eps 10

Zaki melihat orang orang berlalu lalang disekitarnya sembari menikmati secangkir kopi di hadapannya

" Denis masih lama " tanya tama dengan meletakan peperbec yang tertera nama sebuah toko kosmetik

"Beli kosmetik.? " tanya zaki dengan melihat isi dalam belanjaan tama

"Titipan adek gue ini aja malunya setengah mati di liatin kasir itu " sahut tama membuat zaki tersenyum

"Untung tadi ngak ikut" sahut zaki

Keduanya mengobrol asik hingga pandangan zaki mengarah ke perempuan

"Kenapa.? " tanya tama dengan melihat zaki berdiri

Zaki beranjak " bentar ya "

Tama hanya melihat zaki tampa minat mengejarnya

.

.

.

.

"Annisa " panggil zaki membuat wanita itu menoleh

"Ya " sahutnya dengan melihat zaki

seketika zaki terdiam melihat wanita di depannya ini annisa wanita yang selama ini ia tunggu walaupun ia tau jika annisa mondok di pesantren asshidiqiyah namun ia tak berani manemuinya langsung yang ia tau jika pada saat acara pernikahan nya annisa tak berada disana

Pernikahan

Seketika zaki menunduk hatinya terasa ada sesuatu yang mengganjal saat ingat bahwa ia tak bisa bersama dengan wanita di hadapan itu

"Siapa ya.? " tanya annisa yang menyadarkan zaki

"saya _"

"Bentar bentar " annisa melihat zaki lebih teliti seketika senyum nya mengembang

"Mas zaki ya ? iya benar mas zaki " zaki mengangguk dengan senang

"Ya ampun apa kabar mas " sahut annisa dengan mengulurkan tangannya

"Alhamdulillah baik " zaki menyambut uluran tangga annisa

"Kesini sama siapa.? " tanya zaki dengan melihat sekitar karna melihat annisa sendirian

"Sendiri mas ambil kue buat sodara " zaki mengangguk sembari melihat kue yang di tanggan kiri annisa

"Loe disini.? " suara seseorang mengagetkan keduanya

"Siapa.? " tanya denis yang merasa tidak asing dengan wanita di depan zaki

Zaki langsung memperkenalkan keduanya

"Denis " sahut denis dengan menyalami tanggan annisa

"annisa mas"

"Oya nisa mau makan bareng kita kebetulan kita lagi makan di dekat sini ? " tawar zaki membuat denis langsung menoleh padanya

annisa mengeleng "ngak deh lain kali aja lagian ini juga udah ada yang jemput ngak enak di tungguin di parkiran duluan ya "

"kayak ngak asing ya.? " ucap denis membuat zaki menghentikan langkanya

"perna ketemu.?"

denis mengangkat kedua pundaknya "entahlah lupa "

.

..

.

.

.

"Lama banget.? " tanya zalwa ketika annisa masuk ke mobil

"Maaf tadi ketemu temen lama ngobrol bentar " tampa banyak bertanya lagi zalwa langsung menjalankan mobilnya menuju rumah

Mobil zalwa berhenti di depan gerbang ketika melihat heni yang menunggu nya

"Ada kuenya.? "

Zalwa langsung mengangguk " ada mba tu di belakang "

Heni langsung membuka pintu belakang dan mengambil kuenya

"Buru buru banget mba.? " tanya annisa dengan ikut keluar mobil

"Sebelum mas ilham pulang kue harus udah siap. " sahut heni dengan bergegas masuk

"Suami kamu ngak ke sini.? " zalwa mengangkat kedua pundaknya

"Ajak kesini sekalian mbak mau kenalan " zalwa hanya tersenyum karna ia tak tau apaka zaki bisa datang atau tidak

Karna yang ia tau hari ini zaki ada urusan dengan temannya entah teman yang mana

.

.

.

.

.

.

.

"Jadi dia cinta monyet loe..? " zaki hanya menganguk sekilas tampa minat menjawab ucapan denis

"Tapi seperti yang terjadi gue ngak mungkin bisa " denis mendekati zaki yang sedang melihat pemandangan kota

"Loe lebih mengerti tentang agama dari pada gue gue cuma bisa kasih saran pertahankan sesuatu yang udah jadi milik kita karna kita ngak perna tau kapan ia akan pergi "

"ngambil kutipan dari mana loe " sahut tama dengan menyerahkan kaleng minuman soda yang ia ambil dari dalam kulkas zaki

"sirik aja loe " sahut denis tak tarima

tama hanya tertawa " sorry sorry sensi amat sih "

"lagian orang lagi serius dia bercanda " denis membuka kaleng dan langsung meminumnya

"jangan ambil banyak itu minuman kesukaan zalwa " ucapan zaki membuat denis dan tama saling pandang

"iya iya, lagian denis bener kok bukanya tadi kalian bilang dia pakai jilbab tapi nggak masalah bersentuhan dengan lawan jenis beda dengan istri loe itu aja udah jadi bahan pertimbangan menurut gue "

zaki terdiam mendengar penuturan tama hingga deringan hp nya terdengar

"assalamu'alaikum abi "

" ya ken saya kesana sekarang " zaki bergegas mengambil kunci mobil di meja

"mau kemana.? " tanya denis

"rumah sakit" mendengar itu tama dan denis langsung mengejar zaki keluar apartemen

.

.

.

.

"gimana keadaan abi.? " tanya zaki ketika tiba di dekat umi dan kennan

"masih di priksa mas " sahut kennan

"kenapa ngak di angkat.? " ucap zaki membuat kennan menoleh

"telpon mba zalwa.? lagi sholat ashar di mushola depan " zaki menghentikan aktivitas nya ketika tau jika zalwa sudah disini

"yang piket siapa.? " tanya tama pada denis

denis melihat tama dengan kesal " sodarah loe "

mendengar itu tama hanya menyengir "sodara sendiri yang jaga masa ngak tau " grutu denis dengan pelan

"astaghfirullah" tama menepuk pelan kepalanya

"kenapa lagi.? " tanya denis

"belanjaan filzah ketinggal di apartemen zaki " denis menggeleng pelan tak habis pikir dengan temannya ini

"filzah di dalem habis loe " ucapan denis semangkin membuat tama lesu

suara pintu terbuka membuat mereka kompak berdiri " alhamdulillah pasien sekarang dalam keadaan baik baik saja kita hanya menunggu pasien sadar " sahut filzah dengan tersenyum

"trimakasih dokter filzah " ucap zaki

filzah tersenyum "sama sama dok saya pamit dulu "

"mas urus kamar dulu ya " sahut zaki pada kennan dan umi fatimah

.

.

"zalwa " zalwa menoleh mendengar namanya di panggil

"ngapain.? " tanya zaki karna melihat zalwa menyerahkan sejumlah uang untuk administrasi

"bayar kamar " zaki melihat suster eni yang jaga di administrasi

"biar saya aja sus balikin aja " ucap zaki dengan menyerahkan kartu atm

"la tapi kan udah di bayar " sahut zalwa tak terima dengan menunjukan kwitansi pembayaran

zaki langsung mengambil uang di meja suster eni dan memberikan nya pada zalwa " bayar nya lain kali aja ya sekarang temenin umi gih umi kesepian " zaki sedikit mendorong zalwa agar pergi dari sana

"alamir matruk lak ( terserah kamu ) " ucap zalwa dengan pergi dari situ

"zalwa jangan ngomel pakai bahasa arab " ucapan zaki malah membuat suster eni tersenyum

"dok istri nya suka ngomel pakai bahasa arab ya.? " pertanyaan suster eni malah membuat zaki melotot

"iya iya maaf dok" suster eni terus tersenyum sembari mencatat nama pasien

"ngak usah senyum senyum kamu " tegur zaki

"dok ngak ada panggilan khusus untuk istrinya.? " tanya suster eni lagi ketika mengembalikan atm zaki

"kepo " sahut zaki dengan pergi dari sana

"seneng banget kayaknya.? " tanya mira dengan meletakan lembar pemeriksaan obat

"iya tadi istri nya dokter zaki ngomel pakai bahasa arab dokter zaki jadi kesal " ucapan sister eni membuat dokter mira tersenyum kecut

.

.

.

.

.

.

..

.

.

.

maaf karna jarang update.

jangan lupa komen like ya makasih ganteng cantik

.

^^^.^^^

Terpopuler

Comments

Ayu Kasuma 2

Ayu Kasuma 2

kan zaki dulunya cinta hatinya blum bisa move on

2022-11-17

0

Sofie

Sofie

anisa ny ko rebiutan,, tpi aslinya ng alim2 bnget,, kya biasa aj

2022-11-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!