SEGENGGAM LUKA
BAB 14 || SEBUAH DRAMA
~TEH IJO~
SELAMAT MEMBACA...
Tepat Adzan subuh Pita terbangun karena ingin buang air kecil, maklum cuaca dingin bawaan memang seperti itu. Namun, ternyata ada yang berbeda dari sebelumnya. Di samping Pita telah terbaring sosok Danar. Entah kapan ia pulang Pita tidak mengetahuinya. Sebelum menyibakkan selimut, mata Pita sekilas melihat tanda kemerahan hampir mendekati warna ungu di leher Danar. Pita yang tidak bodoh tahu itu tanda apa. Sepertinya Pita tahu mengapa suaminya pulang hingga dini hari. Ternyata hubungan Jihan sudah dan suaminya sudah sangat jauh.
Pagi ini Yuna yang tengah memasak di kagetkan oleh sosok Pita yang terlihat masih acak acakan. Rambutnya hanya di ikat asal dan matanya terlihat bengkak.
"Ibu ngapain disini?" Kaget Yuna.
"Mau minum. Haus." Pita membuka kulkas dan menenggak air dingin hingga tandas membuat Yuna terheran, pasalnya masih sangat pagi namun majikan sudah minum air dingin.
"Ibu habis ngapain? Hati ibu sedang terbakar atau ibu habis senam ranjang?"
"Kamu bisa diem gak sih, Yun? Pagi pagi udah bikin emosi?" kritik Pita.
Yuna mengernyit. Memangnya apa yang telah Yuna lakukan, dirinya kan hanya sekedar bertanya saja.
"Ibu pagi-pagi udah aneh. Pasti tadi malam gak dapat jatah ya?" goda Yuna.
"Oh iya, bapak kan baru aja pulang," lanjut Yuna.
Mata Pita melebar mendengar penuturan Yuna jika suaminya baru saja pulang. Apakah Yuna tahu?
"Kok tahu?" sinis Pita.
"Ya jelas tau lah, Bu. Kan yang bukain pintu Yuna."
Waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi namun sampai detik ini Danar juga belum bangun dari tidurnya hingga membuat Pita sangat jijik jika membayangkan apa yang terjadi dengan suaminya tadi malam.
Pita dan Yuna sengaja mengobrol di teras rumah sekaligus melihat lihat sebuah majalah keluaran terbaru hingga tak menyadari jika Jihan sudah berada di depan mereka.
"Selamat pagi Pita," ucap Jihan.
Pita belum mendongak karena ia sangat kenal dengan pemilik suara tersebut. Itu adalah suara Jihan.
"Kamu." Yuna mendongak lalu menunjukkan telunjuk ke arah Jian.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Yuna heran. Valak seperti ini masih mempunyai muka untuk memperlihatkan batang hidungnya di depan istri sah dari lelaki yang telah direbutnya.
"Kamu apa kabar Pit, makin cantik ya," tanya Jihan. Kali ini Jihan tidak sedang berbohong saat mengatakan Pita semakin cantik.
"Oh ada tamu rupanya. Maaf aku gak tahu karena sibuk mau milih baju yang cocok untuk dibeli," ujar Pita.
"Gak papa Pit. Oh ya, bang Danar kok belum ada di cafe ya? Dia gak sedang sakit kan?" tanya Jihan.
Pita menarik nafas beratnya lalu menutup sebuah majalah yang ada di pangkuannya. Tatapan dalam ia berikan kepada Jihan. "Dia tidak sakit hanya seja dia sedang kelelahan," ketus Pita.
Jihan mendadak terdiam. Apakah setelah pulang dari rumahnya Danar juga menyentuh Pita. Ah, dasar laki-laki sudah diberi daging masih milih mau makan ikan asin, batin Pita.
"Kamu kenapa tegang gitu, ayo masuk! Yun, buatkan minum untuk tamu spesial ini ya!" Pita tersenyum sinis.
"Baik, Bu."
Pita mencoba untuk biasa saja namun tetap saja tidak bisa.
"Kamu dan Bang Danar sedang ada hubungan apa, Ji?" tanya Pita. Sebisa mungkin Pita menguatkan hatinya sendiri.
Jihan yang mendengar pertanyaan keramat itu mendadak membeku. Mungkin kah Pita mengetahui hubungan gelapnya bersama Danar? Atau hanya sebuah pertanyaan biasa saja.
"Maksud kamu apa Pit?" gugup Jihan. Sorot mata Pita tidak mengatakan bahwa sedang baik baik saja. Ada aura menusuk di dalamnya.
"Denger Ji, aku udah anggap kamu lebih dari sahabat. Tapi kamu berani nusuk aku dari belakang. Kamu bermain gila dengan suamiku. Kamu selingkuh dengan Bang Danar kan?" Kata kata itu hanya mampu tertahan dalam kerongkongan saja. Bia terlalu pengecut untuk mengungkapkan langsung.
"Pit kamu kenapa?" Jihan terheran saat Pita hanya terdiam sambil melebarkan matanya. Giginya mengerat dan tangannya mulai mengepal.
Pita segera tersadar dari lamunannya. "Aku tidak apa apa hanya sedang nyeri ulu hati ini. Mungkin tadi kebanyakan makan cabe," kilah Pita.
Jihan merasa ada yang berbeda dari Pita. Bukan hanya penampilannya tetapi juga dengan sikapnya yang mendadak dingin terhadapnya.
Yuna datang membawa secangkir teh manis. Pas banget karena cuaca yang mendung.
"Bu ini teh nya," kata Yuna. Mata sekilas melirik kearah Jihan dengan sinis. Dasar valak tak bermartabat. Masih berani muncul kesini. Orang seperti ini harus diberi pelajaran, batin Yuna.
"Makasih," ucap Jihan.
Minumlah air garam itu sampai tandas, batin Yuna.
Jihan pun langsung mengambil cangkir dan segera menyeruputnya detik selanjutnya Jihan menyemburkan air yang sudah berada dalam mulutnya tersebut.
"Ini air apa sih?" geram Jihan saat mengetahui rasa dari minuman teh tersebut.
Pita juga ikut terkejut. "Ada ada Ji?" tanya Pita.
"Pembantu kamu becus kerja gak sih, Pit? Masa aku di kasih minum air garam!" teriak Jihan. "Pecat aja napa! Kerja gak becus!" lanjut Jihan lagi.
Mata Pita seketika membulat. Selama bertahun tahun ia mengenal Jihan baru kali ini Pita melihat seorang Jihan berteriak dan berkata tidak sopan kepada orang lain.
"Memang kenapa Ji?"
"Lihatlah, Pit. Ini air laut yang diberikan!" geram Jihan.
Pita menatap Jihan dan Yuna bergantian. Seolah ingin mencari kebenarannya dan ternyata Yuna memilih menundukkan kepalanya.
"Yun, bisa jelaskan?" tanya Pita.
"Maaf, Bu. Saya tidak tahu. Saya pikir gula yang saya masukan ternyata salah," ucap Yuna memelas.
Pita hanya mendengus pelan sambil memijat kepalanya. Drama apa lagi yang sedang Yuna buat?
"Tuh kan Pit, bahkan dia gak bisa bedain gula sama garam. Gimana bisa sih kamu kerjakan orang seperti itu," protes Jihan.
****
Setelah kepergian Jihan Yuna tertawa puas di teras belakang. Siapa suruh jadi orang jahat.
Pita melihat Danar sudah rapi dengan setelah baju kerjanya. Meski hari sudah menunjukkan pukul 11 siang tak membuat Danar malas untuk pergi ke Caffe.
"Bang Danar tadi malam pulang pukul berapa?" tanya Pita polos.
"Entah, Abang lupa jam berapa tadi malam soalnya Abang ada lembur." Alasan Danar.
Pita tersenyum sinis dan sangat muak dengan alibi dari suaminya.
"Sejak kapan Bang Danar menjalin hubungan dengan Jihan?" Dengan tegas Pita melupakan sesak dalam dadanya.
Mata Danar membulat. Badannya mulai menegang kuat. Apakah Pita mengetahui tentang hubungan bersama Jihan?
"Mak- maksud kamu apa Pit? Kok tiba tiba nanya kayak gitu?" Danar benar benar merasa sangat gugup.
"Aku tahu Bang Danar punya hubungan lebih dari sekedar partner kerja dengan Jihan. Aku tahu kalau Bang Danar udah nyentuh Jihan kan? Kenapa Bang… Kenapa harus dengan Jihan? Jihan itu sahabat aku, Bang!" Pita tak sanggup lagi membendung amarahnya saat ia juga mengetahui jejak tanda kepemilikan di leher Jihan tadi yang sama persis dengan leher suaminya.
Sudah jelas bukan? Stempel kepemilikan hanya akan diberikan oleh pasangan yang baru saja melakukan adegan panas. Apalagi melihat Danar yang baru pulang pagi tadi.
"Ka- kamu ngomong apa sih, Pit. Ngaco deh. Aku gak ada hubungan dengan Jihan," elak Danar.
Pita membuang muka merasa jijik.
"Abang aku hanya nanya sejak kapan Abang berhubungan dengan Jihan?" ulang Pita lagi.
"Pit, Abang gak ada hubungan apa apa dengan Jihan! Apa dia mengatakan sesuatu kepadamu?" Danar khawatir berat. Apakah Jihan mengatakan yang sebenarnya kepada Pita. Mengapa Pita bersikeras untuk mendapatkan jawabannya darinya.
"Kenapa Bang Danar diam aja? Abang gak bisa jawab atau sedang mencari alasan lain?" teriak Pita.
"Bang Danar dengar, aku udah ninggalin keluarga aku demi Abang, dan ini balasan yang aku terima dari Bang Danar? Abang sungguh kejam!"
Saat ini hati Pita benar benar hancur melihat bukti nyata bahwa hubungan Jihan dan suaminya sudah sangat dalam hingga sudah naik keatas ranjang.
Pita berlari kecil meninggalkan kamar. Ia tidak tahu akan kemana untuk menenangkan hatinya yang sedang hancur.
🍃🍃 BERSAMBUNG 🍃🍃
MON MAAF BARU BISA UP, OTHORNYA BARU PULANG KERJA 😂😂
NAH, SELAGI NUNGGU NOVEL INI UP, MAMPIR DI KARYA TEMEN OTHOR YA,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
bikin pans ceritanya
2023-02-18
0
Arin
Hem klo sy udh sy siram tuh mereka berdua pke air comberan,udh cre aja pit
2022-04-17
1
Yunia Abdullah
goblog bnget s fita kno GA d kabrak jg tuh s jihan toloool
2022-03-05
0