SEGENGGAM LUKA
BAB 7 | SEBUAH FAKTA
~TEH IJO~
SELAMAT MEMBACA JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🙏🏻
Danar mengetuk kasar pintu rumah Jihan. Ia sangat merasa kesal saat tahu Jihan telah meninggalkan dirinya saat acara belum selesai.
Jika bukan pulang ke rumah Jihan, lalu pulang kemana lagi? Karena sebelumnya Danar sudah izin kepada Pita jika akan keluar kota.
"Jihan buka pintunya!" teriak Danar yang sedari tadi mengetuk pintu tanpa ada jawaban dari Jihan.
Sebenarnya Jihan dengar, tetapi ia terlanjur kesal dengan Danar yang meninggalkan dirinya dalam acara tadi.
Keduanya sama sekali tidak mengetahui jika sedang di permainkan oleh Aishah.
"Jihan!" ulang Danar lagi.
Tak ingin membuat keributan tengah malam, Jihan terpaksa membukakan pintu untuk Danar.
"Ngapain kesini?" sinis Jihan, saat Danar menyerobot masuk kedalam.
Danar melemparkan jas ke sembarang arah, setelah itu juga mengendorkan dasinya.
"Kamu apa-apaan sih Ji, ninggalin aku di sana tanpa pamit?"
Jihan yang baru saja menutup pintu malah mengernyit heran atas tuduhan Danar. Bukankah Danar yang pergi meninggalkan dirinya tanpa pamit? Lalu sekarang malah membalikkan pertanyaan seperti itu kepada dirinya.
"Kamu ngaco Mas! Bukannya kamu yang ninggalin aku disana tadi," kesal Jihan.
Sekarang berganti dengan Danar yang mengernyit kebingungan. Bagaimana bisa Jihan menuduh dirinya, sementara saat Danar kembali dari toilet ia sudah tidak mendapati keberadaan Jihan lagi.
"Lho kenapa jadi aku yang kamu tuduh? Aku baru saja pulang dan langsung menuju kesini. Aku heran sama kamu! Kamu itu kenapa, sih?"
Jihan terdiam sejenak lalu mengingat ucapan Aishah yang mengatakan bahwa Danar sudah pulang terlebih dahulu. Kini Jihan yakin jika Aishah mempunyai maksud lain. Dari pergerakannya, Jihan tahu jika Aishah bukan orang sembarang. Atau jangan-jangan Aishah mengetahui tentang hubungannya dengan Danar?
"Kenapa diam?" tanya Danar lagi.
"Iya maaf aku salah. Aku pikir kamu udah pulang makanya aku pulang duluan. Lagian ponsel kamu ditelepon gak di angkat," gerutu Jihan.
Danar yang menyadari sedari tadi mensilent ponselnya pun membuang napas kasarnya. Memang Danar juga merasa bersalah karena saat ke toilet tak memberi tahu Jihan dan ponselnya pun diam tak berdering.
"Maaf, tadi aku ke toilet karena jasku kena tumpahan minuman Aishah, maaf ya."
Jihan mulai yakin jika Aishah memang sengaja melakukan ini semua kepadanya. Apakah Aishah adalah teman Pita? Jika iya, mengapa Jihan tidak pernah melihatnya selama ini? Siapa sebenarnya Aishah?
____
Dua hari telah berlalu. Danar yang absen dari caffe membuat Raka memilih menanyakan hal itu kepada Pita. Apakah bosnya sedang sakit hingga tidak mengaktifkan teleponnya?
Kebetulan pagi itu Pita sedang duduk santai di teras rumah sambil menunggu tukang sayur lewat. Karena hanya sendiri, Pita pun tidak buru-buru untuk menyiapkan sarapan.
"Selamat pagi, Bu Pita," sapa Raka.
Pita yang duduk segera bangkit saat mengetahui siapa yang sedang bertamu sepagi ini.
"Raka? Tumben pagi-pagi sudah sampai disini? Ada apa?"
"Maaf Bu Pita jika mengganggu waktu Anda. Kedatangan saya kesini ingin menanyakan kabar pak Danar, karena sudah dua hari tidak ada kabar dan ponselnya pun mati," jelas Raka.
Berhubungan Pita sudah curiga sedari awal jika suaminya telah membohongi dirinya maka Pita tidak terkejut dengan penjelasan Raka. Pita yakin jika Danar memang sedang bersama dengan perempuan lain.
Ini sudah keterlaluan, selain meninggalkan dirinya, Danar juga meninggalkan pekerjaan demi seorang perempuan tak bermoral.
"Bukannya Bang Danar sedang keluar kota?" Pita berpura-pura tak mengetahui apa-apa.
"Keluar kota?" Raka membeo.
Untuk apa pak Danar keluar kota. Yang ku tahu malam perjamuan pak Danar datang bersama dengan Jihan. Apakah keesok harinya langsung berangkat ya?
"Oh ... tapi ada urusan apa ya, Bu? Kok mendadak. Padahal malam perjamuan dengan Tuan Ilham, Pak Danar tidak bercerita apa-apa," kata Raka.
Pita semakin mengernyitkan dahinya. "Apa? Perjamuan? Kapan?" todong Pita pura-pura.
Raka malah semakin bingung. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak memang tidak gatal. Bagaimana bisa Pita tidak mengetahui acara perjamuan malam itu?
Raka yang tidak tahu apa-apa pun memilih menceritakan secara detail dari hingga akhir yang ia ketahui. Bahkan Raka juga menceritakan jika Danar sering menghabiskan waktunya bersama dengan Jihan.
Dari apa yang telah diceritakan Raka, kini Pita memiliki titik terang atas teka-teki wanita yang sedang berhubungan dengan suaminya. Pita tidak menyangka jika perempuan itu adalah Jihan, sahabatnya sendiri.
Setelah kepergian Raka, tubuh Pita terasa lemas dengan tatapan kosong. Bagaimana mungkin Jihan tega menikungnya dari belakang setelah ditolong?
Tak ingin berdiam di rumah, Pita pun segera mengambil tas beserta ponselnya. Pita harus membuktikan semua prasangkanya terhadap Jihan dengan cara mendatangi kontrakan milik Jihan.
Seperempat jam Pita telah sampai didepan gang. Terpaksa ia harus berjalan karena mobil tidak bisa masuk kedalam gang tersebut.
Dengan kasar, Pita menggedor pintu rumah kontrakan Jihan. Namun, tidak ada jawaban dari penghuninya. Apakah jihan sedang bekerja? Tetapi tidak mungkin, karena Raka juga mengatakan bahwa Jihan juga tidak masuk kerja.
"Sial," umpat Pita.
Pita pun kembali menutup pintu pagar rumah tersebut, tetapi langkahnya terhenti saat sang pemilik kontrakan membawa seseorang untuk masuk kedalam rumah kontrakan itu.
"Lho Bu, bukannya rumah ini sudah ada yang menyewa?" Pita terheran pasalnya yang dibawa oleh pemilik rumah itu adalah calon penghuni baru.
"Siapa bilang? Penyewaan sebelum sudah pindah 2 hari yang lalu," ujar pemilik rumah kontrakan tersebut.
Pita semakin pusing dengan sebuah kenyataan yang satu-persatu mulai terkuak.
Jika benar Jihan telah berselingkuh dengan suaminya, lalu sekarang mereka ada dimana?
____
Di dalam sebuah hotel berbintang lima, kedua insan masih saling tertidur akibat kegiatan panas yang baru berakhir pukul 3 dini hari.
Keduanya saling memeluk layaknya pasangan suami istri yang sah.
Ia adalah Danar dan Jihan. Setelah melewati salah paham malam itu, Jihan meminta kepada Danar untuk berlibur sejenak. Danar yang sudah terbuai cinta terlarang pasrah ketika Jihan menjanjikan sesuatu kepada dirinya.
Pulau Dewata adalah pilihan Jihan. Awalnya Danar menolak karena terlalu jauh untuk meninggalkan pekerjaan, tetapi Jihan terus merayu hingga Danar benar-benar setuju.
Jihan mengendorkan pelukan saat merasakan perutnya terasa lapar. Dengan pelan dia mengerjap lalu menatap Danar yang masih pulas di sampingnya.
"Pita lihatlah orang kamu cintai telah jatuh kedalam pelukanku," batin Jihan sebelum memungut pakaiannya yang tercecer di lantai.
Jihan baru saja siap membersihkan diri sedangkan Danar baru saja mengenakan kembali pakaian ke tubuhnya.
"Mas, kita harus segera pulang hari ini," ujar Jihan.
Danar mendongak heran. Kemarin ngotot ingin liburan dan setelah sampai di tempat tujuan malah mendadak ingin pulang. Apakah memang seperti ini sikap perempuan?
"Kenapa? Kok mendadak?"
"Raka terus menghubungiku. Ia terus menanyakan kamu. Katanya di caffe ada sedikit masalah," terang Jihan.
Danar pun segera mengecek ponselnya. Bahkan Danar baru menyadari jika ponselnya masih dalam keadaan mati. Dengan cepat Danar menghidupkan lalu menghubungi Raka.
"Sial," umpat Danar setelah memutuskan telepon dari Raka, membuat Jihan yang sedang berias merasa sangat terkejut dan jantungan.
"Kenapa Mas?" tanya Jihan heran.
Mata Danar menatap tajam ke arah Jihan membuat perempuan itu merasa sangat ketakutan. "Kamu kenapa Mas?" lanjutnya lagi.
"Semua ini karena kamu! Lahan di batas kota yang harusnya menjadi milikku, kini sudah jatuh ke tangan orang lain. Asal kamu tahu aku sudah mengeluarkan banyak modal untuk bisa memiliki tanah tersebut," geram Danar.
Jihan menautkan kedua alisnya. Kenapa juga harus dirinya yang terkena imbasnya. "Kok aku sih Mas?" protes Jihan tak terima.
"Ya jelas dong! Coba kamu gak ngajak kesini, pasti tanah itu sudah jadi milikku," sentak Danar.
"Oh... jadi kamu lupa Mas sama erangan kamu yang hampir satu malaman tadi? Memangnya istri kamu bisa memberikan servis seperti itu, tidak kan?" Jihan meradang tidak terima.
Danar terdiam tak bisa berkutik lagi. Memang benar ucapan Jihan. Sampai setahun pernikahannya, Pita hanya pasif tidak bisa mengambil kendali seperti yang diberikan Jihan kepada dirinya.
"Ya sudah! Kemasi barang! Ayo kita pulang!" ketus Danar lalu beranjak ke kamar mandi.
🍃🍃 BERSAMBUNG 🍃🍃
HALO HALO... SAMBIL MENUNGGU NOVEL INI UP, MAMPIR DI KARYA EMAK ONLINE AKU YA! CERITANYA SERU !!
LOVE IS RAIN KARYA MAMA RENI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Azizah az
duh kok aku sampe bab ini udh nggk kuat baca y😭😭
2022-10-25
1
scarlet
tgs seorg suami,, membimbing dan mengarahkan istrinya,,, ajarin dong berbagai mcm gaya sesuai maumu,,, dorong dia Utk selalu merawat dirinya,,, alasan aja,, EMG dasar gatal,
2022-10-21
0
Arin
klo udh kejadian kaya gni,sbge pmbca sy tinggl berhrp peran cwenya ngga lemah amiin??
2022-04-16
0