotaku. dan wisatanya, di kotaku tidak perlu di tanya. Wisata di sana begitu banyak begitu indah untuk di kunjungi.

tiga jam lebih aku menaiki bis dan turun di terminal kota. di jemput dengan adikku yang sudah menungguku setengah jam di terminal di tempat biasanya. perjalanan menuju desaku sekitar satu jam dari terminal. Lelah tentu saja,

malam aku sampai rumah, putraku sudah tidur aku pun hanya bisa menciumi dan memeluknya. tak lupa bercerita sedikit pada ibuku yang juga merindukan putrinya.

Pagi ini, terasa hangat saat putraku membangunkan aku, menciumku dan memelukku. Inilah yang selalu aku rindukan dan aku tunggu-tunggu liburku di awal bulan. Tak ada yang lebih dari kata bahagia dan senang bertemu dengan anak.

Aku memandikan naufal dan menyuapinya makan. Begitu lahapnya naufal makan dan menerima apa adanya sayur serta lauk yang di masak ibuku. putraku tak pernah rewel dengan makanan, semua sayur dan lauk apapun dia makan.

Siang ini aku berangkat bersama putra dan adikku ke mall daerah kotaku tanpa ibuku. Ibuku tidak mau dan lebih memilih di rumah untuk istirahat saja. Tapi tak lupa berpesan untuk di bawakan sesuatu pulang dari mall nanti. sedikit jauh dari desaku, sama hampir satu jam dekat dengan terminal kota biasa aku turun dari bus.

Ini pertama kali aku mengajak putraku jalan-jalan ke mall, karna biasanya aku hanya mengajaknya saja keliling desa, pasar atau mampir ke mini market membelikan semua kebutuhan putraku sebelum aku tinggal ke kota untuk bekerja kembali.

Bagaimana bahagiaku saat ini melihat putraku antusias bermain tame zone bersama adikku. Aku hanya bisa mengabadikan kamera ponselku setiap putra dan adikku mencoba permainan. Sungguh aku tak bisa menggambarkan rasa bahagiaku sekarang.

Tertawanya putraku, itulah yang aku inginkan setiap doaku.

Puas kami bermain, aku memutuskan membeli baju untuk putraku, sigit dan ibuku. hanya membeli tiga baju saja, itu pun dengan harga yang tak terlalu mahal. Menyenangkan putra dan adikku tidak masalahkan untuk bulan ini, bajet pun sudah aku siapkan dan sudah aku perhitungkan sebelum aku benar-benar mengajak jalan Naufal dan Sigit ke Mall.

Selesai belanja, kami mampir ke food court di lantai atas. memesan makanan dengan selera aku, Sigit dan Naufal yang sama. Sigit dudukkan naufal di tempat duduk khusus anak. mengabadikan foto Naufal dan aku di ponselnya. Banyak yang mengira aku dan sigit sebagai suami istri, padahal sigit adalah adikku. Ya memang aku akui, Sigit lebih tinggi dariku dan wajahnya tegas serta dewasa.

Kami makan bersama, saling bercerita dan aku membantu menyuapi Naufal makan.

" Yanna?" Sapa pria dari samping, membuat aku dan sigit menoleh ke arahnya. Dan mataku menajam, siapa yang memanggilku saat ini.

Sigit yang melihatnya pun turut menajamkan mata. Melihat pria bajing*n ada di hadapan kami.

" Yan." Sapanya kembali, membuatku semakin muak mendengar sapaannya.

" Ayo pulang mbak." Kata Sigit, berdiri dari duduknya, mengambil naufal dari kursinya dan menggendongnya.

Aku pun ikut berdiri, mengambil tas serta belanjaanku dan akan pergi dari pria yang aku benci.

" Tunggu Yan." Cegahnya. Aku pun tak peduli dan tetap melangkah bersama Sigit menjauhi pria yang enggan sekali aku bertemu atau berurusan dengannya lagi.

Muak, benci dan marah. itulah yang aku rasakan saat melihatnya kembali.

.

.

.

.

🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

Ika Purbaningsih

Ika Purbaningsih

mantan suami krg ajar tuh, kualat dia,,,

2022-04-05

1

sunu prosanti

sunu prosanti

Si Mantan 😑
makasih Kak cuuzie 😘😍😍

2022-02-21

2

Raffael Anwela

Raffael Anwela

pasti Bpknya Naufal

2022-02-21

2

lihat semua
Episodes
1 Telpon putraku.
2 tempat kerja
3 rejeki malam
4 rutinitas pagi
5 tertabrak anak kecil
6 Hadiah
7 mendadak ke tempat kerja
8 Puding untuk Nana
9 Jajanan malam
10 bertemu dengannya
11 sakit tiba-tiba
12 Kasihan
13 Bimbang
14 menjenguknya.
15 dua tamu pria
16 Nana membesuk tante
17 kotak makan mama
18 Janji untuk mama
19 Putraku
20 pertemuan memuakkan
21 Telpon
22 Vidio call
23 boleh tikung?
24 terminal
25 protes
26 Mulai mengejar
27 obrolan warung kopi
28 Apa seperti ini keluarga?
29 Pasar.
30 Takut.
31 menguntitnya.
32 traktir
33 Saran di pagi hari
34 keluhan anak
35 Kenyataan
36 Ulang tahun
37 Hari bahagia Akbar
38 Diam
39 Rasa cemburu
40 Aduan ibu.
41 mendekapnya.
42 Menguatkannya
43 sentuhan berbeda
44 ungkapan
45 Kegundahan
46 Ketakutan Yanna
47 Penenang, Mas Rama.
48 Anak kita.
49 Ungkapan hati.
50 interviw.
51 Masih di sidang
52 Yes.
53 adik ipar
54 Kedatangan tamu
55 Bertemu mantan mertua
56 Pov. Sigit
57 Siapa?
58 Kesempatan
59 Bimbang
60 obrolan wanita
61 Jalan.
62 ngrumpi
63 Hari H
64 Dalam kamar
65 Masih di kamar
66 Teman kota
67 gagal
68 makan keluarga
69 Tamaram lampu
70 obrolan suami istri
71 persetujuan
72 balik ke kota
73 Rumah mertua
74 mulai terbuka
75 Sakitnya Nana
76 Batin seorang ibu
77 Terbongkar
78 Tangisan Anak
79 Kenyataan.
80 Godaan suami
81 Quality time keluarga
82 ke tempat kost
83 obrolan teman
84 ajaraan tetangga
85 di sapa
86 intograsi suami
87 kunjungan mantan
88 penasaran
89 sakit tiba-tiba
90 Putra pertama
91 kegundahan.
92 ketegangan
93 Rasa sakit
94 istirahat.
95 mengerti
96 Permintaan mama
97 Menepati permintaan
98 Saling memaafkan
99 Ibu dan Sigit.
100 Terasa ramai
101 saling berpelukan
102 ajakan nikah
103 Healing
104 Datang ke rumah.
105 ajakan
106 keluarga hangat
107 Mengumumkan
108 Akhir kebahagiaan
109 promosi
110 Promo
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Telpon putraku.
2
tempat kerja
3
rejeki malam
4
rutinitas pagi
5
tertabrak anak kecil
6
Hadiah
7
mendadak ke tempat kerja
8
Puding untuk Nana
9
Jajanan malam
10
bertemu dengannya
11
sakit tiba-tiba
12
Kasihan
13
Bimbang
14
menjenguknya.
15
dua tamu pria
16
Nana membesuk tante
17
kotak makan mama
18
Janji untuk mama
19
Putraku
20
pertemuan memuakkan
21
Telpon
22
Vidio call
23
boleh tikung?
24
terminal
25
protes
26
Mulai mengejar
27
obrolan warung kopi
28
Apa seperti ini keluarga?
29
Pasar.
30
Takut.
31
menguntitnya.
32
traktir
33
Saran di pagi hari
34
keluhan anak
35
Kenyataan
36
Ulang tahun
37
Hari bahagia Akbar
38
Diam
39
Rasa cemburu
40
Aduan ibu.
41
mendekapnya.
42
Menguatkannya
43
sentuhan berbeda
44
ungkapan
45
Kegundahan
46
Ketakutan Yanna
47
Penenang, Mas Rama.
48
Anak kita.
49
Ungkapan hati.
50
interviw.
51
Masih di sidang
52
Yes.
53
adik ipar
54
Kedatangan tamu
55
Bertemu mantan mertua
56
Pov. Sigit
57
Siapa?
58
Kesempatan
59
Bimbang
60
obrolan wanita
61
Jalan.
62
ngrumpi
63
Hari H
64
Dalam kamar
65
Masih di kamar
66
Teman kota
67
gagal
68
makan keluarga
69
Tamaram lampu
70
obrolan suami istri
71
persetujuan
72
balik ke kota
73
Rumah mertua
74
mulai terbuka
75
Sakitnya Nana
76
Batin seorang ibu
77
Terbongkar
78
Tangisan Anak
79
Kenyataan.
80
Godaan suami
81
Quality time keluarga
82
ke tempat kost
83
obrolan teman
84
ajaraan tetangga
85
di sapa
86
intograsi suami
87
kunjungan mantan
88
penasaran
89
sakit tiba-tiba
90
Putra pertama
91
kegundahan.
92
ketegangan
93
Rasa sakit
94
istirahat.
95
mengerti
96
Permintaan mama
97
Menepati permintaan
98
Saling memaafkan
99
Ibu dan Sigit.
100
Terasa ramai
101
saling berpelukan
102
ajakan nikah
103
Healing
104
Datang ke rumah.
105
ajakan
106
keluarga hangat
107
Mengumumkan
108
Akhir kebahagiaan
109
promosi
110
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!