SEGENGGAM LUKA
BAB 16 || KEDATANGAN REY
~TEH IJO~
Kenalin dulu, Pitaloka Siregar wanita keturunan suku batak yang menjadi mualaf demi bisa menikah dengan Danar.
SELAMAT MEMBACA...
Yuna mengikuti langkah Pita sambil menyeret kopernya. Mata Yuna dijamu oleh pemandangan yang selama ini belum pernah ia saksikan dengan mata telanjangnya. Keindahan sebuah pulau yang dahulu hanya menjadi anganan belaka kini Yuna wujudkan meski hanya menjadi asisten Pita. Setidaknya kaki Yuna pernah menginjakkan kakinya di pulau Dewata ini.
Pita sengaja memilih hotel yang tak jauh dari sekitar Pantai. Meski dalam hati Pita merasa sangat berat untuk meninggalkan Danar tetapi hati Pita terlalu sakit saat Danar tidak mengakui hubungannya dengan Jihan.
"Ibu jika Ibu tidak yakin, kita pulang aja ya," saran Yuna. Pasalnya setiba di pulau Dewata tersebut wajah Pita berubah murung dan lebih banyak terdiam meski awalnya ingin menghibur diri namun nyatanya malah menyiksa diri.
"Ngaco deh kamu, Yun," protes Pita.
****
Mendengar kabar bahwa Pita terbang ke pulau Bali, Jihan segera bergegas untuk mengunjungi Danar yang ia tahu sedang sendiri di rumahnya.
Tak menunggu lama, Jihan telah sampai di rumah Danar. Ketukan pertama tak ada sahutan hingga Jihan berusaha keras mengetuk dan memencet bel rumahnya.
Saat pintu sudah dibuka, Jihan segera menyosor bibir Danar yang sudah membuatnya candu. Danar yang tidak siap memundurkan tubuhnya sangat terkejut. Bila awalnya Danar ingin menolak tetapi Jihan terlalu pandai untuk membuatnya bergairah hingga Danar membalas ciuman Jihan hingga bertubi-tubi. Decakan memenuhi ruang tamu. Danar tidak peduli dengan keadaan sekitar, yang Danar tahu hanya kenikmatan yang membuat sesuatu dibawah sana mengeras.
Tangan Danar memegang tengkuk Jihan dan menekan ciuman itu lebih dalam. Tangan Danar pun mulai bermain di dada milik Jihan membuat sang empu melengkungkan tubuhnya sambil mendesah pelan.
Di atas sofa panjang keduanya saling memuaskan hasrat masing masing dimana saat ini yang memegang kendali adalah Jihan. Danar yang hanya memejamkan mata seirama dengan gerakan Jihan yang naik turun.
Di dalam sebuah kamar hotel Pita terbelalak tak percaya atas apa yang sedang ia saksikan lewat ponselnya.
Tangannya mengepal. Kali ini Pita benar benar jijik melihat kelakuan suaminya yang ternyata lebih menyukai wanita lain ketimbang dirinya.
"Awas kamu, Bang!" Tangan Pita mengepal keras.
Yuna yang baru saja masuk ke kamar merasa sangat heran saat Pita menatap dirinya dengan tajam.
"Ada yang salah, Bu," tanya Yuna heran.
Pita tak menjawab dan memilih meninggalkan Yuna begitu saja.
Hingga malam tiba ingatan Pita masih berputar dalam kepalanya tentang bagaimana Jihan menguasai tubuh suaminya dan mendesah dibawah kungkungan suaminya.
Tok… Tok… Tok…
Yuna dan Pita saling menatap saat mendengar ketukan pintu.
"Tante, ini aku Rey." Sebuah teriakan mengiringi ketukan pintu.
Yuna yang yang mendengar nama Rey segera berloncat dari sofa untuk membukakan pintu.
"Waoww, ganteng banget sih makhluk Tuhan yang satu ini?" gumam Yuna saat baru pertama kali melihat wajah Rey.
"Biasa aja kali, Mbak. Seluruh dunia juga tahu kalau aku ganteng tapi gak norak kayak situ," celoteh Rey.
Tanpa menunggu dipersilahkan masuk, Rey nyelonong masuk sambil menyeret kopernya. Kamar hotel yang dipesan Pita memang besar. Pita sengaja memilih double bed karena ingin satu kamar dengan Yuna.
"Eh, Mas…" pekik Yuna.
Pita yang duduk di ranjang tempat tidur terkejut saat Rey sudah menjatuhkan tubuhnya di ranjang tidur milik Yuna.
"Rey, please yang sopan. Kamu laki laki lho, masak iya mau tidur sama kita. Kita perempuan lho, Rey! Yakin kamu normal?"
Rey segera bangkit lalu menatap Pita dan Yuna secara bergantian. "Seratus persen aku laki-laki normal, tante mau ngebuktiin?" tantang Rey.
Lagi lagi Pita memijat kepalanya. Bukan tanpa alasan Rey berada dalam satu kamar dengan Pita. Berhubungan mereka datang bertepatan dengan libur weekend maka hotel tempat penginapan penuh. Mau tak mau Rey harus satu kamar dengan Pita agar bisa tidur nyenyak. Beruntung Pita memesan double bed.
"Widih… Mas panggil Ibu, tante?" Yuna tertawa keras sambil memegangi perutnya.
"Kenapa? Keberatan? Panggilan kamu lebih parah, Ibu!" Rey pun malah ikut tertawa juga.
Pita hanya mampu membuang nafas kasarnya. Mengapa dua orang ini malah saling menertawakan sebuah panggilan yang bahkan Pita tidak mempermasalahkan.
"Bisa diem gak sih, kalian," protes Pita.
Rey dan Yuna terdiam seketika. Yuna mengarahkan kepalan tangannya ke arah Rey, sementara Rey malah menjulurkan lidahnya seraya mengejek Yuna.
Sebenarnya Rey sendiri tidak nyaman dengan keadaan seperti ini. Tidur satu kamar dengan dua orang perempuan yang belum dikenal secara dalam. Dimana harga dirinya sebagai seorang laki laki, tetapi tidak mungkin Rey mencari tempat penginapan lain yang agak jauh dari lokasi pemotretan besok.
Hingga dini hari mata Pita belum mampu terpejam. Bahkan suaminya juga tidak ada menghubungi dirinya untuk sekedar menanyakan apakah sudah sampai, sudah makan atau belum, disini bersama dengan siapa.
Rey yang juga belum terjaga sekilas melirik Pita yang seperti sedang merasa gelisah.
"Tante belum tidur?" Suara serak Rey menggema di kamar tersebut.
"Sudah," jawab Pita cepat.
"Bohong dipelihara! Mana ada orang tidur bisa ngomong," celetuk Rey.
Rey bangkit dari ranjangnya. "Aku juga gak bisa tidur. Cari angin bentar yuk, Tan!" ajak Rey.
Mata Pita membuka lebar. Sebenarnya maunya bocah ini apa sih? Gak tahu udah dini hari masih ngajak nyari angin. Gedeg memang. Pita hanya mampu melawan dalam hati.
Pita dan Rey memilih ke cafe samping hotel yang buka 24 jam. Pita hanya mengaduk aduk coklat panas tanpa ingin meminumnya. Sementara Rey malah sibuk menjepret cangkir di depannya dengan kamera yang tak pernah lepas dari lehernya. Kemanapun dia pergi, camera tidak akan pernah tertinggi. Bahkan saat tidur kamera tetap ada diatas kepalanya.
"Tante kenapa sih? Ada masalah? Cerita aja, mana tahu aku bisa bantu," ujar Rey.
Pita hendak tertawa geli. Apa untungnya ia menceritakan masalah kepada Rey. Apakah Rey bisa membantu? Jelas tidak kan?
"Aku tahu Tante itu sedang ada masalah. Soalnya aku tuh diutus oleh kak Asiah untuk bantuin Tante," celoteh Rey.
"Maksud kamu?"
"Sebenarnya aku tuh udah punya kandidat sendiri tapi kak Asiah tuh maksa agar Tante aja yang jadi model pengganti itu. Konon katanya Tante itu sedang putus asa," jelas Rey.
Mata Pita membulat. Sejak kapan dirinya bercerita kepada Asiah bahwa sedang putus asa? Dasar Asiah tukang kibul.
Rey yang masih belum merasa ngantuk pun mengajak Pita untuk jalan jalan ke tepi pantai sebentar.
Udara sangat dingin. Pita yang hanya memakai kaos lengan pendek pun menggesekkan lengannya karena kedinginan. Sadar akan hal itu, Rey segera melepaskan jaketnya dan memasangkan ke pundak Pita.
"Udah pakai aja!"
Pita enggan menolak karena memang dirinya membutuhkan jaket tersebut.
Baru kali ini tengah malam Pita berjalan di pinggir pantai meski tau hawa sangat dingin. Jujur saja dia hanya ingin membuang ingatannya tentang apa yang telah ia saksikan siang tadi.
Rey memilih berjalan lebih dahulu lalu memotret Pita yang tengah berjalan dengan sapuan angin menerpa wajahnya membuat rambut Pita ikut tersapu.
Cekrek… Cekrek…
Suara kamera membidik Pita. Pita yang tidak siap memprotes bidikan Rey dan mengulanginya lagi. Benar saja Rey mengulangi bidikannya namun kali ini Pita tengah berpose dengan jari membentuk huruf v membuat Rey menggerutu.
"Kebiasaan kalau cewek pose pasti bentuk angka dua. Emang suka ya kalau di duain," omel Rey.
Pita yang menyadari akan ucapan Rey segera memasang wajah lesunya. Ia tak bersemangat lagi untuk tersenyum.
HALO HALO SELAMAT HARI LIBUR. MARI RAMAIKAN NOVEL RECEH INI DENGAN CARA LIKE DAN KOMEN 😊
OH IYA, HARI INI TEH IJO MAU REKOMEN SALAH SATU NOVEL DARI TEMEN TEH IJO. Ceritanya bagus, mampir ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Arin
setan emng si Danar😡,ayo bales pita dan cerein si setan itu,kmu cntik msih bisa dpetin yg lbih baik dri dia....
2022-04-17
1
Neng Farihatun Hasanah
😍😍😍
2022-04-01
3
Poppy Stellany
Ilustrasi tokoh akan lebih cocok artis lokal indonesia sesuai dg penokohan misal orang bata ... Jangan artis korea...
2022-03-18
1