dua tamu pria

Pov. Yanna.

Di hadapanku sekarang ada dua pria yang sedang saling mengobrol, dan satu temanku yang duduk di sampingku sambil menatap dua pria, kagum dengan ketampanannya.

Aku tidak menyangka harus mendapatkan tamu tak di undang sore ini. Tamu pria yang belum sepenuhnya aku kenal dan tamu pria sebagai atasan kerjaku. Ini untuk pertama kalinya aku menerima tamu pria di kostku. Siapa Lagi kalau bukan Akbar dan Papa Nana.

" Itu bukannya Papa Nana ya." Bisik Sari di sampingku. Sambil menatap Papa Nana yang masih mengobrol dengan Manajarku.

Sari tau tentang Papa Nana, gadis kecil yang kapan hari menangis tidak melihatku di tempat kerja, dan akhirnya aku di panggil ke tempat Kerja di saat kerjaku masuk siang.

Masih ingatkan! Ingatlah, apa lagi teman-teman kerjaku. Mereka menyorakiku dengan ciye-ciye, karna mereka kira Papa Nana adalah pacarku. Aku kenal saja belum, berteman juga tidak, bagaimana bisa menjadi pacar. Sungguh bibirnya mereka itu ingin aku bungkam dengan lap-ban, atau boleh dengan gumpalan pemb*lut saja biar bisa diam, agar tidak menyoraki dan bertanya padaku lagi tentang papa Nana.

Sudah di jelaskan satu kali aku jelaskan, tetap saja mereka tidak percaya karna aku terlihat sangat akrab dengan Nana. Dan ini, kenapa Sari harus bertemu dengan Papa Nana lagi, itu pun bertemunya ada di kosan aku. Tatapan yang semakin curiga dan menggoda. Bisa jadi bahan gosipan dan ejekan lagi ini di tempat kerja.

Menyebalkan.

Apa lagi posisi papa Nana sedang menyuci piring dan mangkok bekas makan kami. di saat Sari dan Akbar datang berkunjung ke kostku tanpa memberitahuku terlebih dulu.

" Iya." Jawabku lirih, melirik Sari yang tersenyum-senyum menggodaku.

Tukan, tukan!! Apa aku bilang. Nich bocah pasti akan bergosip besok pagi di tempat kerja.

Dasar bu tejo.

" Aku juga mau kalau Durennya (Duda keren) seperti papa Nana Yan." Kata Sari, mengedipkan mata dan masih tetap tersenyum menggoda.

" Ya sudah minta saja nomer telponnya. Kenalan, deketin, terus pacarin." Ucapku sedikit ketus, membuat Sari menoleh ke arahku.

" Gila ya!! Gak baik tau, nikung pacar orang. Mau, di sebut pelakor!!" Seru Sari, membuat dua pria yang mendengar ucapan Sari menatap kami.

Aku pun mencubit paha Sari karna suaranya yang kencang. Sari meringis kesakitan dan menatap Akbar serta Papa Nana bergantian. Lupa bila masih ada dua pria sedang mengobrol.

" Siapa yang mau nikung pacar orang?" Tanya Akbar, mengerutkan kening menatap sari dan aku.

" Eko pak!" Jawab cepat Sari. Aku pun membulatkan mata saat Sari menjawab begitu cepat menyebut nama eko.

Teman dusta! teman gak pernah ngelakuin apa-apa di fitnah begitu saja oleh Sari. Kalau Eko tau siapa yang memfitnah dan menjelek-jelekan namanya pasti Eko akan melabrak atau mencekiknya. Eko dan Sari itu seperti tom and jarry yang tak pernah akur bila bertemu. Tapi mereka sangat menyenangkan dan juga saling membantu, meskipun kadang banyak berdebatnya.

" Eko?" Ulang Akbar. Sari hanya mengangguk cepat dan masih tersenyum lebar. Seakan dirinya tak merasa bersalah.

Oh.. Sari. semoga saja nanti nasib kamu baik-baik saja setelah ini. Berharap Manajer kamu tidak akan membocorkan ucapan kamu pada Eko atau yang lainnya.

" Eko mau merebut pacar siapa." Tanya Akbar, Dan akbar mulai penasaran kan dengan Eko.

Emang ini Sari mulutnya ingin aku ciumkan ke lebah saja, biar bibirnya monyong dan berhenti berbicara yang tidak-tidak.

Sari hanya menelan ludah, menoleh kepadaku dengan bibir yang meringis dan mata memelas. mengisyaratkan untuk meminta bantuan, agar dirinya tidak berbicara yang jelek-jelek mengenai Eko.

Aku hanya mengankat bahu, tak tau harus berkata apa juga. Aku pun juga bingung!

" Eh.. Ada tamu!" Seru di depan pintu kamar kostku.

Rupanya mbak Indri yang baru pulang dari kerjanya, Aku dan Sari menatap mbak Indri dan bergantian saling menatap. Dan Sari bisa bernafas lega, terselamatkan dengan Mbak Indri yang baru datang kerja dan melihat kamar kostku ada tamu.

" Lho mas? Ketemu lagi." Ucap Mas Bayu berada di belakang mbak Indri, sok akrab sekali dengan Papa Nana.

"Hahahah, iya njenguk ini." Jawab Papa Nana dengan senyum. " Baru pulang mas." Imbuhnya.

" Iya Mas. Biasa macet." Jawab Mas Bayu, Papa Nana mangangguk mengerti. Mas Bayu menatap ke arah akbar, akbar hanya tersenyum di balas Mas Bayu yang ikut tersenyum.

" Kamu sudah baikan Yan?" Tanya mbak Indri, melangkah masuk ke dalam kamar dan duduk di samping Sari.

" Sudah mendingan mbak."

" Kamu gak kerja Sar." Tanya mbak Indri menoleh ke samping Sari. Mbak Indri sudah mengenal Sari.

Sari dan Amel yang terkadang sering ke kostku bila pulang kerja, hanya sekedar main atau menginap. Dan terkadang kami jalan atau berlibur bersama, merilekskan pikiran dengan healing naik motor ke luar kota. Teman yang asyik kadang menyebalkan.

" Masuk pagi mbak. Njenguk ini nich, sama anterin pak Manajer." Jawab Sari, membuat Mbak Indri menautkan alis. Dan menoleh ke arah pria yang duduk di depan Papa Nana.

Jangan tanya lagi soal manajer, mbak Indri yang menatapnya pun sudah tau siapa manajer itu. Berbalik menatapku dengan senyum menggoda.

" Ada saingan baru sekarang mbak." Bisik Sari pada mbak Indri.

" Siapa?" menautkan ke dua alisnya.

" Depannya itu!" Bisiknya lagi, kembali mbak Indri menoleh ke arah tiga pria yang sedang mengobrol. Dan melebarkan mata menatap orang yang membawaku pulang ke kost.

" Mas Rama?" Kata Mbak Indri.

" Namanya Mas Rama mbak." Tanya balik Sari. Aku pun juga tidak tau nama Papa Nana, malah mbak Indri yang tau dulu siapa nama Papa Nana.

Mbak indri menatapku, aku menggelengkan kepala. Sama seperti Sari tak tau siapa namanya.

" Kamu kenal Sar sama Mas Rama."

" Enggak kenal sih mbak, kan yang kenal Yanna. Akrab juga tu sama anaknya." Jawab Sari.

" Anak?" mengerutkan kening menatap Sari.

" Duda keren mbak. Ngejar Janda cantik." Bisik Sari, membuat aku yang mendengar melototkan mata. Mbak indri pun tergelak tawa karna Sari.

" Ada apa?" Tanya mas Bayu, melihat sari dan mbak Indri tertawa sedangkan aku mengerucutkan bibir.

" Enggak ada apa-apa? Biasa yank, Sari nggoda Yanna." Kata Mbak Indri.

" Yan, ini manajer kamu. Pak Akbar." Tanya Mas Bayu.

Itu tatapan mas Bayu seperti menggoda atau apa! Aku hanya mengangguk tersenyum paksa. Dan satu lagi, jangan lupa dengan mas Bayu, sudah tau tentang manajerku yang selalu memberiku makanan.

Menyebalkan. Aku seperti terpojokkan, karna tiga orang yang kini tatapannya menggodaku.

.

.

.

.

🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

Zuhrotul Islamiyah

Zuhrotul Islamiyah

lanjut lagi dong

2022-02-18

1

Rusnani Crb

Rusnani Crb

kamu pilih yg mana perjaka apa duda perjaka memang tanpa tapi duda lebih menggoda

2022-02-18

1

Ika Sartika

Ika Sartika

di tunggu lanjutannya

2022-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Telpon putraku.
2 tempat kerja
3 rejeki malam
4 rutinitas pagi
5 tertabrak anak kecil
6 Hadiah
7 mendadak ke tempat kerja
8 Puding untuk Nana
9 Jajanan malam
10 bertemu dengannya
11 sakit tiba-tiba
12 Kasihan
13 Bimbang
14 menjenguknya.
15 dua tamu pria
16 Nana membesuk tante
17 kotak makan mama
18 Janji untuk mama
19 Putraku
20 pertemuan memuakkan
21 Telpon
22 Vidio call
23 boleh tikung?
24 terminal
25 protes
26 Mulai mengejar
27 obrolan warung kopi
28 Apa seperti ini keluarga?
29 Pasar.
30 Takut.
31 menguntitnya.
32 traktir
33 Saran di pagi hari
34 keluhan anak
35 Kenyataan
36 Ulang tahun
37 Hari bahagia Akbar
38 Diam
39 Rasa cemburu
40 Aduan ibu.
41 mendekapnya.
42 Menguatkannya
43 sentuhan berbeda
44 ungkapan
45 Kegundahan
46 Ketakutan Yanna
47 Penenang, Mas Rama.
48 Anak kita.
49 Ungkapan hati.
50 interviw.
51 Masih di sidang
52 Yes.
53 adik ipar
54 Kedatangan tamu
55 Bertemu mantan mertua
56 Pov. Sigit
57 Siapa?
58 Kesempatan
59 Bimbang
60 obrolan wanita
61 Jalan.
62 ngrumpi
63 Hari H
64 Dalam kamar
65 Masih di kamar
66 Teman kota
67 gagal
68 makan keluarga
69 Tamaram lampu
70 obrolan suami istri
71 persetujuan
72 balik ke kota
73 Rumah mertua
74 mulai terbuka
75 Sakitnya Nana
76 Batin seorang ibu
77 Terbongkar
78 Tangisan Anak
79 Kenyataan.
80 Godaan suami
81 Quality time keluarga
82 ke tempat kost
83 obrolan teman
84 ajaraan tetangga
85 di sapa
86 intograsi suami
87 kunjungan mantan
88 penasaran
89 sakit tiba-tiba
90 Putra pertama
91 kegundahan.
92 ketegangan
93 Rasa sakit
94 istirahat.
95 mengerti
96 Permintaan mama
97 Menepati permintaan
98 Saling memaafkan
99 Ibu dan Sigit.
100 Terasa ramai
101 saling berpelukan
102 ajakan nikah
103 Healing
104 Datang ke rumah.
105 ajakan
106 keluarga hangat
107 Mengumumkan
108 Akhir kebahagiaan
109 promosi
110 Promo
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Telpon putraku.
2
tempat kerja
3
rejeki malam
4
rutinitas pagi
5
tertabrak anak kecil
6
Hadiah
7
mendadak ke tempat kerja
8
Puding untuk Nana
9
Jajanan malam
10
bertemu dengannya
11
sakit tiba-tiba
12
Kasihan
13
Bimbang
14
menjenguknya.
15
dua tamu pria
16
Nana membesuk tante
17
kotak makan mama
18
Janji untuk mama
19
Putraku
20
pertemuan memuakkan
21
Telpon
22
Vidio call
23
boleh tikung?
24
terminal
25
protes
26
Mulai mengejar
27
obrolan warung kopi
28
Apa seperti ini keluarga?
29
Pasar.
30
Takut.
31
menguntitnya.
32
traktir
33
Saran di pagi hari
34
keluhan anak
35
Kenyataan
36
Ulang tahun
37
Hari bahagia Akbar
38
Diam
39
Rasa cemburu
40
Aduan ibu.
41
mendekapnya.
42
Menguatkannya
43
sentuhan berbeda
44
ungkapan
45
Kegundahan
46
Ketakutan Yanna
47
Penenang, Mas Rama.
48
Anak kita.
49
Ungkapan hati.
50
interviw.
51
Masih di sidang
52
Yes.
53
adik ipar
54
Kedatangan tamu
55
Bertemu mantan mertua
56
Pov. Sigit
57
Siapa?
58
Kesempatan
59
Bimbang
60
obrolan wanita
61
Jalan.
62
ngrumpi
63
Hari H
64
Dalam kamar
65
Masih di kamar
66
Teman kota
67
gagal
68
makan keluarga
69
Tamaram lampu
70
obrolan suami istri
71
persetujuan
72
balik ke kota
73
Rumah mertua
74
mulai terbuka
75
Sakitnya Nana
76
Batin seorang ibu
77
Terbongkar
78
Tangisan Anak
79
Kenyataan.
80
Godaan suami
81
Quality time keluarga
82
ke tempat kost
83
obrolan teman
84
ajaraan tetangga
85
di sapa
86
intograsi suami
87
kunjungan mantan
88
penasaran
89
sakit tiba-tiba
90
Putra pertama
91
kegundahan.
92
ketegangan
93
Rasa sakit
94
istirahat.
95
mengerti
96
Permintaan mama
97
Menepati permintaan
98
Saling memaafkan
99
Ibu dan Sigit.
100
Terasa ramai
101
saling berpelukan
102
ajakan nikah
103
Healing
104
Datang ke rumah.
105
ajakan
106
keluarga hangat
107
Mengumumkan
108
Akhir kebahagiaan
109
promosi
110
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!