" Namanya siapa pak?" Tanya kasir.
" Saya tidak tau namanya siapa? Tapi putri saya ingin bertemu dengan pramusaji itu." Kata Rama, papa Nana. Dirinya juga bingung tidak tau nama tante yang sering sekali di bicarakan putrinya. Dan ingin sekali Nana bertemu dengan pelayan restoran.
Sesuai janji Rama, Hari minggu ia mengajak Nana ke mall untuk bermain dan juga untuk bertemu dengan pelayan restoran. Rasanya pusing sekali, setiap nana bertanya hari dan kapan Nana akan ke mall. Dan hari yang di tunggu-tunggu tiba, Nana sudah bersemangat bangun pagi. Mandi dengan semangat, makan tidak perlu drama rayuan dan pergi pun dengan wajah ceria.
Entahlah, Kenapa Nana begitu senang bertemu dengan wanita pelayan restoran itu.
" Perempuan atau laki-laki pak?" Tanya kasir, masih sedikit bingung dengan pria tampan yang mencari temannya.
" Perempuan mbak." Jawab Rama, dan menoleh ke arah Nana yang matanya seperti sedang mencari-cari wanita itu. Tapi tak melihatnya.
" Sebentar ya pak, saya tanyakan dulu ke pak manajer. Bapak silahkan duduk." Kata kasir itu ramah. dan Rama hanya mengangguk mengerti kembali duduk di tempat pojok jendela kesukaan Nana.
Pov, Yanna.
Hari minggu yang seharusnya aku masuk siang, kini pagiku merasa tidak tenang. Mendapatkan telpon dari restoran untuk segera ke tempat kerja karna ada orang sedang mencariku.
Aku tidak tau siapa yang mencariku, dan aku merasa tidak punya salah atau tidak pernah menunjukkan alamat kerjaku pada teman-temanku.
Tunggu, aku pun juga tidak punya teman banyak. Hanya teman kerja, mantan teman kerja dan teman kost. Bila teman kost mencariku di kerjaan untuk apa, dia bisa langsung mengetuk pintu kamarku tau bila aku masuk kerja siang. Kalau mantan teman kerja, mereka juga bisa telpon kan bila ingin bertemu denganku. Otakku kini penuh dengan pertanyaan, dan penasaran. Siapa yang mencariku di tempat kerja. Sungguh aku merasa tak tenang dan hatiku sedikut cemas, takut bila nanti aku di pecat karna melakukan kesalahan.
Tidak mempedulikan penampilanku, baju kerjaku pun aku masukkan dalam tas. Aku hanya memakai celana jins sobek di bagian paha dan baju hitam polos pres body. Tidak memakai riasan dan hanya menguncit rambut dengan asal-asalan. Berjalan cepat, tidak mempedulikan tatapan orang yang mungkin tidak percaya aku memakai baju biasa Karna biasanya aku hanya memakai baju kerja. Sungguh berbeda penampilanku kali ini. Dan satu yang aku sesali, Aku lupa tidak memakai jaket.
" Nur? katanya ada yang nyariin aku. Siapa?" Tanyaku langsung menghadap kasir. Membuat Nur yang sedang fokus dengan komputer menoleh padaku.
" Gak tau aku Yan. Sana ke ruangan pak Akbar. Sudah di tunggu tu di sana." Kata Nur, membuatku mengerutkan kening.
" Kamu punya salah?" Tanya Nur. aku hanya menggelengkan kepala, tidak mempunyai musuh atau berbuat kesalahan pada pengunjung semalam.
" Ya sudah cepat sana, tu orang sudah nungguin kamu lama." Ujarnya lagi, membuatku mengangguk mengerti dan berjalan cepat menuju ruang manajer.
Ini jantung dan hati terasa sangat berbedar, tak aman dan isi kepala masih penuhi dengan orang yang mencariku di tempat kerja.
Ya Allah semoga tidak terjadi apa-apa." Gumamku.
Aku menghela nafas panjang dan mengetuk pintu ruang manajer. Dan terdengar suara dari dalam untuk menyuruhku masuk.
Aku buka pintu perlahan, masuk dengan wajah sedikit cemas tapi aku mencoba tetap tenang dan tersenyu ramah.
" Maaf Pak Akbar, saya sedikit terlambat." Ucapku sedikit menundukkan kepala.
Akbar mengerjabkan mata, mencoba sebiasa mungkin melihat aku yang memakai baju semalam pergi bersama mbak Indri di malam minggu tanpa mas Bayu. Dan untuk pertama kali, Akbar melihatku memakai baju seperti yang aku pakai saat ini. Akbar hanya tau penampilanku memakai baju kerja saja.
" Tante?" Suara cempreng gadis kecil, membuatku menoleh ke sumber suara. Sedikit mengerutkan kening dan mataku mulai melebar melihat siapa yang ada di ruangan manajerku.
" Tante!" Serunya, menghampiriku dengan senyum dan dia memeluk kaki yang membuatku mengerjabkan mata.
Tunggu, kenapa anak ini jadi akrab sekali denganku." Gumamku. Menundukkan kepala melihat gadis kecil memeluk ke dua kakiku.
" Nana?" Sapaku, mulai menjajarkan tinggiku pada Nana.
" Nana kangen tante?" Ucapnya riang.
Eh! Kangen.
" Yanna?" Panggil Akbar, aku mengalihkan tatapan ke akbar. kembali berdiri dan menggenggam tangan Nana untuk berada di sampingku.
" Mas ini cari kamu." Kata Akbar, mengalihkan tatapanku ke arah Papa Nana.
Untuk apa ini papa Nana mencariku. Apa dia mau minta uang tips yang di berikan ke aku.!
" Maaf kalau sudah mengganggu istirahat kamu, tapi putri saya ingin bertemu dengan kamu." Kata Papa Nana, jerlihat jelas wajahnya tak enak hati karna putrinya.
Aku kembali menatap Nana yang menatapku dengan senyum merekah, menggenggam tanganku dengan erat. Aku mengacak rambut berponi dan tersenyum hangat pada Nana.
Wajah Nana mengingatkan aku pada Naufal. Putraku. Ah.. Aku semakin merindukan putraku. merindukan genggaman tangannya saat berjalan bersama denganku.
Andai, ibuku tidak melarangku membawa nuafal ke kota mungkin aku akan selalu bersama dengannya.
" Tidak apa-apa Pak? Namanya juga anak kecil." Jawabku tersenyum.
Ada rasa lega kala mengetahui siapa yang mencariku, pikiranku sudah kacau di jalan dan takut sekali bila di pecat. Tapi nyatanya. Ah.. Terima kasih Tuhan.
" Tante? Mau puding strawbary?" Kata Nana.
" Mau puding!" Tanyaku, membuat Nana semangat mengangguk.
Aku pun menggendong Nana. mensejajarkan wajahnya dengan wajahku. Kalau naufal aku beginikan, anak itu selalu gak mau. Beda sekali dengan Nana, dia terlihat senang dan manja.
" Ayo? Tante traktir makan puding." Ujarku.
" Hore!!" Sorak riang Nana, memelukku dan mencium ke dua pipiku. Aku tertawa dan senang melihat tingkah Nana.
Andai Naufal seperti Nana, yang mau menciumku tanpa di paksa dan mau memelukku sesuka hatinya tanpa memberontak. Mungkin aku akan sangat-sangat senang sekali melebihi ini. beda ya anak perempuan dan laki-laki. Atau aku saja yang terlalu membedakan putraku dengan Nana.
" Kalau begitu saya boleh keluar pak?" Ijinku pada Akbar, entah apa yang sedang dia pikirkan tentangku.
" Iya, layani pengunjung kita dengan baik." Kata Akbar, aku hanya mengangguk dan tersenyum. Dan undur diri menggendong Nana yang menggelayut manja padaku di ikuti baby susternya dari belakang.
" Terima kasih, maaf sudah membuat keributan di restoran ini." Kata Rama, mengulurkan tangan ke depan Akbar.
" Tidak pa-pa Mas, pengunjung adalah raja. Dan kami akan melayani dengan baik." Kata Akbar, membalas jabatan tangan Rama dengan senyum ramah.
" Kalau begiti saya permisi." Ucap Rama, selepas berjabat tangan.
" Iya, silahkan." Jawab Akbar, menganggukkan kepala.
.
.
.
.
🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Kas Gpl
wah ini anaknya duluan yg suka
2022-02-12
0
FLA
ibu nya nana udah gx ada mungkin ya
2022-02-11
2
sunu prosanti
lanjuut Kak cuuzie 😘😘😘
2022-02-11
4