"Gimana keadaan abi.? " tanya kennan yang datang dengan nafas ngos ngosan
Zalwa mengeleng pelan " kami belum tau abi masih di dalam "
kennan beralih ke samping nyai fatimah "umi umi tenang ya abi pasti baik baik aja kok " kennan mengengam tanggan nyai fatimah yang duduk di samping zalwa
"Oya mba mas zaki sudah di hubungi.? " tanya kennan yang tak melihat keadaan zaki
Zalwa mengangguk " sudah tapi ngak diangkat "
Kennan mengangguk lalu beralih melihat akbar dan beberapa santri lainnya " kalian pulang aja udah ada saya disini "
Akbar dan beberapa santri mengangguk
" Ini ongkos buat pulang kalian pasti ngak bawah uang kan " ucap zalwa dengan memberikan uang pada mereka
"Makasih ning gus nyai kita pamit pulang dulu assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh" sahut ketiganya dengan bersamaan
.
.
.
.
.
.
.
.
"Alhamdulillah oprasi nya berjalan dengan lancar kalian bisa menunggu pasien sadar di ruang rawat inap " ucap filzah dengan senyum
"Alhamdulillah trimakasih dokter " ucap keluarga pasien
"Sama kalau begitu saya permisi dulu" ucap filzah yang bersamaan dengan zaki yang keluar dari ruangan itu
"Kata keluarga pasien trimakasih" zaki hanya mengangguk mendengar ucapan filzah yang berjalan di samping nya
"Tumben banyak anak santri " ucapan filzah membuat zaki menghentikan gerakannya yang ingin membuka pintu
"Akbar.? " ucap zaki yang langsung berlari
"Akbar tunggu " ucap zaki lagi yang langsung mendekati mereka
"Kalian ngapain kesini.? "
"Gus pak kyai di ruang IGD sekarang" ucap akbar ketika zaki mendekati mereka
"Terima kasih saya kesana dulu" ucap zaki
Zaki langsung berlari ke ruang IGD yang lumayan jauh dari tempatnya itu
.
.
.
.
"Kennan kamu ajak umi ke kamar abi ya biar mba urus administrasi nya dulu "ucap zalwa
Nyai fatimah memegang tanggan zalwa membuat zalwa menoleh " terima kasih"
zalwa tersenyum " sudah sewajarnya saya sebagai anak berbakti umi"
Nyai Fatimah tersenyum lalu mengangguk
"Yaudah umi ayo ke kamar abi " ajak kennan ketika suster membawa kyai hasyim ke ruang rawat inap
.
.
.
.
"Umi " nyai fatimah dan kennan menoleh karna mendengar suara zaki
"Mas " nyai fatimah langsung memeluk zaki dengan erat
"Umi tenang ya jangan nanggis " sahut zaki dengan masih memeluk nyai
"Kita ke kamar abi sekarang ya " ajak zaki dengan menuntun nyai fatimah
Setibanya disana zaki langsung mendudukkan umi nya di kursi
"Mas abis oprasi ya " tanya kennan
Zaki mengangguk "kalian telpon ya.? "
Kennan mengangguk " tadi mba zalwa nelpon katanya ngak di angkat "
Zaki merabah celana dan jasnya " hp mas kayaknya ketinggalan di ruangan "
" Oya zalwa mana.? " tanya zaki yang baru sadar jika orang yang di bicarakan tidak ada
"Dia lagi ke bagian administrasi" sahut kennan
"Kami permisi dulu dok" ucap beberapa suster yang akan keluar dari ruangan itu
Zaki mengangguk pelan
"Mas umi kennan keluar dulu bentar ya " kennan keluar menuju kantin rumah sakit
"Mba nitip ngak mau ke kantin.? " tanya kennan ketika berpapasan dengan zalwa
Zalwa menganguk " ikut aja ya boleh kan mba belum makan soalnya " kennan mengangguk
Keduanya berjalan menuju kantin namun langkah zalwa terhenti ketika melihat annisa memberikan bekal pada resepsionis
"Mba kenapa.? " tanya kennan
"Itu kayak mba nisa " kennan melihat ke arah yang di tujuh
Benar saja itu memang annisa "ngapain dia nitip bekal.? "
"Mungkin temennya kerja disini, udah ayo umi lama nunggu " zalwa mengangguk mendengar ucapan kennan dan langsung pergi
.
.
.
.
.
" Sudah semua.? " zalwa mengangguk
" Yaudah ayo aba sama umma udah di sana " ucap zaki langsung masuk ke mobil yang di ikuti zalwa
Dalam perjalanan hp zalwa berdering
" Assalamu'alaikum bu aisyah " zaki langsung menoleh ke arah zalwa ketika mendengar nama aisyah
"ketemu? kapan buk.? " tanya zalwa dengan sesekali melirik zaki di samping nya
"Ohh iya buk bisa nanti kasih tau saja jam berapa "
"iya buk waalaikumsalam" zalwa langsung memasukan hpnya ke dalam tas
"besok buk aisyah mau ketemu aku izin keluar ya " zaki hanya mengangguk membalas ucapan zalwa
setibanya di rumah sakit keduanya langsung turun dan menuju ke ruangan kyai hasyim
"zalwa " panggil filzah
zalwa menoleh " dokter filzah "
"dokter zaki bisa pinjem zalwa nya bentar ngak " zaki mengangguk lalu mengambil barang yang di bawa zalwa
"jangan lama umma sama aba di sana " zalwa mengangguk mendengar penuturan zaki
"mau kemana.? " tanya zalwa binggung
"bantuin nyari berkas gue ilang " zalwa melihat filzah heran
"udah ayo " filzah menarik zalwa menuju ke ruangan zaki
"ngapain ke sini.? " tanya zalwa lagi
"masuk dulu nanti gue ceritain " filzah langsung menarik zalwa masuk yang ternyata disana sudah ada tama sama denis
"tadi selepas oprasi gue naruh data pasien di sini tapi pas di cek ngak ada dokter zaki udah nanyain bisa mati gue kalo ngak ketemu loe ngak tau betapa seremnya laki loe kalo marah plis bantuin gue "
"meraka.? " tanya zalwa pada tama dan denis yang tengah membuka laci
"kita udah nyari ngak tau ni orang narok nya di mana ruangan udah kayak kapal gini masih ngak ketemu" sahut tama kesal
"plis ini data pasien bantuin gue mati gue " zalwa mengeleng melihat kelakuan filzah
zalwa menaruh tasnya di meja namun kotak bekal di atas meja membuatnya binggung
"ini punya siapa.? " tanya zalwa pada mereka dengan menunjuk kotak bekal itu
sebenarnya walaupun tak di tanya ia tau itu punya siapa karna itu wadah bekal milik nya yang di rumah umma namun yang ia tanyakan apa itu dari annisa.?
"tanya ama zaki aja langsung" sahut denis dengan meletakan map map di bawah kursi
zalwa tersenyum " saya tau ini bekal punya saya tapi di rumah umma " ucapan zalwa membuat denis filzah dan tama terdiam
"ayo cari data nya bentar lagi magrib " sahut zalwa dengan mulai membuka satu persatu map itu
.
.
.
.
.
pagi ini zalwa kembali beraktivitas mengajar di pondok pesantren asshiddiqiyah namun hanya sebentar karna ia harus ketemu dengan bu aisyah
"aba zalwa pamit dulu ya " ucap zalwa dengan menyalami tanggan kyai abdul
"hati hati di jalan, sudah pamit sama umma.? " zalwa mengangguk
"sudah tadi pas umma keluar dia juga bilang katanya mba heni mau balik hari ini " kyai abdul mengangguk
"yasudah abah titip salam untuk kyai hasyim dan yang lain "
"iya aba zalwa pamit ya assalamu'alaikum"
"waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh"
zalwa langsung keluar dari pondok menuju pesantren darunnajah karna disana ia juga punya jadwal mengajar apalagi kennan juga di rumah sakit jadi tidak ada yang di pesantren
"mba nisa " panggil zalwa ketika melihat annisa berdiri di samping jalan
"zalwa kamu mau pulang.? " zalwa mengangguk sembari membuka pintu samping
"mba mau ke mana ? bawa bekal lagi " tanya zalwa dengan melihat wadah bekal yang berbeda
"iya mau ke temu temen kemaren denger abinya masuk rumah sakit jadi sekalian jenguk " zalwa mengangguk pelan
tapi hatinya tidak tenang dengan sesekali melirik annisa zalwa mencoba berpikir positif
"temen mba itu laki laki atau perempuan.? " tanya zalwa
"laki laki kita ketemu dulu di pesantren kamu inget kan sebelum abi meninggal mba dulu pernah masuk pesantren nah disitu kita ketemu " zalwa mengangguk pelan
"sudah lama ya mba itu zalwa masih SD " ucap zalwa dengan mempererat pegangan tangganya pada kemudi
setibanya di sana zalwa tidak ikut turun ia hanya mengantar annisa lalu ke pondok pesantren
"jangan bengong nanti jatoh baru tau " suara seseorang membuat zalwa menoleh
"dokter ngak di rumah sakit.? " tanya zalwa pada zaki yang berdiri di samping nya
"saya disini kennan disana " zalwa mengangguk lagi lalu melihat amplop yang di pegang zaki
"banyak banget dapet dari santri ya " zaki malah menyobek amplop amplop tersebut
"baca dulu dok siapa tau bukan surat cinta " zaki melihat zalwa
"jangan bikin saya mellow membaca surat ini di hukum biar mereka kapok karna telah lancang menulis surat " mendengar suara zaki yang tegas membuat nyali zalwa menciut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments