"Assalamu'alaikum" suara zalwa membuat nyai fatimah langsung menoleh ke sumber suara
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, zalwa sama siapa kesini. ? "
Zalwa langsung mencium tangan nyai fatimah " sama dina dan akbar tapi mereka lagi bantuin kennan di parkir "
"Abi gimana keadaannya.? " tanya zalwa dengan melihat kyai hasyim yang tengah tertidur
"Alhamdulillah sudah lebih baik tapi harus banyak banyak istirahat kolestrol dan darah tingginya juga sudah stabil" jelas nyai fatimah
Zalwa menganguk lalu duduk di kursi yang berada di belakang nyai fatimah
zalwa melirik tas yang terbuka di samping nyai fatimah tas yang selalu nyai fatimah bawah
"umi udah sholat dhuhur ?" tanya zalwa karna tak menemukan mukena di tas nyai
"astaghfirullah, untung kamu ingetin tadi pas azan ada dokter jadi umi lupa " sahut nyai fatimah dengan mengambil tas nya
"astaghfirullah mukena umi juga lupa bawa " zalwa memberikan mukena nya pada nyai fatimah "yaudah umi sholat aja dulu abi biar zalwa yang jaga "
Nyai fatimah mengangguk lalu berdiri namun ia malah mendekati zalwa mengelus kepala zalwa yang berbalut jilbab hitam " Maaf kan umi dulu umi ngak suka sama zalwa sekarang umi tau kenapa abi ingin menikahkan kalian maaf kan umi ya "
Zalwa menarik tanggan nyai fatimah " maafkan zalwa juga umi yang belum bisa menjadi mantu seutuhnya "
Nyai fatimah mengangguk " umi faham, umi sholat dulu ya titip abi"
Zalwa tersenyum mengiringi kepergian nyai fatimah ia bukannya tak tau jika dulu nyai fatimah tak begitu suka dengannya itu pun karna ulahnya yang mengajukan perjanjian
Sekarang ia senang jika menrtunya itu sudah menerimanya terlepas ia akan berpisah atau tidak dengan zaki
Mengingat itu membuat zalwa menghembuskan nafas lelah entah sampai kapan kehidupan nya akan begini dulu ia selalu bercita cita ingin pernikahan nya seperti aisyah dan rasululloh
Tapi seketika semesta menyadarkan nya jika ia belum seperti aisyah dan tak mungkin memiliki suami yang baik seperti rasululloh
.
"Assalamu'alaikum" suara dina dan akbar membuat zalwa sadar dari lamunan
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"
Dina dan akbar yang datang dengan tas yang mereka bawah dari pondok untuk keperluan nyai fatimah selama di rumah sakit
" Kennan mana.? " tanya zalwa dengan mengambil tas di akbar
"Tadi ada perempuan ning jadi mereka bicara dulu " ucapan akbar membuat zalwa merasa aneh
Pasalnya kennan bukan seperti zaki yang welcome dengan perempuan mana pun kennan amat menjaga jarak terutama dengan lawan jenis
"bu nyai mana. ? " tanya dina pada zalwa
"sholat ashar di mushola depan yaudah kalian duduk dulu pasti haus kan saya mau beli minum sebentar"
"Ning ikut boleh " zalwa menganguk mendengar ucapan dina
"Akbar titip kyai ya " akbar menganguk dengan patuh
.
.
.
"Ini ruangannya " tanya annisa
Kennan menganguk lalu masuk ke dalam ruang rawat inap "assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" sahut akbar dengan langsung berdiri
"yang lain mana.? " tanya kennan karna yang ia tau ada umi dina dan iparnya
"Mereka lagi beli minum gus kalo bu nyai lagi sholat di mushola depan " sahut akbar
"sudah berapa lama pak kyai di rawat.?" tanya annisa dengan melihat kennan
"baru kemaren sore " jawab kennan dengan duduk di samping kyai hasyim
annisa mendekati brangkar "pak kyai sakit apa. ? " tanya annisa lagi pada kennan dengan sesekali melirik kyai hasyim yang tertidur
" kolesterol sama tekanan darahnya naik " sahut akbar yang berada di samping annisa
Sedangkan kennan hanya menganguk
Annisa yang memang sudah tau dari awal sifat kennan hanya tersenyum " ini buat pak kyai bilangin ada nisa ke sini maaf ngak bisa lama lama ya "
Akbar mengambil buah tanggan yang di berikan annisa
"Trimakasih" sahut akbar
"Kennan jangan terlalu menutup diri nanti ngak ada yang mau sama kamu " usai berucap itu annisa langsung pergi dari ruangan itu
"Beda ya gus sama ning zalwa " ucapan akbar membuat kennan menoleh
"Saya tau kok gus kenapa pak kyai ngotot nikahin gus zaki sama ning zalwa" Kennan mendekati akbar
"Apa yang kamu tau.? " tanya akbar dengan selidik

Akbar tersenyum geli "gus kennan masa ngak tau "
Kennan menggeleng " bener saya ngak tau terlepas dari kejadian waktu itu"
Akbar mengaruk kepalanya yang tak gatal " alamak keceplosan " ucapnya dengan berbisik
.
.
.
.
.
.
.
.
" jadi besok sudah boleh pulang.? " dokter feri menganguk
"bisa asal makanan sama jam istirahat nya di jaga untuk aktivasi sebaiknya di kurangi ya dok " zaki menganguk
"ini resep obat nya " zaki mengambil kertas yang diberikan dokter feri
"terimakasih dok saya permisi dulu " dokter feri menganguk
setelah keluar dari ruangan dokter feri zaki langsung ke apotik untuk menebus obat abi nya
"mas zaki.? " zaki menoleh ketika namannya di sebut
"annisa ? ngapain ke sini siapa yang sakit.? " tanya zaki dengan mendekati annisa
annisa tersenyum " ngak ada ini habis jenguk abi kamu "
"jenguk abi.? " tanya zaki lagi
annisa menganguk " iya kemaren ngak sengaja ketemu denis lagi beli buah buat abi kamu pas nanya ternyata abi kamu sakit "
mendengar penjelasan annisa zaki tersenyum "dokter zaki " suara apoteker terdengar membuat zaki berbalik badan langsung mengambil obat
"tunggu tunggu dokter zaki.? jadi mas zaki ini dokter.? " tanya annisa ketika zaki kembali
zaki menganguk pelan
"wah ngak nyangka ya udah jadi dokter sekarang udah terwujud dong cita citanya berarti tinggal cari istri ni " goda annisa membuat zaki tersadar lalu melihat jarinya yang ternyata tidak memakai cincin
" nanti kalo udah nikah pasti ada cincinnya mas sekarang biarin kosong dulu" namun godaan annisa tak membuat zaki tersenyum
"nisa saya masuk dulu ya lupa obat nya di tunggu " tampa menunggu jawaban annisa zaki langsung pergi
.
.
.
.
.
"nyariin apaan.? " tanya filzah yang melihat zaki mengubah abik seragam scrub (scrub suits )
Seragam scrub (scrub suits)
Seragam scrub atau yang di sini dikenal sebagai seragam ruang operasi, merupakan jenis pakaian sanitasi yang dikenakan oleh dokter bedah, bidan, maupun perawat sebelum memasuki ruang operasi.
tak menemukan sesuatu yang ia cari zaki lantas langsung ke ruangannya yang di susul filzah karna merasa binggung apa yang di cari zaki
"alhamdulillah" sahut zaki ketika mendapatkan cincin di laci mejanya
"nyari cincin.? " tanya filzah
" bilang dong dari tadi biar di bantuin nyari " sambung nya lagi
"ngapain ke sini.? " filzah yang di tanya malah duduk di kursi
" menurut dokter zaki ni tentang pasien ini gimana.? " filzah menyerahkan data pasien yang ia tanggani
"semuanya baik hanya saja, coba kamu rontgen thorax biar semua nya pasti karna saya tidak melihat adanya penyakit jika hanya mendengar keluhannya" jelas zaki
( Rontgen dada atau rontgen thorax adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik guna menampilkan gambaran bagian dalam dada. Melalui rontgen dada, kamu dapat melihat gambaran jantung, paru-paru, saluran pernapasan, pembuluh darah dan nodus limfa)
filzah menganguk "atau bila perlu kamu ct scan aja biar lebih jelas " mendengar itu filzah kembali menganguk
"trimakasih dok akan saya lakukan saya pamit dulu" sahut filzah
Dr. zaki hasyim muzadi Sp. PD (spesialis penyakit dalam)
Dokter penyakit dalam secara khusus mempalajari sistematik bagian tubuh dalam manusia, sehingga hampir semua penyakit yang bisa timbul akibat dari kondisi tubuh bagian dalam yang tidak baik dapat ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam
berbeda dengan denis yang memiliki gelar
Dr. denis ali Sp.A
sedangkan tama memiliki gelar dr. sutama perwira dokter umum begitu juga dengan filzah dr. hafilzah perwira
.
.
.
.
"zalwa zalwa nak bangun " guncangan di tubuh zalwa membuat nya membuka mata
"umi "
"bangun sudah magrib kamu ngak pulang.? " zalwa membenarkan posisinya di kursi melihat badanya yang ternyata memakai jaket zaki
sedangkan zaki kini tengah menyuapi kyai hasyim makan
"maaf umi zalwa ketiduran " sahut zalwa lagi
"ngak papa zaki mau pulang kerumah kamu ikut zaki pulang ke rumah ya ngak usah tinggal di apartemen dulu" zalwa hanya menganguk mendengarkan penuturan nyai karna tidak mungkin dalam keadaan begini ia menolak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments