"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh , ning " sapa kedua santriwati yang tengah membereskan rumah
"Nias diana kalian apa kabar.? " tanya zalwa pada kedua santriwati itu
"Alhamdulillah ning baik, ning sendirian kesini pak dokter ngak ikut.? " tanya nias dengan menoleh ke belakang zalwa
Zalwa hanya tersenyum " dia lagi banyak kerjaan, oya rumah sepi abah sama umma mana.? "
Nias meletakan air minum di hadapan zalwa " kyai di pesantren kalo nyai sama gus ilham lagi nemenin ning heni kerumah sakit"
"Rumah sakit ? mba heni sakit.?" tanya zalwa dengan kaget
Diana mengeleng " ndak ning mereka te periksa apa tadi ya nias saya lupa"
"Mereka periksa kehamilan dian" jelas nias dengan mengeleng
"Hamil ? mba heni hamil ? alhamdulillah jadi mba heni beneran hamil, ya allah terimakasih akhirnya umma sama abah punya cucu"
"Iya ning, kita bedua te juga seneng mangkanya atuh bantuin beres beres rumah " sahut nias dengan senyum
"Kita mah disuru gus ilham nias " sahut diana yang membuat nias menyikut diana
Zalwa mengangguk dengan senyum " kalian memang harus bantu kasian nanti mba heni kecapean "
"itu di dapur siapa ?" tanya zalwa ketika mendengar bunyi benda
" ada mba nisa di dapur bantuin masak " zalwa mengangguk lalu beranjak
"yaudah saya ke pondok dulu nanti saya balik lagi " ucap zalwa dengan pergi menuju ke kantor pondok pesantren
.
.
"Bang alwi " panggil zalwa ketika menemukan abang terakhirnya itu
"Zalwa, apa - .? "
"Alhamdulillah baik bang abang gimana.? " alwi mengeleng mendengar sahutan adeknya itu
"abang tau keadaan mba heni.? " alwi mengangguk
"seneng deh bang akhirnya kita punya keponakan, abang ngak seneng ya kok dari tadi cuma manggut diam manggut aja.? " tanya zalwa dengan membalikan badan alwi agar mengadap nya
" abang seneng dek bahkan sampai senengnya semuanya abang yang kerjain kerjaan mas ilham semenjak istrinya hamil " tutur alwi
"bagus donk itu artinya mas ilham bisa fokus merawat mba heni biar mba heni ngak kecapean"
alwi menganguk lalu memberikan dua buku pada zalwa "berhubung kamu disini bantuin abang ngajar bentar ya soalnya abang ada proyek yang belum kelar kasian kan nanti abang ngak dapat job lagi "
Mendengar itu zalwa menganguk pasrah karna kasihan melihat alwi yang banyak kerjaan
.
.
.
Pagi ini zalwa kembali menjalankan aktivitasnya di pondok mengantikan ilham yang pergi ke kampung halaman istrinya kemarin
"mba mau kemana ? " tanya zalwa pada annisa yang membawa rantang
"astaghfirullah zalwa kenapa ngak salam dulu" ucap annisa dengan mengelus dadanya
"maaf mba lagian mba juga ngapain lirik le belakang segala"
"tadi ada si putih mba takut dia ikut " jelas annisa
zalwa mengangguk si putih adalah peliharaan mba heni sengaja di tinggal karna mba heni ngak akan sangup merawatnya
"mba mau kemana bawa bekal lagi ? " tanya zalwa yang masih kepo
"ini mau ke pasar sekalian anter makanan buat temen, kasian ngak ada yang ngurus udah ya mba jalan dulu nanti kesiangan " zalwa hanya mengangguk lalu memberi jalan agar annisa lewat
.
"Abah " kyai abdul menoleh
"assalamu'alaikum" zalwa nyengir mendengar sindiran abahnya itu sudah dua kali ia lupa mengucapkan salam
"waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh"
"biasain salam walaupun ketemu orang di jalan " nasehat kyai abdul
"iya abah maaf "
"jadi ngapain ke sini.? " tanya kyai abdul pada zalwa yang menyalimi tangganya
"Zalwa bantuin bang alwi kasian mas ilham sama bang nizam kan ngak disini" kyai abdul menghelai nafas
"Apa sudah izin ? "
Zalwa mengeleng dengan senyum " nanti zalwa kasih tau zalwa ke kelas dulu aba " zalwa langsung pergi meninggalkan Kyai abdul
.
.
.
.
.
.
.
"Zaki gue inget sekarang.? " ucapan denis membuat filzah yang tengah mencatat menoleh padanya
"Inget apaan.? " tanya filzah dengan melirik zaki
namun zaki tak perduli ia terus fokus pada lembaran kertas ronsen di depannya
"Ternyata perempuan yang ketemu di mall itu cewek yang nemenin zalwa waktu kecelakaan "
Filzah merasa binggung "zalwa perna kecelakaan.? "
Denis mengeleng pelan " bukan waktu itu loe yang obatin yang dia ngerengek itu inget ngak " jelas denis lagi
Filzah melihat zaki yang tidak terganggu sama sekali " sebelum zalwa jadi penerjemah.? "
Denis menjentikan jarinya " bener "
"Itu kalo ngak salah, mba nisa iya zalwa manggil nya mba nisa bener gue inget dia juga yang ngasi rantang buat dokter zaki kemaren " sahut filzah dengan yakin
Keli ini ucapan filzah membuat zaki tertarik "loe yakin.? "
Filzah mengangguk "emang ada hubungan apa loe sama nisa itu.? "
zaki mengeleng "dia cuma masa lalu "
filza melihat denis menaikan satu alisnya "bener.? "
denis mengangguk
"panjang ceritanya kalo mau di ceritain " sahut denis lagi
"intinya loe ngak perlu tau " sahut tama yang datang dengan wadah bekal di tanggangnya
"ni dia dateng lagi ngasi ini ngak enak nolak nya " tama meletakan wadah bekal di atas meja zaki
"terus orang nya mana.? " tanya denis dengan melihat keluar pintu
"udah pulang katanya buru buru " sahut tama lagi
plak.
" ngapain di buka itu buat zaki " ucap tama setelah mengeplak tanggan filzah
"cuma liat doang, lagian dia berani ngasi ini emangnya ngak takut zalwa marah " tanya filzah lagi
ucapan filzah membuat zaki meletakan berkasnya
"siapa yang mau makan.? "
ketiganya saling lirik lalu mengeleng
"yaudah kalo ngak mau gue buang " sahut zaki dengan mengambil rantang itu
"ehh kok di buang " cegat filzah
"mubazir dok jangan di buang, kenapa ngak di makan aja " sambung filzah lagi
"mau makan.? " ucap zaki dengan menyodorkan wadah itu pada filzah
filzah mengeleng pelan " ngak deh makasih orang ngasi dia dia ngasi orang lain lagi ."
"kasih ke pak rudi aja " sahut tama dengan membuka majalah
zaki mengangguk lalu membawah wadah itu keluar ruangan
"mas tama cewek itu sodaraan ya sama zalwa.? " tama melihat filzah lalu mengangkat kedua pundaknya
"mungkin cuma mondok di pesantren aja mana mungkin ngak tau kalo sodaraan " sahut denis lagi
"mas jadi ngak ke pondok darunnajah hari ini.? " tama mengangguk
"jadi loe nis ikut ngak.? " denis mengeleng
"nanti siang ada yang kontrol ngak enak udah ada janji juga " ucapan denis mendapat angukan dari tama
.
.
.
.
.
من أي بلد حضرتك؟
"min 'ayi balad hadaratuki. ? " tanya zalwa pada santri yang berdiri di hadapan nya
( kamu berasal dari mana)
لقد جئت من جاكرتا
"laqod jit min jakarta " sahutnya
(saya berasal dari jakarta)
zalwa tersenyum dengan menganguk
اجلس لطفا
" ajlis lutfa" sahut zalwa lagi
(silakan duduk)
من التالي
"min altaali " ucap zalwa pada santri di hadapannya
(siapa berikut nya)
tok tok tok ketukan di pintu membuat zalwa segerah menoleh
"assalamu'alaikum , maaf ning pak kyai _" mendengar akbar zalwa langsung berlari meninggalkan kelasnya
"assalamu'alaikum, umi abi kenapa.? " tanya zalwa pada nyai fatimah yang tengah memeluk kyai hasyim
"umi ngak tau tiba tiba udah jatuh " jelas nyai fatimah dengan membantu akbar, rasyid dan beberapa santri lainnya mengangkat kyai
"zalwa kamu kabari kennan ya bilang kita bawa abi ke tempat mas zaki " zalwa mengangguk lalu menghubungi kennan
setelah menghubungi kennan zalwa langsung bergegas keluar
"ning tas nya " zalwa langsung mengambil tasnya yang ia tinggalkan di kelas
"makasih ya mawar " zalwa langsung masuk ke mobil untuk membawa kyai hasyim ke rumah sakit
semoga kalian sehat selalu...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments