SEGENGGAM LUKA
BAB 8 | KEINGINAN PITA
~TEH IJO~
HAPPY READING...
Dengan perasaan hancur, Pita berjalan gontai di trotoar jalan. Ia tak menyangka jika Jihan mampu melakukan pengkhianatan kepada dirinya.
Pantas saja Bang Danar akhir-akhir ini tak pernah ada waktu lagi untukku dan selalu pulang malam. Jadi ternyata meraka berdua telah bermain api di belakangku?
Langkah Pita terhenti saat bahunya tersenggol oleh seseorang yang sedang terburu-buru. Pita juga melihat ada yang jatuh dari tangan orang tersebut.
"Mbak kalau jalan pakai mata dong! Lihat nih, kameraku jatuh!" gerutu seorang lelaki sambil memungut sebuah kamera yang terlihat sudah retak
Pita mengernyit, bukankah Pita sudah berjalan dengan pelan? Seharusnya lelaki itu sadar siapa yang berjalan pelan dan terburu-buru.
"Lho, kamu jangan ngegas dong! 'Kan kamu yang jalannya buru-buru," protes Pita.
Seketika lelaki yang bernama Reyhan itu terdiam. Memang bukan sepenuhnya salah Pita, dirinya yang sedang berusaha untuk mengejar waktu hingga tak memperhatikan sekitarnya.
"Tapi pecah nih, gimana dong? Bentar lagi aku ada pemotretan," gerutu Reyhan.
"Kamu seorang fotografer ya?" tanya Pita.
Reyhan mendongak menatap Pita untuk sejenak. "Udah tahu pakai nanya!"
Pita malah semakin tertarik untuk mengenal Reyhan lebih dalam. Siapa tahu Reyhan bisa membantu dirinya.
"Pitaloka." Pita mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Reyhan.
Lagi-lagi Reyhan mendongak. "Aku gak nanya?"
"Eh, jangan gitu dong! Baiklah aku akan ganti kamera kamu. Tapi… Kamu bisa kan bantu aku?"
Reyhan tertawa sinis. "Kamu pikir kamu bisa mengganti kameraku ini? Mimpi!" ketus Reyhan.
"Dah ah, gak penting. Aku udah telat nih." Reyhan kembali meneruskan perjalanannya. Ia berlari kecil agar bisa segera sampai di tempat tujuan, sementara Pita masih terdiam menatap punggung Reyhan yang sudah mulai menjauh.
Ada setitik rasa kecewa saat Reyhan mengabaikan dirinya. Langkahnya untuk kembali ke dunia model telah pupus begitu saja.
"Aku harus cari cara agar bisa masuk lagi menjadi model. Tapi… aku harus memperbaiki penampilanku terlebih dahulu," lirih Pita.
***
Sesampainya di Yogyakarta, tempat pertama yang Danar singgahi adalah caffe miliknya. Karena ia sangat penasaran dengan sosok yang sudah membeli tanah diincarnya selama ini.
Dengan wajah lelah, Danar segera mencari keberadaan Raka untuk bisa menjelaskan apa yang telah terjadi saat dirinya tak ada.
"Maaf Bos, saya tidak bisa mempertahankan tanah tersebut, karena saingan kita memberikan harga 3 kali lipat dari harga yang kita tawaran. Saat itu saya juga sudah berusaha menghubungi Anda, tetapi ponsel anda tidak aktif," terang Raka saat dimintai penjelasan oleh Danar.
Danar yang menyadari akan kelalaiannya tak bisa menyalahkan sepenuhnya masalah ini kepada Raka. Danar lah yang patut disalahkan, karena telah lalai.
"Pak, apa Anda sedang ada masalah dengan istri Anda," tanya Raka tiba-tiba.
Danar seketika menatap Raka dengan tatapan tajam. "Kenapa kamu menanyakan pertanyaan seperti ini? Aku dan Pita baik-baik saja."
Raka sebenarnya tidak ingin ikut campur atas masalah keluarga Bosnya. Ada ataupun tidak ada masalah juga bukan urusan Raka. Urusan Raka hanya tentang bagaimana caffe bisa maju dan penghasilan lebih meningkat. Namun, melihat kedekatan bosnya dengan Jihan, membuat Raka ikut merasakan sakit hati.
***
Jihan yang sudah pindah dari kontrakan sebelumnya merasa lebih nyaman tinggal ditempat yang baru, karena saat ini Jihan tinggal di sebuh apartemen.
Hidup enak memanglah impian Jihan sedari dulu, apalagi bisa hidup bersama dengan Danar. Jihan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, meskipun Danar selalu menggunakan alat kontrasepsi, tetapi siapa yang akan menjamin jika benihnya akan menyebar ke rahimnya.
Jihan menatap dirinya dalam pantulan cermin yang besar. Memperhatikan bentuk tubuhnya yang lebih bagus dari pada Pita. Jihan juga memegangi wajahnya yang semakin hari terlihat semakin glowing karena skincare yang digunakannya sangat mahal. Apalagi saat ini semua keinginannya bisa dikabulkan oleh Danar.
"Gak sia-sia mandi kembang tujuh sumur demi memikat hati Danar. Manjur mantra pemikat dari Nyai Agung." Jihan tersenyum puas melihat keberhasilannya mendapatkan hati Danar, meski harus menempuh jalan sesat.
"Ah… Sebentar lagi aku akan menjadi Nyonya Prasetyo menggantikan posisi Pita. Pitaloka yang malang bersiaplah kamu menerima kenyataan bahwa suami kamu akan menyingkirkanmu!" kelakar Jihan.
Disisi lain Pita yang sedang berada disebuah Mall terbesar sedang membeli kebutuhannya pribadinya. Dari mulai baju, make up hingga sepatunya. Selama ini Pita hampir tak pernah memakai uang bulanan yang diberikan oleh suaminya. Namun, tidak untuk saat ini. Ia ingin menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.
Danar yang berada di caffe mengernyit saat melihat sebuah notifikasi di ponselnya. Sebuah pengeluaran dari kartu debitnya yang terbilang cukup wow dibandingkan dengan pengeluaran yang biasanya.
"Apa Pita sedang memborong sebuah toko pakaian?" gerutu Danar.
____
Waktu kian cepat berlalu dan kini malam sudah mulai menyapa. Jika Pita yang sebelumnya hanya akan memakai daster saat berada di rumah, maka malam ini Pita mencoba memakai sebuah dress berwarna Navy selutut. Meski tak memakai make up, kecantikan Pita tetap terpancar. Terlebih saat Pita hanya menggerai rambut panjangnya.
Pita duduk di depan televisi. Meskipun televisinya menyala, tetapi mata Pita hanya fokus pada layar ponselnya. Kali ini Pita sudah menemukan bukti jika Jihan dan suaminya telah bermain api dibelakangnya. Beberapa foto kebersamaan Danar bersama Jihan saat acara perjamuan malam itu telah masuk ke dalam ponselnya.
Dada Pita naik turun meredam emosi yang sedang membakar hatinya. Beruntunglah saja Aishah mengirimkan sebuah bukti untuk memperkuat dugaannya, sehingga Pita memiliki bukti nyata jika ada yang sedang bermain api dibelakangnya.
Tak berapa lama Pita mendengar suara ketukan pintu serta sebuah suara yang memanggil namanya. Pita yang sudah hafal dengan pemilik suara tersebut segera membukakan pintu.
Saat pintu sudah dibuka, Danar membeku di tempat. Seolah Danar tengah terpesona pada sosok yang ada didepannya, hingga tak berkedip saat menatap Pita.
"Pita," gumam Danar.
"Assalamualaikum, Bang!" protes Pita.
"Ah, iya. Maaf Abang lupa," ujar Danar.
Pita bersikap biasa saja seolah dirinya tidak mengetahui apa-apa tentang perselingkuhan suami dan sahabatnya.
"Kamu kesambet apa, Pit? Pantes aja tadi aku dapat notifikasi pengeluaran yang cukup waow."
"Kenapa? Abang keberatan kalau aku belanja banyak?" ketus Pita.
Danar mengernyit melihat nada bicara Pita yang tidak seperti biasanya. Apakah Pita sedang mode PMS?
"Gak kok, Abang gak keberatan," ujar Danar.
Meskipun hati Pita hancur saat mengetahui sebuah kenyataan yang menyakitkan, tetapi Pita masih berusaha melayani Danar dengan sabar. Pita masih menyiapkan makan malam untuk suaminya.
"Bang, ada yang ingin aku bilang sama Abang." Sejenak Pita mengambil napas untuk mempersiapkan diri.
"Mau bilang apa sih? Kenapa kaku gitu?"
Pita tersenyum tipis. "Aku ingin mempekerjakan asisten rumah tangga," ujar Pita.
"Bagus dong. Kenapa gak dari dulu?"
"Iya. Sekarang aku baru sadar Bang. Aku capek! Oh iya satu lagi… Aku ingin kembali bekerja."
Sendok Danar berhenti di udara. Matanya beralih menatap Pita yang juga tengah menatapnya.
"Kenapa tiba-tiba? 'Kan Abang sudah bilang setelah kamu jadi istri Abang, kamu gak boleh kerja lagi. Apa kurang uang yang Abang berikan?" tanya Danar heran dengan seribu pertanyaan. Entah mengapa sang istri tiba-tiba ingin bekerja kembali, padahal sebelumnya Pita telah memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Entah apa yang telah terjadi kepada istrinya sehingga berubah pikiran.
"Uang yang Bang Danar berikan lebih dari cukup kok, hanya saja aku bosan tidak mempunyai kegiatan lain," ujar Pita.
"Kalau kamu ingin kembali lagi bekerja, maaf, Abang bisa kasih kamu izin."
Pita menatap Danar dengan tatapan tajam. "Terserah, Abang setuju atau tidak! Yang jelas aku mau kembali bekerja lagi." Dengan segudang rasa kesal Pita segera meninggalkan Danar yang belum siap menyantap makan malamnya.
Danar dengan jelas bisa melihat perubahan pada diri Pita. Ia tak bisa banyak berkomentar lagi saat Pita telah meninggalkan ruangan tersebut. Dalam benaknya, apakah ada sesuatu yang tengah terjadi kepada istrinya sehingga ia bisa berubah drastis seperti ini.
🍃🍃 Bersambung 🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Maria Magdalena Indarti
Danar tunggu reaksi pita
2025-01-24
0
Joko Waluyo
kenapa g dari dulu pita.....
2022-03-19
1
Filke Dendemg
gak sia dia mandi kembang tujuh sumur demi memikat hati laki laki..
iiiiiihhhhhh gila bener itu perempuan
2022-02-27
1