SEGENGGAM LUKA
BAB 9 | BERTEMU DENGAN AISHAH
~TEH IJO~
SELAMAT MEMBACA...
Hampir satu malam Danar tidak bisa tidur dengan tenang karena sikap Pita yang berubah. Pita mendadak dingin kepada dirinya. Ia merujuk, karena dilarang untuk kembali bekerja lagi. Apalagi menjadi seorang model yang akan selalu berinteraksi dengan lawan jenis, tentu akan membuat Danar merasa sangat cemburu.
Pagi telah menyingsing. Cahaya kemuning menembus ventilasi jendela yang masih tertutup rapat. Pita yang biasanya akan bangun lebih awal, kini dirinya masih mendekam di bawah selimut tebal. Begitu juga dengan Danar yang tidak pernah terbiasa untuk bangun pagi.
Suara bel sedari tadi menggema di seluruh ruangan. Samar-samar Danar mendengar lalu mengerjapkan matanya dengan pelan.
Danar pun langsung mengernyit saat melihat Pita masih pulas dibawah selimut.
"Pit, ada tamu." Danar berusaha membangunkan Pita.
"Oh… Mungkin asisten yang mau kerja di sini, Bang."
Lagi-lagi Danar mengernyit heran saat melihat Pita terlihat lebih cuek dan tak beranjak sama sekali dari tempat tidurnya, meskipun tahu jika yang datang adalah calon asisten rumah tangga.
"Pita… diluar ada tamu. Kamu gak mau bangun untuk bukain pintu gitu?" gerutu Danar.
"Bang Danar ajalah! Mana tahu Jihan yang ngajak ngantor bareng."
Dada Danar seketika berdebar saat Pita menyebut nama Jihan. Entah mengapa terselip rasa sesak di relung hatinya, jika mengingat apa yang telah dilakukannya.
Danar membuang napas berat saat melihat tak ada pergerakan Pita untuk bangun. Bahkan ia memilih untuk memejamkan matanya dan sama sekali tak peduli dengan tamunya
Akhirnya Danar memilih mengalah daripada telinganya peka akibat suara bel yang terus menerus di pencet.
Danar membuka pintu. Terlihat sosok wanita muda sudah berdiri di hadapannya.
"Maaf Pak, saya telah mengganggu pagi bapak!"
Danar mengernyit heran. "Kamu siapa?"
Belum juga wanita tersebut memperkenalkan diri, tiba-tiba Pita muncul dari belakang dan memotong pembicaraan keduanya.
"Yuna… silahkan masuk!" Wanita yang dipanggil Yuna itu pun segera masuk kedalam rumah dan mengikuti langkah Pita yang langsung membawanya kedalam sebuah kamar, tanpa basa basi terlebih dahulu.
"Nah Yun, ini kamarmu? Nanti kalau kamu membutuhkan sesuatu kasih tahu aku aja ya!"
Yuna terbelalak saat melihat kamar yang akan menjadi tempatnya untuk beristirahat. Kamar yang tidak seperti biasanya yang disediakan oleh tuan rumah pada umumnya.
"Wah buk ini terlalu mewah untuk saya," ujar Yuna.
Usia Yuna memang masih 20 tahunan namun, Yuna sudah sangat berpengalaman dalam urusan pekerjaan seperti ini, karena memang mulai dari umur 14 tahun Yuna sudah mulai bekerja untuk menghidupi adik dan ibunya.
"Kamu bisa aja. Ya, sudah kamu istirahat aja dulu, habis itu kamu bisa langsung mulai bekerja. Kamu pasti sudah tahu kan memulai darimana?" tanya Pita.
"Ya jelas tahulah, Bu."
Pita mengangguk pelan kemudian meninggalkan Yuna. Di ambang pintu Danar sudah melipat tangannya sambil menatap tajam kearah Pita.
"Pit, kita harus bicara sebentar!" pinta Danar.
Pita mengikuti langkah Danar yang membawanya ke kamar mereka.
"Pit… Sebenarnya kamu kenapa sih? Ada masalah apa? Mengapa tiba-tiba berubah seperti ini? Bahkan aku sampai tidak mengenali dirimu yang sekarang lho! Kamu kenapa?" Danar merasa sangat bingung atas perubahan yang dialami oleh Pita. Bahkan yang membuatnya tidak habis pikir, Pita memberikan kamar tamu sebagai kamar asisten rumah tangganya. Itu sudah kelewatan! Bagaimana jika mendadak ada tamu yang menginap? Akan tidur dimana mereka?
"Bang Danar berlebihan deh! Aku hanya menunjukkan siapa aku sebenarnya! Bukankah sebelum menikah penampilanku seperti ini? Dan masalah kamar Yuna… Aku pikir dia pantas tidur disana! Lagian selama ini gak ada tamu yang nginep disini, jika adapun pasti hanya Jihan."
Kenapa bawa bawa Jihan terus sih?
Danar menakutkan alisnya. "Oh… Jadi kamu sedang cemburu dengan Jihan terus kamu beruban penampilan seperti ini? Ya ampun Pit, kamu ada-ada aja deh. Aku dan Jihan tidak ada hubungan apa-apa selain hubungan pekerjaan," kilah Danar.
"Pikiran Abang terlalu pendek! Jihan itu sahabat aku! Mana mungkin aku cemburu dengannya. Sangat gila kalau sampai Bang Danar selingkuh dengan Jihan," tukas Pita.
Sejenak tubuh Danar membeku. Apakah ini adalah feeling dari seorang istri? Kata orang feeling seorang istri itu lebih kuat.
"Dah ah! Ngapain malah bahas Jihan sih! Oh iya Bang, aku nanti mau keluar sebentar, mau ketemu temen lama. Abang tahu kan Aishah yang nikah sama pengusaha kaya itu?" lanjut Pita lagi.
"Iya Abang tahu."
****
Pita masuk kedalam sebuah cafe yang pasti bukan Cafe milik suaminya. Karena jika memilih Cafe milik Danar maka Danar akan tahu apa yang sedang mereka bahas.
Pita mencari keberadaan Aishah. Dirinya yang datang menggunakan taksi online harus telat karena menunggu taksi datang.
Sorot matanya menangkap lambaian tangan. Melihat itu adalah Aishah, Pita pun segera menghampiri meja Aishah.
"Maaf telat," ujar Pita.
"Gak papa kok. Aku juga baru sampai."
Sebelum ke inti, Pita dan Aishah menikmati secangkir Caffe latte yang baru saja mereka pesan. Pita merasa berterima kasih karena Aishah membukakan mata dan hatinya yang selama ini tertutup. Sehingga tidak bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang sekedar modus.
Dari Aishah lah, Pita tahu jika Jihan bukanlah sahabat yang baik. Sahabat yang baik tidak akan menikung apalagi bermain api dengan suaminya.
"Jadi kamu udah yakin kan? Kalau mereka itu memang selingkuh dibelakangmu?" tekan Aishah.
Pita mengangguk pasrah saat Aishah menunjukkan sebuah rekaman CCTV yang lebih mempertunjukan keintiman Danar dan Jihan.
"Iya. Aku sudah yakin."
"Bagus! Kamu itu sebenarnya cantik lho, Pit. Dasar kamu-nya aja yang malas dandan," jelas Aishah.
Pita tertawa pelan untuk menertawakan penampilannya sendiri. Selama setahun lebih ia tidak pernah peduli dengan penampilannya sendiri. Namun, sebelum Jihan hadir, Danar tak pernah bertingkah untuk mencari wanita yang lebih cantik, meskipun Pita tak berdandan. Berarti semua ini adalah godaan Jihan yang merayu suaminya.
"Jadi gimana dengan tawaranku kemarin? Mau kan gantiin model yang sedang cuti itu? Ayolah, Pit! Aku udah bantuin kamu untuk mengungkapkan siapa Jihan lho! Masa sekarang kamu gak mau bantuin aku, sih?" keluh Aishah
Bagaimana Pita bisa menolak jika pada dasarnya Pita juga ingin kembali ke dunia model lagi. Mungkin dari sini Pita bisa memulai karirnya yang sudah lama mati.
"Emang siapa yang nolak? Kan aku belum ngasih jawaban. Dasar kamu-nya pesimis!" ledek Pita.
"Jadi kamu setuju?" Aishah meyakinkan lagi.
Pita mengangguk sebagai tanda persetujuan.
****
Sesampainya di rumah Pita segera menghubungi nomer adik Aishah yang tak lain adalah seorang fotografer. Menurut penjelasan Aishah, adiknya sedang mencari model pengganti, karena ternyata sang model tiba-tiba mengajukan cuti dadakan. Sementara itu jadwal pemotretan sebentar lagi tayang.
Bersyukur, pesan Pita segara di respon oleh adik Aishah yang bernama Rey. Dan Rey mengajak Pita melakukan pertemuan untuk menyeleksi apakah Pita layak untuk menjadi modelnya atau tidak.
Saat ini Pita tak perlu lagi untuk membersihkan rumahnya dan memasak, karena ada Yuna yang akan mengerjakan itu semuanya. Mulai saat ini Pita merasakan menjadi seorang ratu yang semua keperluan disediakan oleh Yuna. Meski dalam hati merasa tidak enak, tetapi Pita akan membiasakan diri. Karena itu memang sudah sepantasnya untuk dirinya. Mengapa harus memuliakan pelakor? seharusnya istri itu lebih mulia. Bukan begitu? Batin Pita.
Pita menemui Yuna yang sedang berada di teras belakang. Menjelaskan kembali apa saja yang menjadi pekerjaan dan… Pita juga menunjukkan sebuah foto kepada Yuna.
"Yun, kamu harus berhati-hati dengan wanita ini. Jika dia bertamu awasi dia dengan baik. Dia itu virus," terang Pita.
Yuna pun mengamati foto Jihan dengan baik. "Cantik sih Bu. Memangnya dia penyebar virus corona ya?"
Pita melirik Yuna. "Iya. Makanya kita harus hati-hati!"
"Yun, nanti sore kita ngemall ya! Kita belanja kebutuhan yang harus dilengkapi," ujar Pita.
"Beres Bu! Kalau masalah ngemall Yuna paling suka." Yuna terkekeh kecil.
Sesuai dengan ucapannya, Pita mengajak Yuna mengelilingi mall terbesar di kotanya.
Yuna yang selama ini memang jarang mengunjungi Mall pun merasa sangat bahagia. Sepertinya dia tidak salah mendapatkan majikan seperti Pita.
Saking bahagianya, mata Yuna berbinar sambil mengedar ke segala penjuru Mall.
Pandang Yuna terhenti. Ia mempertajamkan penglihatan, apakah yang dilihat olehnya adalah orang yang baru saja dijelaskan oleh majikannya tadi atau hanya sekilas mirip saja. Namun, yang memperkuat dugaan Yuna benar adalah ketika melihat suami majikannya sedang duduk bersama dengan wanita itu.
🍃🍃 BERSAMBUNG 🍃🍃
Duh, gimana reaksi Danar ya saat Pita tahu kalau Danar sedang menghabiskan waktu bersama dengan Jihan? Alasan apa yang akan Danar berikan kepada Pita? Tunggu Part selanjutnya 😊😊
Oh, iya. Pagi ini Teh Ijo mau rekomen novel dari sahabat online Teh Ijo.
BUDAK KU MR. MAFIA
Karya KISSS
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Suwarti Rahayu
mantap lanjut thor
2022-03-06
3
Andryanty Andryanty
makasih thor ceritanya bgus,bnget
2022-03-05
2
dhuha_kuy♌
pasti alesannya urusan kerjaan
dah biasa modus laki
2022-02-28
0