tertabrak anak kecil

Cinta itu tidak bisa di paksa, bagaimana pun di paksa tidak akan pernah menyatu, malah semakin menghindar. dan itu namanya bukan cinta, tapi obsesi lebih agar bisa mendapatkannya.

Begitu juga dengan Akbar, tidak bisa memaksa Yanna untuk menerima cintanya. Ya meskipun semua orang tau akan tingkah Akbar yang menyukainya tanpa mau mengucapkannya.

Bukan takut mengungkapkan cinta melainkan takut Yanna akan menjauh dari dirinya. Dan tidak mau lagi bertegur sapa ataupun menerima pemberiannya.

Mungkin karna status Yanna yang janda, atau mungkin Yanna tidak ingin berpacaran dengan teman kerja. Hingga itu Yanna menghindar dari perkataan cinta dan orang yang menyukainya. Bukan sombong atau angkuh pada lelaki yang menyukainya. Tapi memang tak percaya diri dengan status Janda di usia muda.

Bukan menyalahkan masa lalu, justru itu pelajaran baginya dan juga takdirnya harus menerima kesalahan zina yang di perbuatnya dulu. Dan menanggung semua dosa yang telah ia perbuat dan berdoa semoga tuhan tidak menumpahkan dosanya pada putranya juga.

Karna putranya tidaklah bersalah dalam kehidupannya saat ini. Cukup dirinya saja jangan keluarga dan putranya. Rasanya tak akan sanggup bila putra di hina, di ejek oleh orang-orang yang tau tentang dirinya dulu. Orang-orang yang mencemooh atas kesalahannya memalukan keluarganya.

****

Siang ini aku bekerja, berjalan kaki melawan teriknya matahari dengan memakai jaket dan topi. Rasanya sedikit malas masuk kerja siang hari. Panasnya matahari sungguh terlalu menusuk badan, berjalan cepat menuju mall tempat kerjaku. Memasuki mall, aku bernafas lega. Rasanya aku mendapatkan teduhan yang mendinginkan kepala dan badanku.

Mall tidaklah terlalu ramai di siang hari atau di hari biasa. Saat Memasuki tempat kerjaku, tidak sengaja seorang anak kecil berlari menabrakku membuat dia terjatuh dan aku dengan cepat menolongnya. membantunya berdiri dengan mata dia yang berkaca-kaca.

" Tidak pa-pa, jangan menangis ya. Tante minta maaf?" Ucapku pada gadis kecil berponi, untuk menenangkannya yang ingin menangis. meskipun dirinya tak bersalah dalam hal ini.

" Mana yang sakit sayang?" Tanyaku lagi, mengusap pipi dan juga rambutnya.

" Mbak Nana?" Suara wanita khawatir berjalan cepat menghampiriku dan gadis kecil itu.

" Mbak Nana enggak pa-pa." Tanya wanita yang sepantaran denganku.

" Enggak pa-pa ncus?" Jawabnya, sambil menggelengkan kepala. dan aku paham bila wanita di hadapannya ini adalah baby sisternya. Dan baby sister itu takut bila nanti orang tua dari anak kecil itu akan memarahinya. lantaran sedikit lalai menjaga Nana.

" Nana?" Panggil suara bariton terlihat sangat khawatir sama seperti baby suster gadis kecil itu. membuatku mendongakkan kepala dan berdiri untuk memberi ruang pada ayahnya.

" Sudah Papa bilang jangan lari-lari, sekarang mana yang sakit." Perhatian pria itu. terasa lembut sambil memperhatikan putri kecil dari atas hingga bawah, memastikan tak ada yang terluka atau lecet di tubuh putrinya.

" Nana gak pa-pa, ndak sakit." Jawabnya, sungguh gemas aku mendengarnya. Teringat sekali dengan putraku.

Rasanya aku merindukan interaksi antara anak dan orang tua seperti di depanku ini. masih lamakah bulan ini selasai, aku ingin cepat pulang dan bisa memanjakan putraku dua hari saja di desa. tidur bersama, menyuapinya, memandikannya dan juga berjalan bersama dengan naufal.

Mama kangen Fal?" Gumamku, getir.

" Tante? Makasih!" Ucapnya padaku, membuatku sedikit terhenyak dari lamunan dan tersenyum hangat pada gadis kecil yang sudah berada di gendongan Papanya.

" Sama-sama sayang, lain kali jangan lari-lari ya?" Kataku, sedikit menasehati gadis kecil yang menggemaskan itu. Gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum.

" Mari?" Ucapku pada Papa gadis dan susternya.

" Iya mari, terima kasih." Jawab Papa gadis kecil itu, dan aku hanya mengangguk serta tersenyum. meninggalkan mereka masuk ke dalam restoran tempat kerjaku.

Memulai sebagai seorang pelayan, melayani pengunjung dengan sabar. Satu persatu aku menulis pesanan pengunjung, dan membawa pesanan makanan pengunjung ke mejanya.

" Yan, tolong layani pengunjung di pojok sana ya. Aku mau ke kamar mandi sebentar. Gak tahan ini!" Kata temanku, amel sambil meringis memegang perutnya.

" Oke." Jawabku, mengangguk. berjalan ke arah meja pojok.

" Selamat siang, silahkan mau pesan apa ibu, bapak?" Ucapku ramah, dan sedikit mengerutkan kening saat melihat siapa pengunjung yang aku layani.

" Tante?" Riang gadis kecil berambut poni duduk di pojok dekat jendela di dampingi baby sisternya.

"Eh? Putri cantik." Kataku, bertemu lagi dengan anak perempuan yang menabrakku. Terlihat dia sangat senang sekali bertemu denganku, senyuman yang merekah di bibir mungil dan mata yang menjadi sipit. Aku beralih menyapa senyum lembut baby sisternya dan juga.. papa dari anak perempuan itu yang menatapku.

" Mau pesan apa putri cantik." Tanyaku.

" Tante ada es clim." Tanyanya.

" Jangan es criem Nana?" larang papanya, membuatku meliriknya sekilas.

" Tadi sudah? sekarang enggak boleh, makan dulu." Ucapnya lagi. Kini aku mengerti, sama seperti aku yang melarang putraku untuk tidak terlalu banyak makan coklat dan es criem.

" Iya, mbak Nana makan dulu ya. gak boleh makan es criem terus. Nanti pilek gimana?" Imbuh baby susternya. Melihat wajah nana yang lesu, aku merasa kasihan. Tapi memang harus begitu, anak kecil tidaklah boleh terlalu. makan es criem. takut bila nanti kebanyakan akan membuatnya sakit.

" Nana suka puding strawbary gak." Tanyaku lembut, Nana yang mendengarnya pun tersenyum.

" Suka?" Jawabnya.

" Nanti tante bawakan puding strawbery mau?" Nana mengangguk semangat " tapi Nana harus makan nasi dulu sebelum makan pudingnya, biar tambah manis." Rayuku, membuat anak kecil itu mengangguk lagi. dan semangat melihat-lihat buku menu makanan.

Menggemaskan, seperti dia tau saja tulisan menu makanan.

" Mau pesan apa pak?" Tanyaku, beralih pada Papa Nana.

Wajahnya sangat tegas, tampan, gagah dan tinggi. Lebih tampan dan gagah dari Akbar dan Mas Bayu. Jika teman kerjaku atau mbak Indri melihat, pasti mereka akan heboh dan membicarakan papa Nana yang tampannya mengalahkan artis holiwood. Hah, dan untung aku tidak terlalu terpesona. Entahlah! Sadar, mengagumi suami orang adalah salah. dan janda tak boleh mengharap apapun.

Aku pun mencatat beberapa menu makanan sehat dari papa Nana.

" Tante? Jangan lupa pudingnya!" Riang Nana.

" Baiklah putri cantik?" Jawabku juga ikut riang. Mambuat Nana tertawa senang.

Aku pun beranjak pergi dari meja Nana, memberikan catatan pada koki untuk segera memasak pesanan dari meja pojok dan kembali lagi melayani pengunjung lain sebelum pesanan Nana selesai di buat. Entah aku yang akan mengantarnya atau temanku yang akan mengantar pesanan Nana dan aku tidak lupa menuliskan puding strawbary untuk Nana yang usianya sama seperti putraku.

.

.

.

.

🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

Narti Noviana

Narti Noviana

duda sama janda cocok lah

2022-04-06

1

Acih Suarsih

Acih Suarsih

jodohnya Yana otw thor

2022-02-10

1

Zuhrotul Islamiyah

Zuhrotul Islamiyah

next...
semoga jodohnya nana ya thor

2022-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 Telpon putraku.
2 tempat kerja
3 rejeki malam
4 rutinitas pagi
5 tertabrak anak kecil
6 Hadiah
7 mendadak ke tempat kerja
8 Puding untuk Nana
9 Jajanan malam
10 bertemu dengannya
11 sakit tiba-tiba
12 Kasihan
13 Bimbang
14 menjenguknya.
15 dua tamu pria
16 Nana membesuk tante
17 kotak makan mama
18 Janji untuk mama
19 Putraku
20 pertemuan memuakkan
21 Telpon
22 Vidio call
23 boleh tikung?
24 terminal
25 protes
26 Mulai mengejar
27 obrolan warung kopi
28 Apa seperti ini keluarga?
29 Pasar.
30 Takut.
31 menguntitnya.
32 traktir
33 Saran di pagi hari
34 keluhan anak
35 Kenyataan
36 Ulang tahun
37 Hari bahagia Akbar
38 Diam
39 Rasa cemburu
40 Aduan ibu.
41 mendekapnya.
42 Menguatkannya
43 sentuhan berbeda
44 ungkapan
45 Kegundahan
46 Ketakutan Yanna
47 Penenang, Mas Rama.
48 Anak kita.
49 Ungkapan hati.
50 interviw.
51 Masih di sidang
52 Yes.
53 adik ipar
54 Kedatangan tamu
55 Bertemu mantan mertua
56 Pov. Sigit
57 Siapa?
58 Kesempatan
59 Bimbang
60 obrolan wanita
61 Jalan.
62 ngrumpi
63 Hari H
64 Dalam kamar
65 Masih di kamar
66 Teman kota
67 gagal
68 makan keluarga
69 Tamaram lampu
70 obrolan suami istri
71 persetujuan
72 balik ke kota
73 Rumah mertua
74 mulai terbuka
75 Sakitnya Nana
76 Batin seorang ibu
77 Terbongkar
78 Tangisan Anak
79 Kenyataan.
80 Godaan suami
81 Quality time keluarga
82 ke tempat kost
83 obrolan teman
84 ajaraan tetangga
85 di sapa
86 intograsi suami
87 kunjungan mantan
88 penasaran
89 sakit tiba-tiba
90 Putra pertama
91 kegundahan.
92 ketegangan
93 Rasa sakit
94 istirahat.
95 mengerti
96 Permintaan mama
97 Menepati permintaan
98 Saling memaafkan
99 Ibu dan Sigit.
100 Terasa ramai
101 saling berpelukan
102 ajakan nikah
103 Healing
104 Datang ke rumah.
105 ajakan
106 keluarga hangat
107 Mengumumkan
108 Akhir kebahagiaan
109 promosi
110 Promo
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Telpon putraku.
2
tempat kerja
3
rejeki malam
4
rutinitas pagi
5
tertabrak anak kecil
6
Hadiah
7
mendadak ke tempat kerja
8
Puding untuk Nana
9
Jajanan malam
10
bertemu dengannya
11
sakit tiba-tiba
12
Kasihan
13
Bimbang
14
menjenguknya.
15
dua tamu pria
16
Nana membesuk tante
17
kotak makan mama
18
Janji untuk mama
19
Putraku
20
pertemuan memuakkan
21
Telpon
22
Vidio call
23
boleh tikung?
24
terminal
25
protes
26
Mulai mengejar
27
obrolan warung kopi
28
Apa seperti ini keluarga?
29
Pasar.
30
Takut.
31
menguntitnya.
32
traktir
33
Saran di pagi hari
34
keluhan anak
35
Kenyataan
36
Ulang tahun
37
Hari bahagia Akbar
38
Diam
39
Rasa cemburu
40
Aduan ibu.
41
mendekapnya.
42
Menguatkannya
43
sentuhan berbeda
44
ungkapan
45
Kegundahan
46
Ketakutan Yanna
47
Penenang, Mas Rama.
48
Anak kita.
49
Ungkapan hati.
50
interviw.
51
Masih di sidang
52
Yes.
53
adik ipar
54
Kedatangan tamu
55
Bertemu mantan mertua
56
Pov. Sigit
57
Siapa?
58
Kesempatan
59
Bimbang
60
obrolan wanita
61
Jalan.
62
ngrumpi
63
Hari H
64
Dalam kamar
65
Masih di kamar
66
Teman kota
67
gagal
68
makan keluarga
69
Tamaram lampu
70
obrolan suami istri
71
persetujuan
72
balik ke kota
73
Rumah mertua
74
mulai terbuka
75
Sakitnya Nana
76
Batin seorang ibu
77
Terbongkar
78
Tangisan Anak
79
Kenyataan.
80
Godaan suami
81
Quality time keluarga
82
ke tempat kost
83
obrolan teman
84
ajaraan tetangga
85
di sapa
86
intograsi suami
87
kunjungan mantan
88
penasaran
89
sakit tiba-tiba
90
Putra pertama
91
kegundahan.
92
ketegangan
93
Rasa sakit
94
istirahat.
95
mengerti
96
Permintaan mama
97
Menepati permintaan
98
Saling memaafkan
99
Ibu dan Sigit.
100
Terasa ramai
101
saling berpelukan
102
ajakan nikah
103
Healing
104
Datang ke rumah.
105
ajakan
106
keluarga hangat
107
Mengumumkan
108
Akhir kebahagiaan
109
promosi
110
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!