SEGENGGAM LUKA
BAB 12 || BERTEMU DENGAN BIA
~TEH IJO~
SELAMAT MEMBACA...
Sama halnya dengan Aura, Pita dan Yuna juga celingukan mencari sosok orang tua bersama dengan Aura tadi. Hanya sekejap mata keduanya menghilang begitu saja. Tidak mungkin bocah yang sangat menggemaskan itu ditelantarkan begitu saja oleh orangnya di rumah sakit ini. Melihat pakaian dan aksesoris yang dikenakan oleh Aura terlihat mahal, Pita bisa menebak jika orang tua anak kecil itu bukanlah orang sembarangan. Tidak mungkin mereka akan menelantarkan anaknya.
"Bu … gimana,nih? Kasihan anak ini, mana jadwal Ibu bentar lagi," oceh Yuna
"Gak mungkin kita tinggalin anak ini disini, Yun."
Pita dan Yuna melakukan perdebatan kecil sebelum memutuskan untuk membawa Aura masuk ke ruangan dokter Mada untuk konstitusi sebentar. Berharap nanti dokter Mada juga bisa membantu untuk menemukan orang tua Aura.
Sesampainya di tempat terakhir saat Bia meninggalkan Nathan dan Aura, Bia dibuat celingukan atas hilangnya kedua orang yang menemaninya tadi.
"Nathan kemana, sih?" gerutu Bia.
Detik itu juga Nathan yang baru saja mematikan teleponnya baru menyadari bahwa Aura tidak ada di sampingnya.
"Aura!" panggil Nathan.
Nathan sudah gusar karena telah meninggalkan Aura begitu saja. Ia pun kembali ketempat awal hingga melihat Bia yang juga tengah merasa kepanikan.
"Bi, dimana Aura?" tanya Nathan, saat mengetahui bahwa Aura tidak ada ditempat semula.
Bia mendongak, menatap Nathan dengan heran. Bukankah tadi Aura telah dipasrahkan kepada Nathan, lalu mengapa bisa Aura sampai lepas dari pengawasan Nathan.
"Kamu darimana aja sih, Nath? Aura dimana, Nath!" Panik Bia.
Nathan terdiam kaku saat menyadari kelalaian yang telah diperbuatnya. Harusnya ia tetap menggandeng tangan Aura agar bocah itu tak pergi menjauh.
Aura yang sudah mulai lasak membuat Nathan sering merasa pusing saat harus menjaganya.
"Iya maaf, Bi. Tadi aku menerima telepon penting, jadi aku lupa meninggalkannya seorang diri. Ya udah coba kita lihat CCTV, pasti Aura masih berada di sekitar sini," saran Nathan.
Bia menahan emosinya, demi janinnya. Karena kata dokter Hani, Bia tidak boleh banyak pikiran ataupun stres yang bisa mempengaruhi janinnya.
"Ya Sudah, ayo!"
***
Sementara itu di dalam ruangan dokter Mada, Yuna sudah menjelaskan apa maksud dan tujuannya datang langsung ke tempat itu. Yuna yang memang sudah mengenal baik dokter Mada saat ia masih bekerja di tempat majikan lamanya pun tak merasa segan lagi untuk berceloteh. Padahal, bukan dirinya yang hendak berkonsultasi.
Dokter Mada sedari tadi mendengarkan penuturan Pita, tetapi matanya terfokus pada bocah yang tengah dipangku oleh Yuna.
"Baiklah, sepertinya kita memang harus melakukan tes kesehatan terlebih dahulu. Baik itu suami suami maupun istri agar bisa mengetahui di mana letak kesalahannya. Tapi, ngomong-ngomong, ini anak siapa?" Dokter Mada tidak tahan dengan rasa penasarannya.
"Oh ini .... Kami juga tidak tahu ini anak siap, Dok. Tadi kami menemukannya tanpa siapa-siapa," terang Yuna.
Mada mengangguk paham. Berarti dugaannya tidak salah lagi. Bocah itu adalah Aura, anak Bianca.
Dokter Mada pun segera menghubungi Nathan jika Aura sedang berada di ruangan. Sudah pasti Bia dan Nathan tengah sibuk mencari Aura.
"Dokter kenal anak ini?" tanya Yuna heran.
"Iya saya mengenalnya. Tadi sempat ragu juga, sih," ungkap Dokter Mada.
"Ah, syukurlah kalau Dokter mengetahui siapa orang tuanya. Kalau memang anak ini sengaja ditelantarkan majikan saya mau kok mengadopsinya," ujar Yuna.
"Sembarang mau adopsi anak orang!" sentak seseorang yang baru saja masuk ruangan Dokter Mada tanpa mengetuk terlebih dahulu.
"Ibu Bia," lirih Dokter Mada.
Bia segera mengambil alih Aura dari pangkuan Yuna membuat Yuna melebarkan matanya tak percaya jika ibu Aura telah hamil lagi.
"Kalian nyulik anak saya ya? Saya laporin polisi kalian ya!" ancam Bia.
Yuna dan Pita menggeleng secara bersamaan untuk menepis tuduhan Bia. Karena memang Yuna dan Pita hanya menemukan Aura tanpa siapa-siapa. Bahkan tak ada sedikitpun pikiran untuk menculik bocah kecil itu.
Dokter Mada segera menengahi dan memberi penjelasan bahwa memang benar pasiennya hanya menemukan Aura tanpa orang tuanya.
Nathan yang baru saja masuk merasa heran pasalnya sudah mendapatkan tatapan mengerikan dari seorang Bianca dan ternyata Aura sudah berada di gendongannya.
"Aura udah ketemu," lirih Nathan.
****
Untuk meminta maaf atas sikap istrinya, Nathan mengajak Pita dan Yuna singgah ke restoran yang baru saja Bia resmikan bulan lalu.
Berulang kali Nathan menjelaskan bahwa sebenarnya istrinya tidak kasar seperti tadi. Mungkin karena hormon ibu hamil yang sangat sensitif makanya Bia berbicara kasar. Begitu juga dengan Bia yang setelah mengetahui bahwa semuanya adalah salah Nathan pun meminta maaf kepada Pita dan Yuna.
Kadang Pita merasa iri atas perlakuan Nathan yang sangat lembut dan manis kepada Bia dan Aura, meskipun di tengah kesibukan mengurus sebuah perusahaan yang sedang berkembang pesat saat ini.
Berbeda dengan Danar, yang malah tergoda boleh wanita busuk seperti Jihan.
"Pak Nathan terlihat sangat perhatian ya, Bu," bisik Yuna.
Bia menatap punggung Nathan yang telah meninggalkannya. Memang Bia sangat beruntung bisa memiliki Nathan yang super perhatian kepada dirinya, bahkan sebelum Nathan menjadi suaminya pria itu selalu ada untuknya.
"Iya. Jauh sebelum menikah, dia memang perhatian kepadaku," ungkap Bia.
Pita tersenyum pahit mengingat kisah rumah tangganya yang sudah tidak sehat lagi. Rasanya tidak mungkin Pita mundur mengingat kedua orang tua yang menentang hubungannya dengan Danar hingga saat ini. Pita tidak ingin menjadi bahan olok-olok keluarganya yang berada di Medan. Dalam tekad bulat, Pita akan berusaha menyingkirkan virus yang sedang menggerogoti rumah tangganya.
"Wah… Bu Bia sangat beruntung," ujar Yuna lagi.
Yuna yang terlalu banyak bicara membuat Bia tidak yakin jika ia hanya seorang asisten rumah tangga yang baru saja mulai bekerja. Berbeda dengan Lia yang akan selalu sopan dan menjaga jarak dengannya, meskipun Bia telah menganggap Lia seperti keluarganya.
Pita dan Bia pun akhirnya bertukar pengalaman tentang kisah asmara. Namun, Pita menutupi apa yang sedang terjadi.
Dari pembicaraan tersebut ternyata Bia adalah seorang janda dan Aura bukanlah anak kandungnya. Pantas saja jarak kehamilan Bia terlihat sangat dekat.
Sebelum Pita pulang, Bia menyempatkan bertukar nomor telepon. Siapa tahu suatu saat Bia membutuhkan Pita untuk memasarkan produk yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat ini.
Pita merasa mendapatkan durian runtuh. Belum apa-apa saja sudah dicadangkan untuk model iklan salah satu produk ternama.
***
Sesuai kesepakatan adik Aisah, pagi ini Pita akan menemui Reyhan di studio foto milik Reyhan sendiri. Menurut Aishah, adiknya memang masih muda, tetapi prestasinya sudah mendunia.
"Yun, kamu ikut ya!" perintah Pita.
Yuna yang baru saja siap membersihkan dapur mengernyit. "Ikut kemana, Bu?" tanya Yuna heran.
"Ke Studio foto. Hari ini aku ada pertemuan dengan fotografernya. Kalau udah deal cocok langsung pemotretan sesi pertama," terang Pita.
Yuna yang orangnya suka jalan-jalan tak sedikit pun menolak ajakan Pita. Yuna yakin kenalan para majikan itu rata-rata ganteng dan tajir. Tak apalah cuci mata sebentar, batin Yuna.
"Sip Bu. Saya mandi dulu ya," teriak Yuna dari dapur.
"Kalian pagi-pagi mau kemana?" Danar heran saat melihat istrinya dan Yuna sudah terlihat rapi dan wangi luar biasa. Satu lagi, penampilan Pita jauh lebih berbeda dari biasanya.
Pita menoleh saat melihat Danar yang ternyata baru akan berangkat ke cafe.
"Oh ini Bang, aku ada janji dengan Aishah. Ya udah kami pergi dulu ya, Bang."
Tak ingin peduli dengan Danar yang masih ingin berbicara, Pita dan Yuna sudah berlalu begitu saja menggunakan sepeda motor milik Pita yang tidak pernah dipakai lagi setelah ia menikah.
"Yun, kamu udah pastikan CCTV terpasang aman kan?" tanya Pita.
"Sudah beres, Bu. Tenang aja, Pak Danar tidak akan sadar jika di rumah sudah ada CCTV dan kamera tersembunyi," jelas Yuna.
"Bagus! Bawa motor pelan-pelan jangan sampai jatuh. Aku belum balas dendam," ujar Pita.
Yuna tertawa kecil. Kenapa gak langsung to the poin aja sih bilang sama suaminya. Eh, bang kamu selingkuh kan bla bla bla atau labrak sekalian pelakornta biar tau rasa. Entah balas dendam seperti apa yang diinginkan oleh majikannya.
🍃🍃 BERSAMBUNG 🍃🍃
SELAGI MENUNGGU NOVEL INI UP LAGI YUK MAMPIR DULU DI NOVEL SAHABAT ONLINE TEH IJO, CERITANYA SERU LHO.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Neng Farihatun Hasanah
pita😘
2022-04-01
3
Yusneli Usman
Yuna jd hiburan buat pita
2022-03-07
2
Yunia Abdullah
males bca y bertele tele crita y apalagi s pita dah tau suami y slingkuh msih az ngejedog ngebuarin suami y bbas dsar goblog
2022-03-05
0