Jajanan malam

Pov. Rama.

Aku tidak tau putriku kerasukan apa, bisa sedekat dengan orang yang belum sama sekali dia kenal. Jangankan yang belum di kenal yang kenal saja Nana tidak pernah seakrab dengan gadis itu.

Satu kali bertemu gadis itu, saat Nana menabraknya dan di tolong dengan lembut serta pengertian. Nana tidak takut, tatapan matanya seakan senang dengan gadis itu yang menolongnya.

Dan pertemuan yang kedua, di restoran tempat gadis itu bekerja. Entah sengaja atau memang kebetulan gadis itu ada di sana dengan seragam kerjanya dan melayani kami. Nana, sangat mengingat jelas gadis pelayan restoran yang beberapa jam menolongnya.

Tidak pernah aku melihat Nana seriang memanggil gadis itu dengan sebutan 'tante. Gadis itu merespon panggilan Nana dengan baik, dan terlihat akrab dengan Nana. Entah dia memang suka anak kecil atau hanya ingin mencoba bersikap baik saja. Tapi tidak mungkin, dia tidak suka anak kecil. Karna wajah dan tatapan matanya pada Nana sudah jelas, dia sangat menyukai anak-anak.

Hal yang membuatku semakin pusing sekarang di rumah adalah Nana dan Mamaku.

Bagaimana tidak pusing! Nana selalu saja menceritakan dan bertanya tentang tante, tante dan tante. Sedang Mama, selalu saja berbicara tentang wanita pendamping untukku.

Rasanya kepalaku mau pecah karna dua wanita itu. Tapi, Dua wanita di dalam rumah yang cerewet membuatku menyayangi mereka dan hidupku kelam sudah terobati.

Sesuai janji, aku mengantarkan Nana untuk bertemu kembali dengan gadis pelayan restoran itu. Sesampai di sana, aku tidak menemukan tante yang selalu di bicarakan Nana. Aku bertanya pada salah satu kasir, dan kasir pun juga tidak tau gadis pelayan mana yang aku maksud. saat aku sedang menunggu manajer di tempat dudukku, aku sekilas melihat teman yang mendampingi tante itu dulu saat aku dan Nana akan pulang.

Ya, teman dari gadis itu langsung mengingatku dan Nana. Dan manajer restoran datang ke meja ku, hingga teman gadis itu mengatakan bila 'Yanna' tante yang sering di ceritakan Nana masuk kerja siang hari. Nana yang tak sabaran dan sempat menangis membuat manajer itu akan menghubungi Yanna dan menyuruhnya untuk segera datang ke restoran.

Rasanya aku sungguh tak enak hati, beruntungnya sang manajer pria itu mengerti dan tidak mempersalahkan Nana yang ingin sekali bertemu Yanna. Padahal Yanna bukan siapa-siapanya dan kami juga tak saling mengenal.

Teriakan Nana, memanggil tante membuat aku dan manajer itu menatap ke arah Nana. Nana memeluk ke dua kaki gadis itu dengan erat, seperti dia merindukan seorang ibu. Ada rasa nyeri di dalam hati melihat Nana. Sungguh hatiku terasa sedih sekali. Apa lagi saat aku melihat Nana di gendong, di cium gadis pelayan itu dan Nana menggelayut manja di lehernya.

Semakin nyeri hati ini.

Duduk di meja restoran, Nana tertawa sangat lepas, bercerita panjang lebar, curhat sana sini dengan gadis pelayan menjadi pendengar setia dan juga tutur kata nasehat dengan lembut. Di terima baik oleh Nana, yang seakan patuh terhadap seorang ibu.

Saat aku mengingat tawa hangat Nana dan gadis pelayan restoran itu. Rasanya aku tak tega memisahkan Nana dan gadis itu.

Berat sekali, seperti aku seorang mantan suami yang tega memisahkan ibu dan anaknya.

" Nglamunin apa?" Tegur Mama, membuatku tersadar dari pikiran pagi berada di mall bersama Nana dan gadis pelayan restoran.

" Gak mikirin apa-apa Ma? Nana mana?" Tanyaku pada Mama, melihat sekeliling yang tkdak ada Nana.

" Nana di kamar sama ncus." Kata Mama, membuatku mengangguk dan mencoba membuka ponselku.

" Mama penasaran, sama tante restoran yang selalu di ceritakan Nana. Apa lagi Nana pulang dari mall tadi wajahnya senang sekali?." Tanya Mama. penasaran sekali dengan pelayan restoran itu.

" Tau gitu mama ikut? Mama kan juga pengen lihat tante yang di idolakan Nana itu."

" Mama belum boleh jalan-jalan! Kakinya masih perlu istirahat." Jawabku dan mataku masih fokus dengan ponsel di tangan.

" Dia baik ya Ram?"

" Iya."

" Cantik Ya." Aku terlalu fokus dengan ponsel tanpa sadar aku mengangguk, membuat Mama yang ada di sebelahku tersenyum lebar dan aku tersadar. Bila pertanyaan Mama menjebakku.

" Masih cantikan Mama." Kilahku, dan Mama menjadi tertawa mendengar kilahanku.

" Mau kemana?" Tanya Mama berhenti tertawa saat melihatku berdiri.

" Mau ke kamar Nana." Jawabku berjalan meninggalkan Mama di ruang tv.

" Kalau mau ketemu sama tantenya Nana Mama ikut ya!!" Goda Mama, terdengar jelas di telingaku mama tertawa karna aku yang spontan menjawab jebakan mama.

Kenapa denganku!

***

Yanna.

" Yan?" Panggil Akbar.

" Hmm, Ya." Jawabku, menoleh ke arah Akbar dan tetap berjalan beriringan keluar dari mall menuju parkiran.

" Siapa anak kecil tadi?" Tanya Akbar.

" Nana? Kenapa?" Tanyaku balik.

" Dia manis ya." Aku hanya mengangguk. benar kata Akbar, Nana anak yang manis dan ceria.

" Kamu kenal anak itu sudah lama?"

" Tidak. Ini yang ke tiga aku bertemu sama Nana." Jawabku, membuat Akbar mengangguk.

" Yanna?"

" Ya." Jawabku lagi, Akbar sedikit ragu untuk berucap dan aku masih setia menunggu dia berbicara.

" Ada apa Mas?" Tanyaku penasaran, berhenti tepat di mana kita akan berpisah pulang ke rumah.

" Bisa temani aku." Ucapnya, terdengar jelas suara akbar sedikit takut karna aku mengerutkan kening menatapnya.

" Kemana?" Tanyaku.

" Cari cemilan untuk adikku. di sebrang situ." Jawabnya, dan aku hanya mengangguk tersenyum mengiyakan permintaannya.

Untuk pertama kali, aku dan Akbar berjalan jauh bersama. menyebrangi jalan untuk mencari cemilan malam di pinggir jalan. Itung-itung aku juga ingin merasakan jalan malam dan mencicipi jajanan di sebrang mall. Sudah lama sekali aku tidak merasakan jajan. Bukan pelit, hanya saja memang tidak sempat untuk jajan. Tubuhku terasa lelah, pulang kerja malam pun aku langsung pulang dan tepar cepat di atad kasur. Tapi dua hari ini, aku ingin merasakan jalan malam bersama teman. Yang sedikit membuat otakku rileks.

Pentol ( Bakso tusuk), pilihanku untuk jajan di ikuti Akbar yang juga sama memilih beli pentol. Aku duduk di trotoar, menikmati pentolku sambil melihat jalanan tidak terlalu ramai akan pengendara. Tidak peduli ojol dan yang lain melihatku makan, seakan aku benar-benar ingin menikmati malam jajanku ini.

" Makasih." Ucapku pada Akbar, kala dia memberiku minuman botol padaku dan ikut duduk di sebelahku.

Aku dan Akbar menikmati pentol, duduk berdua di trotoar sambil menatap jalanan.

" Mau nambah lagi?" Tawar Akbar, setelah melihat pentolku habis.

" Udah kenyang." Jawabku, setelah minum.

" Udah beli untuk adik Mas." Tanyaku.

" Sudah." Jawab Akbar tersenyum.

" Ya sudah, ayo pulang. Kenyang, ngantuk." Ucapku berdiri dari duduk, di ikuti Akbar yang juga ikut berdiri dan tertawa.

" Ya sudah, ayo." Ajaknya, mulai menyabrang kembali menuju depan mall dan saling berpisah saat aku menolak tawaran Akbar yang ingin mengantarku pulang.

.

.

.

.

🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

Siti Ashari

Siti Ashari

sllu menunggu kelanjutan mu kk,,

2022-02-14

0

sunu prosanti

sunu prosanti

Makasih Kak cuuzie 😘😘😘

2022-02-13

2

Made Surya

Made Surya

hemmmm🤔😊

2022-02-13

3

lihat semua
Episodes
1 Telpon putraku.
2 tempat kerja
3 rejeki malam
4 rutinitas pagi
5 tertabrak anak kecil
6 Hadiah
7 mendadak ke tempat kerja
8 Puding untuk Nana
9 Jajanan malam
10 bertemu dengannya
11 sakit tiba-tiba
12 Kasihan
13 Bimbang
14 menjenguknya.
15 dua tamu pria
16 Nana membesuk tante
17 kotak makan mama
18 Janji untuk mama
19 Putraku
20 pertemuan memuakkan
21 Telpon
22 Vidio call
23 boleh tikung?
24 terminal
25 protes
26 Mulai mengejar
27 obrolan warung kopi
28 Apa seperti ini keluarga?
29 Pasar.
30 Takut.
31 menguntitnya.
32 traktir
33 Saran di pagi hari
34 keluhan anak
35 Kenyataan
36 Ulang tahun
37 Hari bahagia Akbar
38 Diam
39 Rasa cemburu
40 Aduan ibu.
41 mendekapnya.
42 Menguatkannya
43 sentuhan berbeda
44 ungkapan
45 Kegundahan
46 Ketakutan Yanna
47 Penenang, Mas Rama.
48 Anak kita.
49 Ungkapan hati.
50 interviw.
51 Masih di sidang
52 Yes.
53 adik ipar
54 Kedatangan tamu
55 Bertemu mantan mertua
56 Pov. Sigit
57 Siapa?
58 Kesempatan
59 Bimbang
60 obrolan wanita
61 Jalan.
62 ngrumpi
63 Hari H
64 Dalam kamar
65 Masih di kamar
66 Teman kota
67 gagal
68 makan keluarga
69 Tamaram lampu
70 obrolan suami istri
71 persetujuan
72 balik ke kota
73 Rumah mertua
74 mulai terbuka
75 Sakitnya Nana
76 Batin seorang ibu
77 Terbongkar
78 Tangisan Anak
79 Kenyataan.
80 Godaan suami
81 Quality time keluarga
82 ke tempat kost
83 obrolan teman
84 ajaraan tetangga
85 di sapa
86 intograsi suami
87 kunjungan mantan
88 penasaran
89 sakit tiba-tiba
90 Putra pertama
91 kegundahan.
92 ketegangan
93 Rasa sakit
94 istirahat.
95 mengerti
96 Permintaan mama
97 Menepati permintaan
98 Saling memaafkan
99 Ibu dan Sigit.
100 Terasa ramai
101 saling berpelukan
102 ajakan nikah
103 Healing
104 Datang ke rumah.
105 ajakan
106 keluarga hangat
107 Mengumumkan
108 Akhir kebahagiaan
109 promosi
110 Promo
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Telpon putraku.
2
tempat kerja
3
rejeki malam
4
rutinitas pagi
5
tertabrak anak kecil
6
Hadiah
7
mendadak ke tempat kerja
8
Puding untuk Nana
9
Jajanan malam
10
bertemu dengannya
11
sakit tiba-tiba
12
Kasihan
13
Bimbang
14
menjenguknya.
15
dua tamu pria
16
Nana membesuk tante
17
kotak makan mama
18
Janji untuk mama
19
Putraku
20
pertemuan memuakkan
21
Telpon
22
Vidio call
23
boleh tikung?
24
terminal
25
protes
26
Mulai mengejar
27
obrolan warung kopi
28
Apa seperti ini keluarga?
29
Pasar.
30
Takut.
31
menguntitnya.
32
traktir
33
Saran di pagi hari
34
keluhan anak
35
Kenyataan
36
Ulang tahun
37
Hari bahagia Akbar
38
Diam
39
Rasa cemburu
40
Aduan ibu.
41
mendekapnya.
42
Menguatkannya
43
sentuhan berbeda
44
ungkapan
45
Kegundahan
46
Ketakutan Yanna
47
Penenang, Mas Rama.
48
Anak kita.
49
Ungkapan hati.
50
interviw.
51
Masih di sidang
52
Yes.
53
adik ipar
54
Kedatangan tamu
55
Bertemu mantan mertua
56
Pov. Sigit
57
Siapa?
58
Kesempatan
59
Bimbang
60
obrolan wanita
61
Jalan.
62
ngrumpi
63
Hari H
64
Dalam kamar
65
Masih di kamar
66
Teman kota
67
gagal
68
makan keluarga
69
Tamaram lampu
70
obrolan suami istri
71
persetujuan
72
balik ke kota
73
Rumah mertua
74
mulai terbuka
75
Sakitnya Nana
76
Batin seorang ibu
77
Terbongkar
78
Tangisan Anak
79
Kenyataan.
80
Godaan suami
81
Quality time keluarga
82
ke tempat kost
83
obrolan teman
84
ajaraan tetangga
85
di sapa
86
intograsi suami
87
kunjungan mantan
88
penasaran
89
sakit tiba-tiba
90
Putra pertama
91
kegundahan.
92
ketegangan
93
Rasa sakit
94
istirahat.
95
mengerti
96
Permintaan mama
97
Menepati permintaan
98
Saling memaafkan
99
Ibu dan Sigit.
100
Terasa ramai
101
saling berpelukan
102
ajakan nikah
103
Healing
104
Datang ke rumah.
105
ajakan
106
keluarga hangat
107
Mengumumkan
108
Akhir kebahagiaan
109
promosi
110
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!